Vitamin A adalah salah satu jenis vitamin yang dapat larut dalam lemak. Keberadaan vitamin ini sangat bermanfaat bagi pertumbuhan janin, terutama untuk perkembangan hati, jantung, paru-paru, serta ginjalnya. Vitamin A juga bermanfaat untuk membentuk sistem pernapasan dan sistem saraf pusatnya. Namun ternyata, konsumsi vitamin A selama kehamilan memiliki dampak positif dan negatif. Kenali yuk, Bun.
Sebelum beralih ke manfaat dan bahaya vitamin A bagi ibu hamil, Bunda perlu memahami jenis vitamin A. Vitamin A terbagi menjadi preformed vitamin A (vitamin A aktif) dan provitamin A karotenoid.
Preformed vitamin A atau yang biasa disebut dengan retinol adalah zat aktif yang digunakan oleh tubuh. Retinol dapat Bunda temukan dalam produk hewani, seperti produk susu, ikan, daging dan telur. Sementara itu, provitamin A dapat Bunda temukan dalam buah dan sayur. Namun, provitamin A tidak dapat langsung digunakan oleh tubuh. Tubuh Bunda mesti mengubahnya menjadi retinol terlebih dulu.
Ada sekitar 600 karotenoid yang tersedia di alam, tetapi hanya beberapa yang bisa dikonversi menjadi zat aktif retinol. Beta karoten adalah jenis karotenoid yang paling sering ditemukan. Standar ukuran vitamin A adalah RAE (retinol activity equivalents). Satu microgram (mcg) retinol sama dengan 1 mcg RAE. Namun, butuh 12 mcg beta-karoten atau 24 mcg alpha-karoten untuk mendapatkan 1 mcg RAE.
Beda usia Bunda ketika hamil, berbeda pula jumlah kandungan vitamin A yang Bunda butuhkan. Jika Bunda berusia 18 tahun atau lebih muda saat hamil, maka Bunda memerlukan 750 mcg RAE per hari. Namun, jika Bunda berusia 19 tahun atau lebih tua ketika hamil, maka Bunda memerlukan setidaknya 770 mcg RAE per hari. Bagaimana bila Bunda tidak mencapai jumlah konsumsi sebesar ini setiap harinya? Tidak apa-apa, kok. Asalkan, rata-rata konsumsi vitamin A Bunda dalam satu minggu mencapai target tersebut, ya.
Vitamin A aktif atau retinol tersedia dalam banyak makanan, mulai dari daging, ikan, telur, sayur dan buah, hingga sereal. Meski vitamin A baik untuk tubuh maupun perkembangan janin, Bunda perlu memahami bahwa terlalu banyak retinol dalam tubuh bisa berdampak sebaliknya. Terlalu banyak retinol dalam tubuh bisa menyebabkan cacat pada janin dan berpotensi meracuni liver.
Bagi Bunda yang berusia 19 tahun atau lebih tua dan sedang hamil serta menyusui, maksimal konsumsi vitamin A per hari seharusnya tidak lebih dari 3.000 mcg RAE atau 10.000 IU. Sementara itu, Bunda yang berusia 18 tahun atau lebih muda dan sedang hamil serta menyusui, maksimal konsumsi vitamin A per hari harus tidak lebih dari 2.800 mcg RAE atau 9.333 IU.
Untuk membantu Bunda menghitung jumlah vitamin A yang dikonsumsi setiap harinya, inilah beberapa daftar makanan lengkap dengan kandungan vitamin A di dalamnya, dilansir dari situs babycenter.com.
Selain mencatat jumlah vitamin A dalam makanan yang Bunda konsumsi, Bunda juga tidak disarankan untuk mengonsumsi suplemen kehamilan selain yang disarankan tenaga medis, ya. Ini semata-mata untuk mencegah Bunda dari kelebihan konsumsi vitamin A.
Itulah informasi mengenai manfaat dan efek samping vitamin A bagi ibu hamil. Semoga bermanfaat bagi Bunda dan si kecil, ya. Terus semangat, Bun!
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…