Menjadi seorang ibu yang sempurna itu sulit. Kegagalan atau usaha keras untuk mencapainya, bisa jadi membuat ibu depresi. Lalu bagaimana?
Semua orang ingin menjadi sempurna, melakukan sesuatu dengan baik, atau menghasilkan sesuatu yang baik. Sepertinya hal itu memang sudah menjadi hal yang naluriah. Namun harus diakui, menjadi ibu bisa menonjolkan sisi pribadi Bunda yang menuntut kesempurnaan.
Bagaimana tidak? Bunda bukan menghasilkan sebuah produk, melainkan janin yang akan bertumbuh menjadi manusia dewasa. Dengan tugas penting tersebut, tentu saja kita ingin melakukan yang terbaik untuk memastikan si kecil nanti bisa menjadi orang yang baik juga untuk lingkungannya.
Akan tetapi, seringkali tujuan itu menjadi ‘beban’ yang hanya ditanggung si ibu. Memastikan asupan makanan si kecil, memberikan pendidikan yang baik, menegakkan disiplin… ah, ada begitu banyak hal yang harus dilakukan untuk ‘membentuk’ anak. Keinginan yang berlebihan untuk tampak sempurna di mata orang lain ini pada akhirnya bisa membuat Bunda tertekan, lho. Bahkan bukan tidak mungkin hal ini akan berdampak negatif terhadap kesehatan, baik mental maupun fisik.
Belum lagi, ada kompetisi antara para ibu yang harus dihadapi. Kompetisi ini akan ‘memecut’ ibu untuk menjadi lebih sempurna lagi. Ibu yang perfeksionis akan terjebak di antara wejangan orang tua yang ia percaya benar dan tren kekinian yang ia peroleh dari media sosial, teman, pencarian google dan dokter mereka. Apakah saya harus menyusui? Apakah saya ibu yang gagal kalau saya merasa ingin menyerah? Apakah saya harus menggunakan gendongan atau stroller? Apakah perkembangan si kecil normal, di bawah standar, atau di atas standar?
Seorang sosiologis dari Universitas Kansas, AS, Carrie Wendell-Hummell melakukan wawancara terhadap 47 ibu dan bapak baru yang mengalami masalah kesehatan mental saat hamil dan setelah melahirkan. Dari wawancaranya tersebut dia menemukan bahwa ekspektasi orang tua yang terlalu ideal adalah salah satu pemicu masalah kesehatan mental yang mereka alami.
“Ekspektasi ideal mengenai parenthood ini lebih banyak ditemukan pada orangtua yang mengenyam pendidikan, dari kelas menengah, yang terbiasa dengan pencapaian-pencapaian tertentu dalam hidup mereka,” ucap Wendel-Hummell seperti dikutip dari cafemom.com.
“Mereka sadar bahwa menjadi orang tua itu bukan hal yang mudah, namun dalam praktiknya, tugas ini bahkan lebih sulit dari yang mereka bayangkan. Mereka memiliki ekspektasi tinggi, dan saat hal itu tidak berhasil dicapai, mereka mengalami masalah mental.”
Seakan tekanan dari dalam saja belum cukup, Bunda pun harus menghadapi tuntutan sosial. Dalam hal ini, sosial bukan hanya dari lingkungan sekitar yang secara langsung berinteraksi dengan Bunda, tetapi juga dari media sosial.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Michigan, AS, menemukan bahwa ibu yang merasakan tekanan tersebut, berisiko tinggi mengalami depresi.
Dalam penelitian yang dilakukan terhadap 113 perempuan, para responden diminta melengkapi kuesioner tentang depresi dan kecakapan menjadi orang tua. Selama kehamilan dan setelah persalinan, mereka disodori pertanyaan yang dapat dijawab dengan “setuju” atau “tidak setuju”. Dari kuesioner tersebut, peneliti mengumpulkan lebih banyak jawaban “setuju” untuk pernyataan-pernyataan berikut ini: “Saya harus bisa melakukannya sendiri,” “Ibu lain mengalami lebih sedikit kesulitan pengasuhan daripada saya,” dan “Saya merasa bersalah saat mendahulukan kebutuhan diri sendiri di atas keperluan bayi saya.”
Nah, agar terhindar dari tekanan tersebut, berikut ini beberapa hal yang bisa Bunda lakukan:
Ya, betul. Menjadi ibu tidaklah gampang. Dan mencoba menaburkan gula manis di atasnya dengan feed instagram, status Facebook ataupun Pinterest yang indah, tidak akan membuat tugas Bunda jadi lebih ringan. Mencoba untuk terus-menerus mencapai ekspektasi hanya akan membuat Bunda (tambah) lelah. Lagipula, jadi ibu bukanlah sebuah kompetisi, kan?
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…