Sehati Kehamilanku

Pandemi Covid-19 membuat perubahan besar dalam berbagai hal. Termasuk dalam tata cara pemeriksaan kehamilan dan prosedur persalinan. Sebab sampai saat ini, pengetahuan tentang virus corona dan Covid-19 terutama hubungannya dengan kehamilan dan janin masih terbatas. 

Dari informasi yang terhimpun hingga saat ini diketahui bahwa meski fatality rate (tingkat kematian yang ditimbulkan) Covid-19 lebih rendah jika dibanding SARS dan MERS, efeknya pada ibu hamil bisa cukup serius. Dipercaya bahwa ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit berat, morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan orang lain atau populasi umum. 

Di Indonesia, prosedur persalinan ini diatur oleh Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) mengacu pada peraturan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI. 

Lalu apa saja yang bisa dipersiapkan ibu hamil menjelang persalinannya? 

Cari tahu prosedur persalinan di fasilitas kesehatan Bunda

Meski prosedur umum persalinan di tengah pandemi Covid-19 sudah diatur oleh pemerintah, beberapa fasilitas kesehatan mungkin saja menerapkan prosedur yang sedikit berbeda. Misalnya, beberapa rumah sakit mewajibkan ibu hamil untuk menjalani pemeriksaan swab atau PCR di usia 37 minggu kehamilan. 

Beberapa fasilitas kesehatan hanya menyarankan pemeriksaan darah dan foto thorax untuk mengetahui ada tidaknya infeksi virus corona dalam tubuh ibu hamil. POGI sendiri memperbolehkan pemeriksaan rontgen thorax pada ibu yang usia kehamilannya sudah memasuki trimester ketiga. Tentu saja biaya pemeriksaan ini akan dibebankan kepada ibu hamil. Jadi, bersiap dengan dana ekstra ya Bunda. 

Beberapa pertanyaan yang bisa Bunda tanyakan ke faskes yang akan menangani persalinan Bunda adalah sebagai berikut: 

• Bagaimana prosedur pemberian ASI? Apakah memungkinkan untuk Inisiasi Menyusui Dini (IMD)? 
• Berapa orang yang dapat mendampingi Bunda di ruang persalinan?
• Adakah pasien positif Covid-19 di fasilitas kesehatan ini, jika ya bagaimana fasilitas kesehatan memisahkan pasien yang positif Covid-19 dan pasien umum?
• Bagaimana penanganan bayi baru lahir di fasilitas kesehatan tersebut untuk mencegah penularan Covid-19 pada bayi?

Jangan ragu untuk menggali jawaban dari pertanyaan tersebut, baik dengan bertanya kepada petugas yang ada ataupun dengan mengecek kondisi fasilitas kesehatan secara langsung. 

Sediakan teknologi yang bisa membantu Bunda. 

Cobalah untuk memanfaatkan perangkat teknologi yang Bunda miliki untuk membantu baik sebelum, selama maupun setelah persalinan. Misalnya saja, meski fasilitas kesehatan tidak memperbolehkan kehadiran orang lain selain pasangan di ruang bersalin, Bunda bisa menggunakan smartphone untuk mendapatkan support dari doula atau kerabat dekat lainnya. Kehadiran mereka, meski secara virtual, dapat memberi dukungan moral yang sangat berarti bagi Bunda. 

Menjelang persalinan, pastikan Bunda dapat menggunakan teknologi tersebut dengan nyaman. Pastikan paket data aktif dan tersedia ya, Bun. Selain itu gunakan penyangga untuk memasang smartphone tersebut di ruang persalinan. Sediakan pula kabel charger serta mobile charger agar baterai smartphone dapat segera diisi ulang. 

Selalu utamakan keselamatan.

Jika ternyata dalam usaha mencari tahu prosedur persalinan di fasilitas kesehatan Bunda menemukan ketidaksesuaian dengan harapan atau prosedur yang sudah ditentukan pemerintah, tidak ada salahnya mencari pilihan fasilitas kesehatan lain. Akan tetapi, pastikan Bunda tetap memperhatikan keselamatan. Sebaiknya Bunda tidak mengambil risiko tinggi misalnya dengan memilih fasilitas kesehatan yang jauh dari tempat tinggal Bunda. 

Ingatlah bahwa ketika berpindah fasilitas kesehatan, berarti semua catatan kesehatan Bunda pun perlu tercatat di tempat yang baru. Jika merasa tidak nyaman melahirkan di Puskesmas dan Bunda memutuskan untuk melahirkan di bidan praktik, pastikan Bunda tidak memiliki faktor risiko yang dapat menyulitkan persalinan, misalnya preeklampsia atau diabetes gestasional. 

Persiapan pascapersalinan.  

Penerapan social distancing selama pandemi Covid-19 bisa membuat ibu merasa kesepian dan merasa kurang mendapat dukungan setelah melahirkan. Padahal di masa ini ibu lebih berisiko mengalami baby blues dan depresi pascapersalinan. Cari dukungan, meski secara virtual, baik dari orang-orang terdekat Bunda maupun dari tenaga profesional jika memang diperlukan. Berbagi tugas dengan suami, bahkan sebelum si kecil hadir. 

Persiapkan pula segala kebutuhan si kecil. Pastikan ketersediaan popok, tisu basah atau kapas, untuk kebutuhan sebulan ke depan. Bunda bisa berbelanja secara online dan mempersiapkan segala kebutuhan bayi, sebulan sebelum persalinan. 

Demikian beberapa persiapan bagi ibu yang akan melahirkan di tengah kondisi pandemi ini. Semoga sehat dan aman selalu ya, Bunda.