Infeksi pada kehamilan merupakan penyebab tertinggi bayi lahir cacat. Meski tidak menimbulkan keluhan, kondisi ini bisa berdampak buruk pada janin. Selain keguguran dan meninggalnya janin di dalam kandungan, bayi berisiko lahir dengan BB rendah atau mengalami gangguan fungsi organ. Inilah 5 jenis infeksi pada kehamilan yang perlu diwaspadai.
Cytomegalovirus merupakan jenis infeksi yang kerap terjadi saat hamil. Pada beberapa kasus, kondisi ini bisa menyebabkan bayi mengidap CMV bawaan. Infeksi ini umumnya memiliki gejala:
Infeksi yang disebut sebagai campak Jerman ini rentan menyerang ibu hamil, terutama pada trimester pertama. Kondisi ini dapat menyebabkan keguguran, kematian janin, atau bayi lahir prematur.
Jika bayi terlahir hidup, ia akan mengalami sindrom Rubella kongenital yang ditandai dengan cacat pada organ tubuh (mata, telinga, dan jantung), autisme, serta gangguan perkembangan motorik dan mental secara permanen.
Langkah pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan vaksinasi Rubella (MMR) paling lambat satu bulan atau empat minggu sebelum mulai hamil.
Infeksi virus Herpes dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, dan berat lahir bayi rendah. Kondisi ini bisa terjadi pada minggu-minggu akhir menjelang persalinan, saat bersalin, atau pascabersalin.
Jika terjadi di akhir masa kehamilan, infeksi Herpes dapat menyebabkan mikrosefali, radang retina, ruam kulit, dan hidrosefalus. Langkah pencegahan bisa dilakukan lewat pemberian obat antivirus acyclovir pada ibu hamil yang mengidap herpes genitalis (herpes pada kelamin) saat hamil.
Infeksi ini disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang dibawa oleh kucing. Parasit ini juga terdapat dalam daging yang tidak dimasak hingga matang atau dalam air yang terkontaminasi.
Jika tak ditangani dengan serius, infeksi ini bisa menular ke janin dan berisiko menyebabkan hidrosefalus, mikrosefali, keterbelakangan mental, atau peradangan retina.
Selain diagnosis dan pengobatan sejak dini, menjaga kebersihan diri dan makanan adalah hal yang wajib Bunda terapkan agar terhindar dari infeksi toksoplasma.
Infeksi Zika ditularkan oleh nyamuk Aedes atau lewat hubungan seksual yang tidak aman. Jika terjadi saat hamil, virus ini akan menyebabkan cacat bawaan lahir dan kelainan otak pada bayi.
Hingga kini, belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan infeksi Zika. Langkah pencegahan yang paling dianjurkan adalah menggunakan kondom saat berhubungan intim dan menjaga kebersihan lingkungan agar tidak menjadi tempat tumbuhnya jentik nyamuk.
Itulah beberapa infeksi berbahaya yang rentan dialami ibu hamil. Karenanya, penting bagi Bunda untuk melakukan deteksi dini infeksi sebagai upaya pencegahan penyakit.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…