Bunda, pernahkah melihat ukuran janin lebih kecil daripada usianya saat itu? Dalam dunia medis, kondisi tersebut dikenal dengan intrauterine growth restriction (IUGR) atau Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT). Biasanya, pertumbuhan janin terhambat terjadi ketika usia kehamilan memasuki trimester akhir.
PJT didefinisikan sebagai pertumbuhan janin di bawah persentil 10 pada usia kehamilannya. Pada beberapa kasus, PJT dapat mengakibatkan kematian janin dalam kandungan. Untuk mendeteksi dini terjadinya PJT selama kehamilan, Bunda dianjurkan kontrol ke dokter spesialis kandungan secara teratur dan melakukan pemeriksaan USG untuk menilai pertumbuhan dan perkembangan janin, jumlah air ketuban, serta aliran darah di tali pusat bayi dengan doppler.
Selain itu bisa juga dilakukan pemeriksaan yang sederhana, yaitu dengan mengukur tinggi fundus uteri, jika terdapat perbedaan ukuran tinggi fundus uteri dengan usia kehamilan, maka perlu dicurigai adanya kemungkinan terjadinya PJT.
Kelainan kromosom dapat menjadi pemicu pertumbuhan janin terhambat sebesar 5-20%. Pada kondisi kelainan kromosom seperti sindrom down, ataupun trisomy 18, maka pertumbuhan janin di dalam kandungan akan terhambat.
Selain faktor genetik, faktor ibu juga dapat menjadi penyebab terjadinya PJT, antara lain preeklampsia, hipertensi kronik (penyakit tekanan darah tinggi), penyakit ginjal, diabetes melitus, anemia kroni, ataupun penyakit paru kronik. Kondisi-kondisi tersebut dapat mengakibatkan terganggunya aliran darah ibu-plasenta-janin, sehingga akan menyebabkan gangguan suplai oksigen pada janin, yang akan menyebabkan pertumbuhan janin menjadi terhambat.
Penyebab lainnya adalah kelainan pada plasenta atau yang sering dikenal dengan ari-ari. Janin mendapatkan sumber nutrisi dan oksigen melalui plasenta tersebut. Jika terjadi kelainan pada plasenta, calon bayi Bunda tidak akan bisa menyerap zat gizi dengan baik. Ia pun pasti kekurangan oksigen. Tidak hanya itu, kebiasaan merokok dan minum alkohol pun dapat meningkatkan risiko PJT.
Bayi yang berhasil lahir setelah terkena PJT memiliki risiko penyakit atau gangguan kesehatan tertentu. Salah satunya adalah kesulitan bernapas dan mempertahankan suhu tubuh. Bayi juga bisa bermasalah dengan sistem imunitasnya, sehingga risiko terkena infeksi menjadi lebih besar.
Risiko lainnya adalah bayi memiliki berat badan di bawah normal saat lahir, yang seringkali disertai dengan bayi harus dilahirkan prematur (kurang bulan). Pada bayi yang prematur, fungsi-fungsi dari organnya belum sempurna, sehingga dapat menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan, bahkan sampai resiko terjadinya kematian bayi.
Meskipun PJT sulit diprediksi di awal kehamilan, Bunda masih bisa mencegahnya. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya PJT adalah dengan mengonsumsi makanan bergizi dan memperhatikan kecukupan nutrisi bayi.
Lalu, apa lagi yang bisa Bunda lakukan untuk mencegah PJT? Istirahat cukup dan menghindari rokok bisa membantu menurunkan risiko terjadinya PJT. Bunda juga dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan lengkap selama kehamilan untuk mendeteksi dini jika ada gangguan pertumbuhan, sehingga bisa dilakukan tindakan yang tepat.
Demikian tadi ulasan seputar pertumbuhan janin terhambat yang mesti Bunda pahami sejak dini. Simak terus informasi terbaru tentang persalinan dan penanganan pasca persalinan melalui follow and like Facebook dan Instagram Ibu Sehati. Bisa juga dengan mengunduh Sehati Apps di Google Play Store dan Apple Store.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…