Bunda, sudah tahu istilah kolik? Kolik merupakan sebuah kondisi ketika si kecil terus menangis tanpa sebab dalam waktu yang lama. Namun, kolik ini termasuk hal normal loh, Bun, dan tidak berdampak buruk dalam jangka waktu yang panjang. Lantas, mengapa bayi mengalami kolik?
Dokter Karina Kaltha, Sp.A. menjelaskan bahwa kolik pada si kecil dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Namun, pada umumnya, bayi dapat mengalami kolik pada usia 2 minggu sampai 4 bulan.
Untuk saat ini, alasan pasti bayi terserang kolik masih belum diketahui, Bun. Namun, umumnya kolik pada si kecil terjadi akibat adanya gangguan pencernaan pada tubuh, seperti usus yang sensitif termasuk di dalamnya produksi gas dalam saluran cerna.
Salah satu gejala kolik adalah bayi Bunda akan menangis dan sulit ditenangkan. Bunda barangkali sudah mencoba mencari penyebab tangisnya, misalnya apakah ada ruam atau gatal di tubuh, apakah bayi mengalami demam, apakah popoknya basah, apakah bayi lapar, apakah udara terlalu panas atau dingin, tetapi si kecil tetap menangis.
“Salah satu gejala kolik adalah bayi dapat menangis dan sulit ditenangkan, kaki dan tangan terangkat ke perut, serta wajah bayi menjadi kemerahan. Lazimnya bayi menangis menjelang malam atau saat mau tidur,” tutur dr. Kaltha.
Pemicu kolik pada bayi bisa bermacam-macam loh, Bun. Dokter Kaltha menjelaskan bahwa kolik dapat terjadi karena berbagai kondisi, misalnya alergi susu sapi, intoleransi laktosa, asam lambung sehingga terjadi refluks, waktu menyusui yang kurang optimal, hingga hubungan batin yang kurang terjalin antara ibu dan bayi. Kelahiran prematur serta sistem saraf yang belum berkembang dengan baik juga bisa berkaitan dengan kolik.
Sebelum beralih ke cara mengatasi kolik, pastikan tidak ada demam ataupun penyebab tangis lain yang menyertai ya, Bun. Langkah pertama untuk menenangkannya adalah dengan menggendongnya sembari diayun ataupun dinyanyikan lagu.
Bila Bunda curiga tangisan bayi disebabkan oleh alergi dan terdapat riwayat alergi di keluarga, Bunda dapat menghindari konsumsi susu sapi dan olahannya, seperti keju, roti, mentega, dan yoghurt. Kemudian, lihat apakah ada perbaikan pada kondisi bayi. Bunda juga dianjurkan untuk memberikan ASI eksklusif selama enam bulan untuk mengurangi kolik bayi.
Bunda juga dapat melakukan beberapa hal agar si kecil yang mengalami kolik tenang:
Apabila cara yang Bunda lakukan masih belum bisa membuat si kecil tenang, ada obat-obatan yang dapat diberikan untuk menangani kolik si kecil loh, Bun. Namun, penggunaan obat ini harus atas anjuran dokter ya, Bun.
Yang paling penting, Bunda jangan sampai panik. Pasalnya, kolik pada bayi akan berkurang setelah usianya di atas empat bulan. Namun, bila masih merasa khawatir, Bunda dapat membawa bayi berobat ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…