Categories: PersalinanProses

Tanda-tanda Melahirkan Anak Kedua, Kenali Bedanya

Menjalani kehamilan anak kedua, Bunda barangkali merasa lebih tenang dan percaya diri. Meski demikian, tidak semua yang terjadi pada kehamilan pertama akan Bunda alami di kehamilan kedua ini. Begitu pula dalam hal persalinan, tidak berarti Bunda akan mengalami hal yang sama. 

Tubuh Bunda telah melalui banyak perubahan pada kehamilan dan persalinan anak pertama. Dengan alasan ini mungkin perubahan tubuh tidak terlalu Bunda rasakan di kehamilan kedua. Bagaimana dengan tanda-tanda persalinan anak kedua? 

Tanda persalinan dan perbedaan yang mungkin terjadi

Baik di persalinan pertama maupun kedua, beberapa tanda ini akan Bunda alami. Inilah tanda-tanda yang menandakan persalinan sudah dekat. 

Lihat apakah air ketuban sudah pecah. Biasanya, Bunda menyadari proses persalinan dimulai ketika merasakan bahwa air ketuban sudah pecah. Air ketuban akan keluar melalui jalan lahir ketika kantung atau membran ketuban pecah secara spontan. Kejadian ini akan diikuti dengan kontraksi rahim. 

Apakah kontraksi sudah berjalan teratur? Kontraksi yang datang teratur dan jaraknya semakin dekat merupakan tanda persalinan. Biasanya kontraksi akan dirasakan setiap 10-15 menit sekali dan jaraknya akan semakin dekat sampai 2-3 menit sekali. Di rumah sakit atau klinik bidan kontraksi akan diukur menggunakan CTG atau cardiotocography. Selain mengukur kontraksi alat ini juga akan melihat denyut jantung janin untuk melihat jika ada tanda gawat janin yang harus ditangani segera. 

Pastikan kontraksi yang Bunda rasakan bukan Braxton-Hicks atau kontraksi palsu. Salah satu pembeda antara kontraksi asli dan palsu adalah frekuensi. Braxton-Hicks biasanya terjadi beberapa kali saja dalam sehari, tanpa adanya peningkatan intensitas dan frekuensi. Braxton-Hicks dapat Bunda rasakan saat kehamilan memasuki usia 26 minggu. 

Adalah hal yang wajar jika Bunda mengalami kontraksi palsu saat hamil tua. Meski begitu untuk Bunda yang mengalami kehamilan kedua, kontraksi Braxton-Hicks ini dapat berubah menjadi kontraksi asli dalam waktu yang singkat. Sebab itu, bila Bunda tengah hamil anak kedua, jangan meremehkan kontraksi palsu karena bisa jadi merupakan tanda persalinan yang sebenarnya. 

Periksa adanya mucus plug atau lendir serviks. Jika Bunda melihat adanya lendir berwarna kemerahan di celana dalam, dapat dipastikan persalinan sudah dekat. Biasanya antara dua jam sampai satu atau dua hari ke depan si kecil akan hadir di dunia. 

Pada persalinan kedua, biasanya pelepasan lendir serviks bisa terjadi lebih awal dibanding persalinan anak pertama. Mengapa? Pasalnya, otot-otot serviks lebih longgar setelah persalinan pertama. 

Lihat perut Bunda. Menjelang persalinan Bunda akan melihat perut turun dan pernapasan terasa lebih lega. Jika ini yang Bunda rasakan, maka ini tandanya bayi sudah turun ke jalan lahir. 

Posisi bayi yang sudah masuk ke jalan lahir ini bisa menimbulkan tekanan pada kandung kemih yang membuat Bunda sulit menahan buang air kecil. 

Perhatikan apakah mulut rahim mengalami bukaan. Ketika proses melahirkan dimulai, mulut rahim akan mengalami pembukaan. Bukaan pertama adalah saat mulut rahim terbuka 1cm. Puncaknya adalah bukaan 10, ketika bukaan mulut rahim mencapai 10cm. Bukaan 10 merupakan tanda bayi sudah bisa keluar dengan mengejan.

Ini perbedaan antara persalinan pertama dan kedua 

  • Pada persalinan kedua ini kepala janin mungkin baru akan masuk ke jalan lahir mendekati waktu persalinan. Bahkan pada beberapa ibu, kepala bayi baru masuk ke jalan lahir bersamaan dengan dimulainya proses persalinan. 
  • Proses melahirkan anak kedua biasanya akan berlangsung lebih cepat. Pasalnya otot-otot serviks lebih tebal dan perlu waktu lebih lama untuk membuka di persalinan anak pertama. Ibaratnya, persalinan pertama sudah meninggalkan jejak jalan lahir yang akan lebih mudah ditemukan kembali pada persalinan berikutnya. 
  • Carilah posisi yang dapat mengurangi risiko episiotomi. Jika Bunda mengalami robekan di perineum saat persalinan pertama dan masih sedikit trauma dengan pengalaman tersebut, cara terbaik untuk menghindarinya di persalinan kedua adalah dengan menerapkan posisi tertentu ketika mendorong bayi. Salah satu posisi yang disarankan adalah posisi tegak dan mendorong bayi pada tahap kedua persalinan. Posisi ini akan membantu mendorong bayi ke bawah melalui gaya gravitasi. 

Itu dia proses persalinan yang akan dialami Bunda pada kehamilan kedua. Dengan demikian semoga Bunda menjadi lebih siap menghadapi persalinan kedua, ya. 

Ibu Sehati

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

3 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

3 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

3 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

3 years ago