Categories: KehamilanKesehatan

Bunda, Ini Pentingnya Menghitung Tinggi Fundus Pada Saat Hamil

Fundus adalah bagian teratas rahim. Pada masa kehamilan, salah satu cara untuk mengetahui kondisi janin adalah dengan melakukan perhitungan Tinggi Fundus Uteri (TFU). TFU atau tinggi fundus adalah jarak antara fundus uteri dengan tulang pubis. Ada dua metode yang biasa digunakan untuk menghitung tinggi fundus, yaitu palpasi (perabaan) dan memakai alat ukur. Perhitungan TFU dapat mulai dilakukan pada usia kehamilan 20 minggu.

Guna Mengukur Tinggi Fundus

Mengapa tinggi fundus perlu diukur? Apa saja informasi penting yang bisa didapatkan dari pemeriksaan ini? Ada beberapa alasan di baliknya, yaitu:

1. Untuk mengetahui usia kehamilan

Ternyata, usia kehamilan bisa dihitung berdasarkan tinggi fundus, loh Bun. Apabila menggunakan metode palpasi, cara paling sederhana adalah dengan meletakkan telunjuk dan jari tengah di bawah atau atas garis pusar. Jika fundus berada dua jari di atas garis pusar, usia kehamilan sekitar 22-24 minggu. Jika fundus berada tepat di garis pusar, usia kehamilan sekitar 18-20 minggu.

Namun, metode ini tidak begitu akurat. Pemeriksaan yang sama di waktu yang sama pun dapat menunjukkan hasil yang bervariasi. Hal ini disebut intra-observer variation. Selain itu, perbedaan jarak antara tulang pubis dan pusar pada setiap wanita ketika sedang tidak hamil juga dapat memengaruhi akurasi perhitungan.

Untuk itu, perlu dilakukan metode perhitungan fundus dengan menggunakan alat ukur. Pada masa akhir kehamilan, ukuran rahim dalam centimeter hampir sama dengan usia kehamilan. Sebagai contoh, jika ukuran rahim 22-26 cm, usia kehamilan sekitar 24 minggu. Kemudian, ukuran rahim biasanya akan bertambah 1cm setiap minggu.

2. Untuk mengetahui HPL (Hari Perkiraan Lahir)

Salah satu cara untuk mengetahui HPL adalah dengan menghitungnya dari HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir). Nah, perhitungan berdasarkan HPHT tersebut dapat didukung oleh perhitungan tinggi fundus. Jika perkiraan usia kehamilan berdasarkan HPHT tidak sesuai dengan perkiraan usia kehamilan berdasarkan TFU, maka sebaiknya dilakukan konfirmasi dengan melakukan pemeriksaan USG.

Adapun menentukan HPL dengan tepat sangat penting untuk menghindari persalinan prematur atau lewat waktu. Selain itu, Bunda bisa mempersiapkan mental sekaligus segala keperluan menyambut si kecil.

3. Untuk mengetahui pertumbuhan bayi

Tinggi fundus juga dapat menunjukkan pertumbuhan bayi di dalam rahim. Pengukuran tinggi fundus dapat memberikan informasi perkiraan berat badan janin, sehingga dapat dinilai apakah terjadi pertumbuhan yang terlalu cepat (bayi besar) atau lambat (pertumbuhan janin terhambat). Kedua kondisi tersebut menunjukkan adanya sesuatu yang salah pada kehamilan tersebut.

Pertumbuhan janin yang terlambat bisa disebabkan oleh asupan nutrisi yang buruk, hipertensi, atau kelainan pada janin. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan menambah asupan nutrisi yang dibutuhkan. Sementara pertumbuhan janin yang terlalu cepat dapat ditemui pada kondisi diabetes gestasional dan hal ini dapat berpengaruh terhadap kondisi ibu dan janin.

Pengukuran tinggi fundus untuk mengetahui pertumbuhan janin mungkin menjadi tidak akurat jika Bunda mengalami beberapa hal berikut:

  • Obesitas
  • Pernah memiliki tumor jinak dalam rahimnya
  • Mengandung bayi kembar, atau lebih dari dua.

Jika pengukuran tinggi fundus lebih kecil atau lebih besar dari ekspektasi — atau meningkat lebih cepat dari yang diharapkan, hal tersebut dapat menjadi indikasi kondisi-kondisi ini:

Jika hal ini yang terjadi, biasanya Bunda akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui penyebabnya sekaligus melihat kondisi janin secara lebih jelas.

Jadi, menghitung tinggi fundus ternyata sangat penting selama masa kehamilan.

Dr. Olivia Widyanti, SpOG

Dokter Olivia Widyanti Budiman adalah dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang kini berpraktik di RS Bhayangkara Brimob. Ia menyelesaikan studi kedokterannya di Fakultas Kedokteran, Universitas Trisakti, dan memperoleh gelar spesialisnya di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Dokter Olivia kini aktif menulis untuk situs Ibu Sehati. Tak hanya itu, dokter yang gemar berolahraga ini juga turut berpartisipasi mengisi materi kelas online yang diselenggarakan oleh Ibu Sehati.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago