Categories: KehamilanNutrisi

5 Jenis Makanan Lebaran yang Perlu Dihindari oleh Ibu Hamil

Kehadiran Lebaran tidak hanya ditunggu-tunggu karena merupakan hari akhir berpuasa. Hari ini pun terasa lebih istimewa dengan kehadiran beragam makanan khas Lebaran yang sangat lezat. Sebut saja opor, rendang, aneka kue seperti nastar, kastengel, sampai makanan tradisional khas daerah seperti tape ketan atau dodol.

Saat tidak hamil, rasanya memang sah-sah saja mengonsumsi semua yang tersaji tanpa rasa bersalah. Namun, berbeda kondisi saat Bunda tengah hamil. Asupan makanan memang perlu lebih diperhatikan demi kesehatan ibu dan bayi yang masih ada di dalam kandungan.

Ketika memilih makanan, ibu hamil perlu lebih teliti. Beberapa yang perlu diperhatikan adalah kandungan gizi, kandungan bahan makanan, dan bagaimana makanan tersebut diproses. Begitu pun dalam memilih makanan Lebaran yang akan dikonsumsi.

Untuk lebih mudahnya, berikut ini kami berikan panduan makanan Lebaran yang sebaiknya dihindari untuk ibu hamil.

Makanan bersantan

Opor, makanan bersantan yang tidak boleh ketinggalan saat Lebaran.

Sayangnya, kebanyakan makanan Lebaran mengandung santan. Selain opor dan rendang, beberapa rumah juga menyajikan sambal goreng kentang atau ketupat sayur. Lagi-lagi, terbuat atau mengandung santan.

Santan yang diperoleh dari kelapa parut ini berpotensi meningkatkan kolesterol Bunda. Khususnya bagi ibu hamil yang mengidap preeklampsia, diabetes, atau pengentalan darah, sebaiknya makanan ini dihindari.  

Ketika hamil, memilih makanan yang sehat tidak hanya bermanfaat bagi Bunda, tapi juga bayi yang sedang bertumbuh dalam rahim.  Kondisi seperti kolesterol tinggi, memang dapat diatasi dengan pengobatan. Namun bagi ibu hamil, penanganan kolesterol bisa jadi lebih rumit.

Kadar kolesterol pada ibu hamil memang wajarnya akan meningkat pada beberapa tahap kehamilan. Menurut Carolyn Gundell, ahli nutrisi di Reproductive Medicine Associates, Connecticut, seperti dikutip situs healthline.com, kadar kolesterol dapat meningkat 25-50% pada trimester kedua dan ketiga kehamilan.

Kenaikan kolesterol terjadi akibat perubahan pada hormon dan metabolisme hati dan lemak. Pada perempuan yang sudah memiliki kolesterol tinggi sebelum hamil, kadarnya dapat meningkat lebih tajam lagi selama hamil.

Makanan pedas

Makanan pedas dapat memicu heartburn pada ibu hamil.

Sebenarnya, makanan pedas aman dikonsumsi untuk ibu hamil. Pakar kesehatan sepakat bahwa makanan pedas tidak akan memberikan dampak negatif pada pertumbuhan bayi dalam kandungan Bunda. Bahkan mungkin, makanan pedas bisa membantu mengembangkan toleransi indera pengecap bayi sejak dalam kandungan.

Akan tetapi, makanan pedas dapat memengaruhi kesehatan ibu, terutama jika Bunda memang sudah mengalami masalah pencernaan. Makanan pedas dapat memicu diare jika Bunda memiliki pencernaan yang sensitif. Selain itu, Bunda yang sudah memasuki trimester 3 juga bisa jadi mengalami masalah asam lambung (heartburn) yang dapat diperparah dengan konsumsi makanan pedas. Pada beberapa ibu, makanan pedas juga memicu atau memperburuk morning sickness.

Jika Bunda mengalami masalah pencernaan tersebut, ada baiknya konsumsi makanan pedas dihindari sama sekali.

Makanan yang mengandung gas atau alkohol

Tape ketan yang segar, mengandung kadar alkohol yang perlu diwaspadai ibu hamil.

Tape ketan, dodol duren, dan minuman bersoda bukan tidak mungkin Bunda temui saat menyambangi rumah kerabat. Ketika dikonsumsi, makanan ini bisa membuat Bunda tidak nyaman dan bahkan membahayakan kondisi janin.

Tape ketan misalnya. Terbuat dari ketan yang difermentasi dengan ragi, makanan ini mengandung alkohol yang sebaiknya tidak dikonsumsi oleh ibu hamil. Dalam jumlah banyak, alkohol dapat membahayakan janin. Namun dalam tape ketan, alkohol yang terkandung di dalamnya tidaklah terlalu banyak. Asal dikonsumsi dalam jumlah yang wajar, umumnya tape tidak akan membahayakan janin.

Makanan mentah

Tiramisu terbuat dari telur mentah.

Ketika hamil, kekebalan tubuh Bunda cenderung menurun. Itulah sebabnya, ibu hamil wajib memerhatikan apa yang ia konsumsi. Makanan mentah kemungkinan besar masih mengandung bakteri atau zat-zat yang berbahaya bagi tubuh Bunda.

Nah, mungkin secara kasat mata Bunda dapat menghindari makanan mentah dengan melihat kondisi fisiknya. Misalnya tidak mengonsumsi daging yang terlihat masih merah. Namun tahukah Bunda bahwa beberapa dessert atau saus dalam dessert atau sajian penutup, menggunakan telur mentah sebagai bahannya. Tiramisu contohnya. Hidangan dari Italia yang mungkin saja disajikan sebagai santapan Lebaran ini terbuat dari telur mentah.

Makanan manis

Makanan bergula perlu dihindari ibu hamil yang mengalami diabetes.

Nah, ini salah satu hidangan yang sulit dihindari saat Lebaran tiba. Dari aneka minuman manis sampai kue-kue bergula memang menggugah selera. Tapi, sebaiknya makanan dan minuman manis ini dihindari.

Kenapa? Asupan gula yang tinggi kerap dikaitkan dengan kenaikan berat badan ibu yang juga tinggi. Terlalu banyak mengonsumsi gula juga akan meningkatkan kadar glukosa dan insulin dalam darah ibu. Sehingga, hal ini dapat berkontribusi pada diabetes gestasional atau kencing manis pada kehamilan.

Itu dia beberapa jenis makanan Lebaran yang sebaiknya dihindari atau dijaga konsumsinya. Meski demikian, bukan berarti Bunda tidak dapat merasakan keriaan atau bahkan mengurangi makna Lebaran itu sendiri. Selamat merayakan Lebaran ya, Bun!

dr Jovita Amelia, SpGK

Dokter Jovita adalah seorang spesialis gizi klinik yang saat ini berpraktik di RS Pelni dan Ciputra Hospital CitraGarden City. Perempuan yang aktif berorganisasi sejak masih berstatus sebagai mahasiswa ini menempuh pendidikan kedokterannya di Universitas Trisakti. Dokter Jovita kemudian melanjutkan pendidikannya ke jenjang magister di Wageningen University dan memperoleh gelar master of nutrition and health. Gelar Spesialis Gizi Klinik ia peroleh dari Universitas Indonesia. Selain aktif berpraktik sebagai dokter, Dokter Jovita juga kerap menjadi pembicara di berbagai seminar dan talkshow. Seri seminar dan talkshow pola hidup sehat untuk masyarakat awam adalah beberapa kegiatan yang Dokter Jovita isi. Kini, Dokter Jovita aktif menulis untuk Ibu Sehati.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

3 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago