Categories: PersalinanProses

Jelang Persalinan, Ini 7 Fakta Kontraksi yang Harus Bunda Tahu

Bunda, seperti apakah rasa sakit ketika kontraksi? Tidak ada seorang ibu hamil pun yang bisa mendeskripsikannya dengan mudah karena setiap kehamilan punya cerita masing-masing. Sebagian orang menyamakan kontraksi jelang persalinan dengan kram ketika menstruasi, ada pula yang menganggapnya mirip dengan perut kembung. Apalagi, ketika rasa itu tidak kunjung reda meski Anda sudah buang angin maupun buang air besar. Bisa saja itu pertanda bayi ingin segera lahir.

Namun, kontraksi pun tak melulu menjadi tanda persalinan. Boleh jadi Bunda mengalami hal ini beberapa kali selama masa kehamilan. Nah, Bunda perlu mengetahui fakta kontraksi yang dialami sepanjang kehamilan agar tidak salah membaca tanda-tanda kelahiran bayi.  

Berikut 7 fakta kontraksi jelang persalinan yang perlu Bunda ketahui.

Sepanjang masa kehamilan, ada dua tipe kontraksi

Setidaknya, Bunda akan mengalami tiga tipe kontraksi berikut ini.

Kontraksi persalinan palsu (Braxton hicks contraction)

Braxton hicks juga dikenal sebagai kontraksi persalinan palsu. Kontraksi ini bisa terjadi mulai trimester kedua kehamilan Anda, namun pada umumnya dialami mulai trimester 3 kehamilan. Bunda bisa mengalaminya, bisa pula tidak. Ketika terjadi, kontraksi berlangsung kurang lebih salam 30-60 detik. Frekuensi kemunculannya tidak teratur, jarak antar kontraksi satu dengan lainnya juga tidak sama. Kontraksi ini umumnya tidak nyeri, terpusat di perut Bunda, dan Bunda merasakan kencang-kencang di perut. Kontraksi ini sebenarnya terjadi sebagai persiapan otot rahim menjelang persalinan nanti.

Kontraksi persalinan

Beberapa minggu menjelang Hari Perkiraan Lahir (HPL), Bunda dapat mengalami banyak tanda persalinan sesungguhnya. Cara Bunda mengetahui apakah ini kontraksi jelang melahirkan atau bukan adalah:

  1. Kemunculan begitu intens. Alih-alih mereda, justru kontraksi meningkat dan tidak menghilang walau Anda mengubah posisi tubuh.
  2. Semakin sering dan teratur. Setiap kontraksi dapat berlangsung sekitar 30-90 detik dengan intensitas meningkat seiring proses bertambahnya pembukaan yang Anda alami.
  3. Adanya bercak darah kemerahan disertai dengan lendir.
  4. Bisa dibarengi dengan kram, atau nyeri perut luar biasa.
  5. Bisa didahului dengan pecah ketuban. Namun, tanda ini hanya terjadi pada 15% proses persalinan. Kebanyakan ketuban pecah secara spontan selama persalinan.

Penyebab kontraksi yang pasti

Banyak teori yang berusaha menjelaskan apa yang memicu munculnya kontraksi persalinan. Anda jelas lebih khawatir pada kapan ini akan terjadi daripada mengapa bisa terjadi, bukan? Namun, para ahli sepakat semua berawal dari janin yang mengirimkan semacam ‘pesan’ pada tubuh Bunda bahwa ia ingin segera keluar dari dalam rahim. Bayi akan mengirim pesan ke tubuh Anda untuk melepaskan hormon oksitoksin, zat yang memicu kontraksi, sehingga proses persalinan dimulai.

Bagian tubuh yang bereaksi pada kontraksi

Fakta kontraksi berikutnya adalah rasa tegang ini tidak terasa pada bagian perut bawah saja. Kontraksi akan terasa pada perut bagian tengah (yang merupakan puncak rahim), yang menjalar ke perut bagian bawah sampai selangkangan dan lipat paha. Namun, nyeri yang terasa pada beberapa bagian tubuh tak melulu indikator persalinan. Sebaiknya Anda juga mencermati frekuensi, intensitas, dan keteraturan kontraksi yang muncul.  

Waktu yang tepat menghubungi bidan atau dokter

Minggu-minggu menjelang persalinan, bidan atau dokter kandungan tentu sudah mewanti-wanti Bunda kapan waktu yang tepat menghubungi mereka. Anda dapat berpatokan pada ini: kontraksi berlangsung teratur setiap 5-10 menit sekali. Jika Anda belum cukup yakin apakah ini tanda melahirkan, tetapi kontraksi cukup teratur dan semakin intens, segera datang ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan.

Tidak perlu khawatir Anda membangunkan orang meski jam sudah lewat tengah malam. Tak ada seorang pun yang bisa memprediksi kelahiran bayi, termasuk Anda sebagai ibunya. Tenang saja jika itu hanya kontraksi persalinan palsu. Minimal, Anda sudah memahami apa saja yang perlu dilakukan ketika kejadian sesungguhnya tiba.

Kapan perlu ke rumah sakit

Bunda, ketika mengalami situasi darurat berikut ini, sebaiknya segera pergi ke rumah sakit.

  1. Kontraksi kuat dan teratur,  namun usia kehamilan Anda masih kurang dari 37 minggu.
  2. Ketuban pecah, diiringi tanda-tanda melahirkan lainnya maupun tidak.
  3. Ketuban pecah dan warna air ketuban tampak hijau kecokelatan.
  4. Gerak janin Bunda dirasakan kurang aktif, atau bahkan Anda tidak merasakan gerak janin sama sekali selama 1 jam terakhir.

Durasi rata-rata kontraksi persalinan

Lama rata-rata kontraksi persalinan bisa bervariasi menurut panjang waktunya, intensitas, dan frekuensi. Hal ini juga bergantung pada tahapan persalinan yang Bunda alami.

  1. Persalinan fase laten, kontraksi terjadi selama 30-45 detik mulai 20 menit sekali. Namun, jarak antar kontraksi akan semakin pendek begitu fase ini berakhir.
  2. Persalinan fase aktif, intensitas kontraksi meningkat, lebih sering dan lebih lama, masing-masing berlangsung 40-60 detik.
  3. Mendorong dan melahirkan, kontraksi pada tahap ini terjadi selama 60-90 detik, disertai dengan dorongan untuk meneran untuk mengeluarkan janin melalui jalan lahir Bunda.

Kontraksi setelah berhubungan seks itu wajar

Setelah berhubungan seks dan Bunda mengalami orgasme, rahim Anda akan berkontraksi. Cobalah tetap tenang karena banyak ibu hamil mengalami hal serupa. Begitu lewat dari 30 menit, kontraksi itu akan menghilang dengan sendirinya. Satu hal yang pasti, berhubungan seks saat hamil itu aman. Anda tak perlu khawatir tentang ini, kecuali jika Anda punya riwayat keguguran, riwayat persalinan prematur sebelumnya, ataupun riwayat perdarahan yang disebabkan oleh ari-ari yang letaknya di bawah menutupi jalan lahir.

Merangsang kontraksi kadang diperlukan

Fakta kontraksi menarik lainnya adalah berhubungan seks merupakan salah satu cara  induksi alamiah pada usia kehamilan cukup bulan. Sperma memiliki kandungan prostaglandin dapat menyebabkan kontraksi rahim. Itulah sebabnya dokter menyarankan Anda berhubungan seks dengan suami begitu kehamilan menginjak usia 37 minggu ke atas.

Selain itu, suami dapat melakukan pijatan lembut pada bagian pinggang saat kontraksi persalinan muncul. Sentuhan ini merangsang tubuh memproduksi endorfin alami yang membuat dapat mengurangi rasa nyeri yang Bunda alami.

Demikian 7 fakta kontraksi jelang persalinan yang perlu Bunda ketahui. Dengan mengenali ciri-ciri kontraksi sebagai tanda dimulainya persalinan, Bunda bisa lebih waspada sekaligus tetap tenang mengikuti irama tubuh saat melahirkan.

Tambah pengetahuan Bunda dengan mengunduh aplikasi Sehati untuk pengguna iPhone dan Android

dr. William Wahono Sp.OG

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago