Categories: PersalinanProses

Gawat Janin saat Kehamilan dan Persalinan, Ini Tandanya

Gawat janin adalah kondisi yang terjadi saat asupan oksigen untuk janin dalam kandungan terhambat. Biasanya kondisi ini terjadi dalam proses persalinan dan di trimester ketiga kehamilan. Kurangnya asupan oksigen bisa menyebabkan turunnya denyut jantung janin (DJJ) yang bisa berakibat fatal bagi janin. 

Apa penyebab gawat janin?

Gawat janin bisa disebabkan oleh beberapa hal berikut ini: 

  • Komplikasi yang dialami oleh ibu hamil 
  • Lepasnya plasenta atau solusio plasenta 
  • Tali pusat terjepit/terhimpit
  • Infeksi pada janin 
  • Air ketuban mengandung mekonium atau kotoran/feses yang dikeluarkan janin 
  • Adanya kelainan bawaan pada janin
  • Tekanan pada beberapa pembuluh darah utama yang membuat asupan oksigen berkurang 

Komplikasi pada ibu hamil yang bisa meningkatkan risiko terjadinya gawat janin adalah: 

  • Terhambatnya pertumbuhan janin dalam kandungan 
  • Hidramnion (kelebihan air ketuban) atau oligohidramnion (kondisi air ketuban yang terlalu sedikit)
  • Preeklampsia atau eklampsia 
  • Diabetes gestasional 
  • Perdarahan antepartum
  • Infeksi terutama yang berhubungan dengan kehamilan
  • Ketuban pecah dini
  • Kehamilan yang kedua atau lebih 

Tanda-tanda gawat janin?

Gejala gawat janin atau fetal distress memang sulit dilihat secara kasat mata. Salah satu indikasi yang bisa dilihat untuk melihat adanya kondisi gawat janin adalah denyut jantung janin. 

Janin yang sehat dan sejahtera di dalam rahim akan memiliki denyut jantung yang kuat, stabil, dan merespon kontraksi maupun gerakan dengan baik. Hal ini bisa diketahui lewat pemeriksaan menggunakan alat yang disebut cardiotocography. Alat ini memonitor denyut jantung janin, kontraksi rahim, dan gerakan janin, sekaligus melihat koneksi antara ketiga indikasi tersebut untuk melihat apakah janin dalam kondisi yang baik. 

Jika cardiotocography hanya bisa dilakukan oleh dokter atau bidan di fasilitas kesehatan, maka Bunda dapat mengecek gerakan/tendangan janin secara mandiri. Dokter biasanya akan meminta Bunda untuk mengawasi dan menghitung ada atau tidaknya 10 gerakan dalam kurun waktu dua jam. Bila gerakan janin kurang dari 10 dalam waktu dua jam, Bunda bisa mengonsumsi air/makanan bergula untuk melihat ada tidaknya reaksi. Jika tidak, Bunda bisa segera berkonsultasi dengan dokter. 

Selain itu, jika kehamilan Bunda sudah di trimester tiga, maka salah satu tanda gawat janin yang bisa dilihat adalah mekonium atau kotoran bayi di cairan ketuban. 

Apa yang bisa Bunda lakukan?

Untuk membantu memperlancar aliran oksigen ke janin dokter akan menganjurkan Bunda untuk tidur dengan posisi miring ke kiri, terutama di semester kedua dan ketiga. Tidur telentang tidak dianjurkan karena dapat menekan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari bagian bawah tubuh kembali ke jantung. 

Jika Bunda merasakan adanya perubahan pada pola gerakan janin atau gerakan janin tidak sebanyak biasanya, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter atau bidan. Salah satu saran yang akan diberikan dokter adalah konsumsi minuman bergula untuk mendorong gerakan bayi. 

Jika Bunda memeriksakan diri ke dokter maka Bunda akan melalui pemeriksaan USG dan CTG untuk melihat apakah benar kandungan Bunda mengalami gawat janin. Tindakan yang akan dilakukan di dokter biasanya adalah infus cairan untuk membantu asupan oksigen dalam aliran darah Bunda. Hal ini dilakukan sampai denyut jantung janin Bunda kembali normal. 

Jika beberapa teknik tersebut tidak berhasil, dokter bisa saja menganjurkan tindakan persalinan segera, biasanya dengan cara caesar.

dr. Ferry Darmawan, SpOG

Dokter Ferry Darmawan, SpOG adalah dokter spesialis kandungan dan kebidanan yang telah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Ia menempuh pendidikan kedokteran dan spesialisasi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saat ini, Dokter Ferry melakukan pelayanan di Jakarta, yakni RSPAD Gatot Soebroto, RS Satya Negara, dan Pusat Fertilitas Bocah Indonesia (RS Awal Bros Tangerang). Dokter Ferry juga aktif sebagai staf pengajar dan pelatih bedah mininal invasif ginekologi di RSPAD Gatot Soebroto. Berbagai pelatihan dan seminar internasional pernah diikutinya antara lain International Society for Gynecologic Endoscopy Intensive Week di Jakarta pada 2019, Transvaginal NOTES Endoscopic Training Course di Thailand pada 2017, serta Pelatihan Bedah Minimal Invasif di Jerman pada 2016. Dokter Ferry juga pernah menjadi pembicara dalam ESGE Annual Congress di Turki pada tahun 2017 dan beberapa pertemuan ilmiah lain di dalam dan luar negeri. Tak hanya itu, saat ini Dokter Ferry juga aktif dalam Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dan menjabat sebagai Sekretaris Kelompok Kerja Endoskopi.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

3 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

3 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

3 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

3 years ago