Categories: PascaPersalinan

BAB Setelah Melahirkan? Ini Caranya Agar Lebih Nyaman

Selamat akan kelahiran si kecil. Lega rasanya telah melalui proses persalinan, yang mungkin penuh drama, dan akhirnya bisa bertemu dengan si kecil. Menggendongnya, mendekapnya, menyusuinya. Ah, lega… 

…sampai Bunda harus ke toilet dan buang air besar untuk pertama kalinya setelah melahirkan. Bunda pun ragu, bagaimana kalau saya perlu mengejan dengan keras? Apakah rasanya akan sakit? Bagaimana dengan jahitan di perineum? Lalu bagaimana juga dengan luka caesar di perut? 

Ya, mau tak mau, Bunda tetap menjalani kewajiban yang satu itu kan? Untuk Bunda, beberapa cara ini bisa membantu meredam kekhawatiran soal buang air besar setelah melahirkan. 

Konsumsi pencahar

Jika melahirkan di Klinik Bersalin atau Rumah Sakit, Bunda mungkin akan ditawarkan untuk mengonsumsi obat pencahar yang dapat melunakkan feses. Obat jenis ini umumnya aman dikonsumsi, bahkan jika Bunda menyusui

Sebagai catatan, pelunak feses ini bekerja dengan cara yang berbeda dari pencahar yang memicu rasa mulas. Obat pelunak feses ini akan menambah air pada kotoran sehingga membuatnya lebih lunak dan mudah dikeluarkan. Sementara pencahar stimulan bekerja dengan mendorong usus untuk berkontraksi dan membuat Anda mulas. Pelunak feses tidak untuk digunakan dalam jangka panjang, hanya dikonsumsi setelah melahirkan. 

Konsumsi cukup air 

Proses persalinan bisa diibaratkan sebuah perlombaan marathon, loh Bun. Jadi segera penuhi asupan minuman setelah melalui persalinan. 

Cairan ini diperlukan untuk pergerakan usus. Ketika melewati usus besar, lapisan usus akan menyerap air dalam makanan, sambil mencerna dan menyerap nutrisi di dalamnya. Asupan cairan yang cukup akan membantu menciptakan tekstur kotoran yang lebih lunak, sehingga mudah dikeluarkan. 

Selain minum air putih, Bunda juga bisa mengonsumsi air kelapa yang kaya akan kalium. Hal ini membuat air kelapa berfungsi seperti minuman elektrolit alami. 

Konsumsi makanan yang melancarkan BAB

Beberapa buah-buahan seperti prune, pepaya, naga merah, mengandung serat yang bisa mendukung kelancaran BAB. Selain itu Bunda juga bisa mengonsumsi air hangat, sereal yang diperkaya dengan serat atau menambahkan suplemen serat ke dalam minuman. Sistem pencernaan Bunda mungkin akan bekerja lebih lambat di minggu pertama setelah persalinan dan sembelit bisa saja dialami di 3 bulan setelahnya. 

BAB seperti anak kecil 

Ambil dingklik kecil dan letakkan di depan toilet, dan letakkan kaki Anda di atasnya. Posisikan kedua siku tangan Anda di atas lutut dan condongkan tubuh Bunda ke depan. Semakin condong semakin baik. Posisi ini membuat gerakan usus terstimulasi dan membantu tubuh mengeluarkan feses hingga tuntas. 

Fokus pada pernapasan

Aturlah napas saat buang air besar. Berbeda halnya ketika mengejan di fase akhir persalinan, yang perlu Bunda lakukan adalah ambil napas dan kemudian keluarkan perlahan sembari mendorong feses Sebaiknya Bunda tidak mengejan terlalu keras, tetapi tetap kontrol kekuatan saat mendorong, terutama jika Bunda mengalami jahitan pada perineum. 

Bersihkan dengan lembut

Di minggu pertama dan kedua setelah persalinan, Bunda bisa menggunakan botol perineal irrigation atau botol peri. Jika tidak bisa menemukannya, Bunda bisa menggunakan botol semprot. Isi botol dengan air hangat dan bersih, kemudian keringkan dengan tisu. Jangan digosok ya Bun, cukup tepuk-tepuk lembut hingga kering. 

Catat jadwal Anda

Ingat kapan terakhir kali Anda BAB setelah melahirkan? Jangan-jangan belum sama sekali. Dengan mencatat Bunda akan melihat seberapa sering Anda BAB, apakah sehari sekali, dua hari sekali, atau tiga hari sekali. Saat melewati jadwal BAB, Bunda akan segera tahu dan dapat mengatasinya dengan tepat dan cepat, sebelum terjadi masalah yang lebih besar.

Banyak juga ditemukan Bunda yang menahan tidak BAB karena takut atau khawatir merusak jahitan. Menahan BAB malah dapat menyebabkan feses semakin keras sehingga sulit dikeluarkan. Sebaiknya Bunda tetap BAB seperti biasa.Sembelit pasca persalinan bisa terjadi dan mungkin saja menyebabkan masalah yang lebih serius seperti wasir. Ingatlah bahwa mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Hindari masalah yang lebih serius dengan menjalani langkah-langkah di atas. 

dr. Ferry Darmawan, SpOG

Dokter Ferry Darmawan, SpOG adalah dokter spesialis kandungan dan kebidanan yang telah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Ia menempuh pendidikan kedokteran dan spesialisasi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saat ini, Dokter Ferry melakukan pelayanan di Jakarta, yakni RSPAD Gatot Soebroto, RS Satya Negara, dan Pusat Fertilitas Bocah Indonesia (RS Awal Bros Tangerang). Dokter Ferry juga aktif sebagai staf pengajar dan pelatih bedah mininal invasif ginekologi di RSPAD Gatot Soebroto. Berbagai pelatihan dan seminar internasional pernah diikutinya antara lain International Society for Gynecologic Endoscopy Intensive Week di Jakarta pada 2019, Transvaginal NOTES Endoscopic Training Course di Thailand pada 2017, serta Pelatihan Bedah Minimal Invasif di Jerman pada 2016. Dokter Ferry juga pernah menjadi pembicara dalam ESGE Annual Congress di Turki pada tahun 2017 dan beberapa pertemuan ilmiah lain di dalam dan luar negeri. Tak hanya itu, saat ini Dokter Ferry juga aktif dalam Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dan menjabat sebagai Sekretaris Kelompok Kerja Endoskopi.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago