Setelah melahirkan, Bunda akan kembali mengalami masa menstruasi. Tak dapat dipungkiri, kehadiran menstruasi ini mungkin akan berbarengan dengan masa menyusui. Namun, proses menyusui itu sendiri bisa menunda menstruasi Bunda. Nah, Bunda, inilah hubungan menstruasi dengan menyusui dan sebaliknya.
Dokter Olivia, Sp.OG menjelaskan bahwa ibu yang baru melahirkan akan kembali mengalami masa haid secara berangsur-angsur sekitar beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah melahirkan. “Setelah melahirkan, tubuh akan berangsur-angsur normal, termasuk kondisi hormonal,” ucap dr. Olivia.
Sel telur yang terdapat dalam tubuh mulai dapat tumbuh kembali 40 hari setelah melahirkan. Saat itulah siklus menstruasi dapat berjalan kembali. Akan tetapi, pada beberapa wanita yang memberikan ASI eksklusif, proses pertumbuhan sel telur ini akan sedikit terhambat karena kadar hormon yang tinggi.
“Karena kadar hormon menyusui tinggi, siklus menstruasi dapat terhambat dan Bunda akan terlambat mendapatkan haid,” ucap dr. Olivia.
Lama pertumbuhan sel telurnya pun bervariasi, yaitu 6 bulan sampai 1 tahun. Kondisi ini juga disebut sebagai kondisi amenorea laktasi. Amenorea laktasi sendiri kerap dimanfaatkan sebagai salah satu metode dalam merencanakan kehamilan. Pasalnya, pada kondisi amenorea laktasi, ovulasi akan terhambat sehingga tidak terjadi kehamilan.
Ketika menstruasi telah kembali seperti biasa, bukan berarti Bunda harus menyapih si kecil. Menyusui dalam keadaan menstruasi sangatlah aman dan tidak berbahaya, baik bagi Bunda maupun bagi si kecil.
Hanya saja, apabila Bunda telah mengetahui kapan akan mengalami menstruasi, sebaiknya persiapkan diri dengan asupan makanan bergizi. Jadi, ketika menstruasi datang, ASI tetap berkualitas dan tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi hormonal yang berubah.
Setelah melahirkan, biasanya ibu akan mengalami pendarahan selama beberapa hari. Lantas, apakah ini yang disebut dengan menstruasi? “Empat puluh hari setelah persalinan dinamakan dengan masa nifas. Jadi, darah yang keluar pada masa itu adalah darah nifas,” tutur dr. Olivia. Warna dan volume darah nifas juga bisa berubah seiring berjalannya waktu loh, Bun. Seminggu pertama biasanya warna darah masih merah dan jumlahnya lebih banyak. Lama-kelamaan akan warna darah akan berubah menjadi kekuningan, volumenya berkurang, hingga benar-benar berhenti.
Dokter Olivia menyebutkan bahwa pasokan susu selama menstruasi akan lebih rendah daripada biasanya. Namun, ini hanya terjadi sementara waktu. Setelah melewati masa menstruasi, persediaan ASI akan kembali seperti semula.
Selama menstruasi, Bunda juga dapat meningkatkan pasokan ASI secara alami dengan beberapa cara berikut ini.
Bila semua hal itu sudah dilakukan, Bunda tidak perlu cemas lagi ketika menstruasi datang saat menyusui. Apabila masih menemukan hal yang aneh atau di luar batas kendali Bunda, cobalah berbicara dengan dokter atau konselor laktasi.
Untuk tahu informasi lebih banyak seputar kehamilan, persalinan, menyusui, dan pengasuhan, Bunda bisa ikuti Instagram dan Facebook Ibu Sehati. Like dan follow supaya tidak ketinggalan kabar terbaru, ya. Semoga bermanfaat.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…