Bunda mungkin sering mendengar cerita dari ibu-ibu hamil lainnya tentang kenaikan berat badan mereka selama kehamilan. Maka, tak heran jika setelah dinyatakan positif hamil, Bunda mengharapkan hal yang sama. Bahkan, kadang mungkin terasa deg-degan saat menaiki timbangan, khawatir angka timbangan melonjak terlalu jauh dari target kenaikan berat badan.
Namun, tahukah, Bunda? Ibu hamil tak hanya mengalami kenaikan berat badan, loh. Ada pula ibu hamil yang mengalami penurunan berat badan dari angka semula. Apakah Bunda adalah salah satu yang mengalami ini? Jika ya, Bunda tak perlu panik dulu dan menyangka si kecil dalam kandungan tidak berkembang dengan baik. Kenali dulu yuk penyebab penurunan berat badan saat hamil dan apa yang harus dilakukan jika mengalaminya.
Mayoritas ibu hamil mengalami morning sickness di trimester pertama mereka. Mual dan muntah yang dialami sepanjang hari tentu sulit membuat makanan menetap di dalam tubuh. Inilah yang membuat banyak ibu hamil justru mengalami penurunan berat badan di trimester pertama. Jika ini terjadi pada Bunda, tak perlu panik, ya. Selama janin dalam kandungan berkembang seiring usianya, maka penurunan berat badan Bunda bukanlah masalah signifikan. Pun, perempuan dengan BMI normal memang hanya diharapkan naik 1-2 kg selama trimester pertama.
Bunda baru boleh khawatir jika penurunan berat badan melebihi angka 10% dari total berat tubuh. Misalnya, Bunda awalnya memiliki berat 50 kg, tetapi selama satu bulan kehamilan, Bunda sudah turun hingga 7 kg. Nah, bila ini terjadi, segera hubungi tenaga kesehatan agar bisa diberikan tindakan. Khawatirnya, Bunda mengalami hiperemesis alias mual dan muntah berlebih yang berbahaya bagi kehamilan.
Pertumbuhan janin Bunda berjalan dengan pesat di trimester ketiga. Secara logika, jika janin terus bertumbuh, harusnya berat badan Bunda turut menanjak. Itulah mengapa penurunan berat badan di trimester ketiga agak mengkhawatirkan. Penurunan berat badan di trimester akhir bisa saja mengindikasikan pertumbuhan janin yang terlambat atau indikasi adanya hipertensi dan preeklampsia.
Meski begitu, bisa jadi pula penurunan berat badan atau stagnasi berat badan di trimester ketiga terjadi karena hal yang tidak berbahaya sama sekali, seperti berkurangnya jumlah air di dalam tubuh. Karena janin yang semakin besar, kandung kemih akan semakin tertekan yang menyebabkan Bunda lebih sering buang air kecil. Dan hal yang tampak sepele seperti ini ternyata bisa berdampak pada berkurangnya angka di timbangan loh, Bun.
Namun, untuk lebih jelasnya dan untuk memastikan penurunan berat badan Bunda di trimester ketiga bukan berasal dari sesuatu yang berbahaya, periksakan diri ke nakes ya.
Jika mengalami penurunan berat badan selama kehamilan, tentu langkah yang tepat adalah dengan memeriksakan diri ke tenaga kesehatan. Nakes akan memberikan pengobatan yang tepat dan Bunda butuhkan. Namun, ada beberapa hal loh yang bisa Bunda lakukan di rumah untuk menolong penurunan berat badan ini. Berikut beberapa strateginya.
Itulah beberapa penyebab turunnya berat badan selama kehamilan. Ingatlah untuk selalu melakukan kontrol kehamilan secara rutin agar perkembangan janin dapat terpantau dengan baik.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…