Ketika telat datang bulan, para calon ibu biasanya langsung membeli testpack untuk memastikan benar atau tidaknya kehamilan. Testpack bekerja dengan mendeteksi hormon human chorionic gonadotropin (hCG) yang biasanya diproduksi oleh plasenta saat kehamilan. Hasil testpack memang dapat Bunda jadikan acuan sebelum akhirnya memeriksakan diri ke dokter. Namun, apakah tes kehamilan bisa salah? Bisa saja, Bun. Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan hasil testpack tidak akurat. Inilah beberapa di antaranya.
Ketika menggunakan testpack, pastikan Bunda mengikuti ketentuan penggunannya ya. Berbeda merek testpack, berbeda pula ketentuannya. Lazimnya, testpack mensyaratkan Bunda untuk menunggu 4-5 menit untuk mengetahui hasil tes kehamilan, tetapi tidak lebih dari 10-30 menit setelahnya. Ketentuan soal waktu ini tidak boleh dianggap remeh loh, Bun. Pasalnya, jika Bunda melihat hasil tes setelah 10-30 menit, hasilnya akan jadi tidak akurat.
Setelah rentang waktu yang direkomendasikan berlalu, bisa muncul garis evaporasi atau garis penguapan pada testpack. Garis penguapan ini terjadi karena urin telah mengering dan menguap lalu menghasilkan garis samar. Dampaknya, Bunda akan mengira kalau hasil testpack menunjukkan hasil positif.
Bila Bunda mengalami keguguran, hormon hCG biasanya masih tertinggal dalam tubuh. Lama-kelamaan memang akan turun, tetapi sangat lama. Hormon hCG dalam tubuh akan menurun dalam rentang waktu 9-35 hari setelah keguguran dengan rata-rata berada pada rentang waktu 2 minggu Melakukan tes kehamilan selama rentang waktu ini berpotensi membuat testpack mendeteksi kehamilan dalam tubuh Bunda karena hormon hCG dari kehamilan sebelumnya belum kembali normal.
Jika setelah 2 minggu keguguran testpack masih positif, Bunda mungkin mengalami keguguran yang belum tuntas. Kondisi ini artinya ada jaringan dari kehamilan yang tersisa dalam rahim dan terus memproduksi hCG. Lakukan konfirmasi dengan melakukan pemeriksaan ultrasonografi. Bila hal ini terjadi, mungkin diperlukan operasi atau kuret untuk mengambil jaringan yang tersisa.
Apakah tes kehamilan bisa salah karena kehamilan anggur? Sangat bisa. Perlu diketahui bahwa kehamilan anggur tetap terjadi di dalam rahim. Hanya saja, pada kehamilan anggur Janin tidak berkembang hanya plasentanya saja. Nah, pada kehamilan anggur, hormon hCG Bunda tetap terdeteksi sehingga testpack mendeteksi kehamilan karena hormon ini diproduksi oleh sel-sel plasenta. Sebab itu, ada baiknya ketika Bunda mendapati hasil testpack positif, segera periksakan diri ke dokter untuk memastikannya.
Pengobatan tertentu juga bisa menyebabkan hasil tes kehamilan salah loh, Bun, terutama pengobatan yang mengandung hormon hCG sebagai bahan aktif. Nah, pengobatan yang mengandung hormon hCG biasanya adalah pengobatan infertilitas. Jadi, jika saat ini Bunda dan pasangan menjalani perawatan infertilitas, sebaiknya periksakan kehamilan melalui dokter alih-alih menggunakan testpack.
Beberapa kondisi medis bisa menyebabkan hormon hCG meningkat dan menyebabkan hasil testpack salah loh, Bun. Inilah beberapa kondisi medis pada tubuh yang bisa membuat testpack keliru mengenali kehamilan pada tubuh Bunda karena kenaikan hormon hCG.
● Munculnya gangguan hormon yang diproduksi hipofisis
● Tumor trophoblast yang menghasilkan hormon hCG
● Kista ovarium atau kanker ovarium jenis tertentu
● Gangguan ginjal yang mengakibatkan eliminasi hCG terganggu
Itulah beberapa hal yang bisa menyebabkan tes kehamilan melalui testpack keliru. Meski memiliki kemungkinan keliru, bukan berarti Bunda tak bisa mengandalkan testpack. Melakukan tes kehamilan melalui testpack boleh, tetapi jangan lupa konfirmasi hasilnya ke tenaga medis ya, Bun.
Nah, jika Bunda ingin mengetahui lebih lanjut seputar kehamilan dan persalinan, mari bergabung dengan Ibu Sehati di laman Facebook dan Instagram.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…