Categories: KehamilanKesehatan

Panduan Aman Berhubungan saat Hamil di setiap Trimester

Salah satu yang kerap membuat ibu hamil khawatir adalah melakukan hubungan seks ketika hamil. Hubungan seks kerap diasosiasikan sebagai salah satu aktivitas yang dapat membahayakan janin dalam kandungan. Selain ibu, calon ayah juga kerap bertanya-tanya soal apakah aman berhubungan seks saat hamil. Padahal, berhubungan saat hamil merupakan hal yang aman dilakukan. Bahkan kegiatan ini bisa menjadi cara yang sehat untuk meningkatkan keintiman dengan pasangan sekaligus mengurangi stres. 

Sebuah penelitian yang dimuat di The Journal of Sex Medicine menunjukkan bahwa hubungan seks tidak menyebabkan atau meningkatkan risiko atau membahayakan janin maupun Bunda. Pada kehamilan yang normal dan sehat, orgasme tidak akan meningkatkan risiko keguguran maupun persalinan prematur. Aktivitas seksual bahkan dapat memberikan dampak positif pada kehamilan, yakni dengan meningkatkan hormon oksitosin yang membuat kita bahagia dan meningkatkan aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke janin. 

Selain itu, masih banyak yang menganggap pembahasan tentang seks itu sendiri adalah hal yang tabu sehingga malu bertanya kepada tenaga kesehatan yang menangani kehamilan Bunda. Buat Bunda yang bertanya-tanya, berikut ini panduan hubungan seks yang aman di setiap trimester. 

Sepanjang kehamilan itu sendiri, gairah seksual Bunda akan naik-turun, seiring hormon yang berfluktuasi dalam tubuh Bunda. Sementara, beberapa kondisi kesehatan terkait kehamilan, mungkin bisa membuat pengalaman seks di masa ini lebih menantang. 

Trimester pertama

Selama trimester pertama, mual dan muntah atau yang biasa dikenal dengan morning sickness, bisa menjadi hal yang lumrah terjadi. Dan… membuat gairah seksual menurun. Meski demikian, bagi Bunda yang tidak mengalami mual, seharusnya tetap dapat berhubungan seks seperti biasa. Berbeda kasusnya jika pada pemeriksaan kehamilan ditemukan adanya kondisi yang membuat hubungan seks perlu dihindari. Jika ini kasusnya, maka sebaiknya tunggu sampai dokter atau tenaga kesehatan menyatakan kondisi sudah aman ya, Bun. 

Bagaimana dengan risiko keguguran? Memang keguguran lebih umum terjadi di trimester pertama jika dibandingkan trimester lain. Sekitar 10 sampai 15 persen kehamilan berakhir dengan keguguran, yang umumnya terjadi di 13 minggu pertama kehamilan. Akan tetapi, penting untuk diingat bahwa seks bukanlah penyebabnya. 

Sebagian besar keguguran yang terjadi di trimester pertama disebabkan oleh ketidaknormalan kromosom yang terjadi selama proses fertilisasi embrio. Jadi, tidak ada hubungannya dengan hubungan seks ya, Bun. 

Trimester kedua 

Masa ini bisa jadi adalah masa yang paling aman untuk berhubungan seks. Selain masa mual sudah terlewati, kondisi perut yang tidak terlalu besar membuat hubungan seks lebih mudah. 

Ada beberapa posisi hubungan seks yang aman untuk dicoba di trimester ini: 

  • Posisi menyamping: yaitu berhadap-hadapan atau posisi Bunda di depan dan membelakangi suami. Posisi ini cukup nyaman dilakukan karena Bunda tidak telentang dan perut tetap tertopang dengan baik. Selain itu, penetrasi cenderung tidak terlalu dalam, sehingga aman untuk janin. 
  • Posisi misionari: yaitu posisi suami di atas Bunda. Agar beban tubuh suami tidak menekan tubuh Bunda, pastikan suami menopang beban tubuhnya dengan kedua tangan di permukaan kasur ya Bun. 
  • Posisi perempuan di atas: posisi ini masih mungkin dilakukan di trimester pertama dan kedua. Pada posisi ini Bunda memegang kendali sehingga dapat menahan diri ketika dirasakan ada hal yang kurang nyaman. 

Trimester ketiga 

Ukuran perut yang semakin besar di trimester terakhir ini bisa menjadi penghambat ketika akan berhubungan. Selain itu, nyeri punggung dan kondisi tubuh yang lelah karena kurang tidur mungkin jadi penghambat atau menurunkan gairah seksual. Meski demikian, dengan sedikit kreativitas, hubungan seks tetap dapat dilakukan kok, Bun. 

Oh ya, di trimester ini Bunda mungkin merasa lebih sulit mencapai orgasme. Jika pun mengalami orgasme, rasanya mungkin tidak terlalu “gegap gempita.” Yang jadi penyebabnya? Yup, ukuran rahim yang semakin besar membuat kontraksi dari orgasme terasa kurang memuaskan.

Itu dia gambaran hubungan seksual di setiap trimester kehamilan dan bagaimana membuatnya lebih aman. Semoga berguna, ya.

Ibu Sehati

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago