Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit pasca-melahirkan, lelah mengurus bayi, kurang tidur, puting lecet; semua itu berpotensi membuat ibu baru merasa kewalahan. Belum lagi, jika dukungan sosial tak cukup baik, rasa lelah dan stres mungkin meningkat berkali lipat.
Sayangnya, masa pandemi seperti ini menambah buruk kondisi yang sudah sulit bagi seorang ibu baru. Isolasi, pembatasan mobilitas, tak bisa dengan mudah bertemu kerabat dekat, hingga kekhawatiran tertular virus mematikan telah membuat segalanya jadi lebih buruk. Dilansir dari whattoexpect.com, sebuah studi menunjukkan bahwa depresi pascapersalinan atau postpartum depression (PPD) dan postpartum anxiety (PPA) meningkat selama pandemi Covid-19.
Bunda mungkin akrab dengan istilah baby blues, rasa sedih yang kerap melanda ibu baru selama 2 minggu pertama setelah melahirkan. Biasanya, baby blues disebabkan oleh perubahan hormon drastis karena usainya kehamilan. Jika rasa sedih dan cemas bertahan selama lebih dari 2 minggu, berhati-hatilah! Bisa jadi itu adalah sinyal PPD dan PPA.
PPD bisa muncul kapan saja. Tidak selalu terjadi setelah melahirkan. Hingga anak berusia 1 tahun, depresi yang muncul dalam rentang waktu itu bisa dikategorikan sebagai PPD. Ibu dengan PPD mungkin merasakan kelelahan yang teramat sangat dan kewalahan. Ibu lain mungkin merasakan gejala yang berbeda seperti sulitnya membangun hubungan dengan anak serta adanya perasaan konsisten untuk menyakiti buah hati.
Sementara itu, PPA adalah rasa khawatir berlebihan akan keselamatan dan keamanan bayi. Kecemasan dan kekhawatiran ini hadir secara konsisten disertai dengan gejala fisik seperti pusing dan mual.
Dikutip dari whattoexpect.com, 1 dari 8 ibu menderita PPD dalam kondisi sebelum pandemi. Studi terkini menunjukkan bahwa dalam kondisi pandemi, angka kemungkinannya bisa lebih besar dari ini.
Sebuah studi yang dilakukan pada Mei hingga Agustus 2020 menemukan bahwa 36% atau 1 dari 3 wanita hamil dan ibu baru mengidap depresi. Prevalensi ini meningkat dari yang sebelumnya hanya sekitar 10% saja.
Apa yang kira-kira membuatnya jadi lebih buruk? Pandemi mengubah hidup kita. Dari yang sebelumnya bisa bebas keluar rumah, menjadi harus membatasi diri. Kalaupun akhirnya pergi ke luar rumah, ada beberapa proteksi yang mesti dilakukan dan tidak benar-benar bebas. Pulang dari beraktivitas di luar rumah pun kita kerap dilanda kecemasan apakah akan tertular covid.
Di samping itu, pandemi memisahkan kita dari orang-orang terdekat. Karena pandemi, bisa jadi seorang ibu baru terkendala mendapatkan dukungan dari orang tuanya atau kerabatnya karena terpisah kota atau pulau. Yang mana, kita tahu bahwa mobilitas antarkota apalagi antarpulau benar-benar dibatasi akhir-akhir ini.
Yang terakhir adalah kekhawatiran bayi akan terjangkit virus Covid-19. Di masa normal saja, bayi sudah menjadi golongan rentan terserang virus dan penyakit, apalagi sekarang? Kecemasan ibu pasti akan berlipat.
Penanganan PPD dan PPA di tengah pandemi agak berbeda dengan saat kondisi normal. Di beberapa rumah sakit, layanan psikolog dan psikiater mungkin belum dibuka. Sebagai gantinya, beberapa klinik membuka layanan konsultasi daring melalui platform digital seperti zoom. Ini untuk menghindari risiko penularan Covid-19.
Jika Bunda ragu untuk pergi ke psikolog atau psikiater, mungkin Bunda bisa menceritakan keluhan yang dirasa terlebih dulu kepada obgyn atau bidan saat kontrol rutin setelah melahirkan. Obgyn atau bidan mungkin akan memberikan kuesioner untuk diisi sebagai skrining awal depresi. Bila Bunda dideteksi rentan terhadap depresi, barulah obgyn ataupun bidan akan merujuk Bunda ke terapis profesional.
Ancaman PPD dan PPA selama pandemi tidak bisa diremehkan. Kondisi yang berubah membuat adaptasi sebagai ibu baru jadi lebih sulit. Jika Bunda merasa kewalahan, stres, ataupun tertekan, segera ceritakan pada orang terdekat maupun tenaga profesional.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Pil KB adalah salah satu alat kontrasepsi yang jadi favorit karena mudah penggunaannya. Namun, perlu…