Setiap pasangan pasti menginginkan anak yang lahir dalam kondisi sehat. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan vaksin sebelum memutuskan untuk hamil. Tak sedikit ibu hamil yang ragu untuk melakukan imunisasi karena takut berdampak pada keselamatan bayinya. Padahal, ada beberapa imunisasi yang sangat diperlukan untuk ibu hamil.
Berikut ini beberapa pertanyaan seputar imunisasi ibu hamil dan jawabannya.
Imunisasi ibu hamil dapat mencegah penularan penyakit yang mungkin bisa menyerang Bunda saat kehamilan. Imunisasi itu sendiri merupakan cara meningkatkan kekebalan tubuh seseorang terhadap penyakit tertentu, dengan membangun antibodi dalam kadar tertentu. Imunisasi yang Bunda dapatkan sebelum kehamilan tak hanya berguna untuk kesehatan diri sendiri, melainkan juga untuk menjaga kesehatan bayi.
Tak hanya melindungi bayi dari berbagai penyakit selama dalam kandungan, imunisasi pada ibu hamil juga akan melindungi bayi selama beberapa bulan setelah dilahirkan. Selain itu, imunisasi ini juga dapat membantu mencegah berbagai komplikasi kehamilan yang terjadi akibat penyakit infeksi pada ibu hamil.
Sebelum digunakan, keamanan vaksin telah diuji dengan pengawasan ketat dari lembaga terkait. Di Indonesia, peredaran dan keamanan imunisasi dilakukan di bawah pengawasan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).
Namun untuk ibu hamil, ada beberapa vaksin yang sebaiknya dihindari, yaitu yang mengandung virus/organisme hidup. Imunisasi ini dapat berbahaya bagi janin dalam kandungan Bunda. Beberapa vaksin dapat diberikan pada Ibu hamil pada trimester kedua, sementara beberapa vaksin lain baru dapat diberikan setelah kehamilan mencapai usia trimester tiga atau segera setelah ibu melahirkan.
Perhatikan juga bahan dalam vaksin yang mungkin menjadi pemicu alergi pada ibu hamil. Vaksin influenza misalnya, ada yang mengandung telur. Sebab itulah, sebaiknya ibu hamil melakukan konsultasi terlebih dahulu sebelum menerima vaksin apapun.
Berikut ini beberapa imunisasi yang aman dilakukan saat Bunda hamil:
Saat kehamilan dan Bunda mengalami penyakit hepatitis, sangat besar kemungkinan Bunda menularkan penyakit ini pada si kecil di dalam kandungan. Jadi, vaksin hepatitis B ini sangat diperlukan guna mencegah terjadinya penyakit ini pada Bunda dan bayi. Biasanya imunisasi ini akan dilakukan 3 kali di sepanjang usia kehamilan dengan interval tertentu.
Meskipun terkesan ringan, penyakit ini bisa mengganggu kesehatan Bunda saat hamil. Karena terjadi perubahan pada sistem imun, jantung dan paru selama kehamilan, maka ibu hamil sering mengalami influenza yang lebih parah. Vaksin influenza bisa diberikan pada waktu kapan pun selama kehamilan.
Imunisasi ini dilakukan untuk mencegah penyakit tetanus, difteri, dan pertusis. Idealnya, imunisasi ini didapatkan ketika Bunda memasuki trimester ketiga, yaitu pada usia kehamilan antara 27-36 minggu.
Daftar imunisasi berikut ini tidak dianjurkan untuk ibu hamil karena dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, atau kecacatan pada janin.
Vaksin ini dirancang untuk mencegah tiga jenis penyakit yaitu campak, gondongan, dan rubella. Secara teori terdapat risiko penularan ke janinnya ketika ibu hamil divaksinasi dengan menggunakan vaksin virus hidup, oleh karena itu tidak disarankan untuk vaksinasi MMR pada ibu hamil.
Sama seperti judulnya, vaksin ini dikhususkan untuk mencegah Bunda terkena cacar air selama kehamilan. Vaksin ini sebaiknya didapatkan sebulan sebelum kehamilan. Namun, jika Bunda sudah pernah terkena cacar air sebelumnya, vaksin ini tidak diperlukan lagi.
Keamanan vaksin hepatitis A belum dapat dipastikan, sehingga sebaiknya dihindari selama Bunda hamil. Jika Bunda berisiko tinggi terinfeksi hepatitis A, ada baiknya Bunda berkonsultasi dengan dokter untuk mencari jalan keluar.
Keamanan vaksin ini belum dapat ditegakkan, sehingga perlu dihindari selama Bunda hamil, kecuali pada Bunda yang berisiko tinggi mengalami infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae (kuman pneumokokus), perlu pertimbangan yang lebih matang yang akan dilakukan oleh dokter kandungan Bunda.
Baik vaksin dalam versi virus hidup maupun virus yang tidak hidup, imunisasi ini tidak dianjurkan untuk ibu hamil, karena secara teoritis dapat menyebabkan penularan pada janinnya.
Vaksin ini diberikan untuk mencegah terjadinya kanker serviks pada wanita. Vaksin HPV tidak dianjurkan untuk diberikan selama kehamilan.
Oleh karena itu, sebaiknya Bunda menyelesaikan enam jenis vaksin di atas sebelum merencanakan kehamilan.
Itu tadi pertanyaan seputar imunisasi pada ibu hamil dan jawabannya. Nah, jika Bunda ingin mengetahui lebih lanjut seputar kehamilan dan persalinan, mari bergabung dengan Ibu Sehati di laman Facebook dan Instagram. Untuk panduan menjalani kehamilan, coba unduh Sehati Apps di smartphone Bunda melalui Google Play Store dan Apple Store.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…