Secara rata-rata, ibu hamil akan melahirkan saat usia kehamilannya sudah 40 minggu. Ya, memang tidak semuanya, karena ada yang melahirkan sebelum usia kehamilan 40 minggu (bahkan bisa sangat cepat seperti pada bayi prematur) atau bahkan ada yang sedikit lebih lama dari 40 minggu.
Persalinan sebelum usia kehamilan 40 minggu bisa saja terjadi. Selain karena janinnya sudah mendesak untuk keluar sehingga lahir dengan persalinan per vaginam, tetapi ada juga yang memang ingin dilahirkan cepat. Alasannya karena melihat tanggal yang tergolong cantik, merasa kelelahan dengan perut yang semakin besar, atau memang ada alasan kesehatan.
Rasa tidak nyaman yang timbul di minggu-minggu terakhir kehamilan sering menjadi alasan sejumlah perempuan di Amerika Serikat dan Eropa untuk melahirkan lebih cepat. Menurut Robyn Horsager-Boehrer, MD, dokter kebidanan dan kandungan di UT Southwestern MEdical Center’s William P. Clements Jr. University Hospital, para ibu hamil tersebut memilih persalinan yang direncanakan satu atau bahkan tiga minggu sebelum hari persalinan yang sebenarnya tiba.
Selama tidak ada masalah kesehatan yang bisa membahayakan ibu maupun janin, sangat disarankan untuk menunggu hingga hari persalinan tiba. Kalaupun ingin melakukan persalinan lebih cepat dengan dijadwalkan secara khusus, ada baiknya menunggu hingga usia kehamilan 39 minggu.
Mengapa? Karena ada sejumlah alasan terkait kesehatan bayi dan ibu. Berikut sejumlah alasan bagi ibu hamil untuk menunggu waktu persalinan setidaknya hingga usia kehamilan 39 minggu.
Dalam website-nya, American College of Obstetricians and Gynecologists menyebutkan bahwa usia kehamilan cukup bulan, dimulai pada 39 minggu.
Bayi yang dilahirkan saat atau setelah usia kehamilan 39 minggu, berpeluang sangat baik untuk sehat dibandingkan yang lahir sebelum 39 minggu. Tidak disarankan untuk memilih persalinan sebelum usia kehamilan 39 minggu, tanpa ada alasan kesehatan.
Cukup bulan memang berkisar antara usia kehamilan 37-41 minggu. Namun, menurut Caroline Signore, MD, dokter kebidanan dan kandungan dari Eunice Kennedy Shriver National Institute for Child Health and Human Development, Bethesda, dalam Parents.com, kondisi tersebut merujuk pada persalinan spontan, normal, tanpa ada intervensi.
Usia kehamilan 37-39 minggu menjadi proses perkembangan penting bagi organ tubuh janin. Misalnya saja otak, paru-paru, dan hati.
Otak berkembang sangat cepat di akhir masa kehamilan. Sebagai gambaran, berat otak pada janin di usia 35 minggu baru dua pertiga dari berat yang akan terjadi di usia kehamilan 39 minggu.
Karenanya, bila tidak ada indikasi kesehatan yang mengancam nyawa ibu atau janin, tunggu saja waktu persalinannya.
Seperti halnya organ tubuh, berat badan janin juga akan bertambah sejalan dengan usia kehamilan. Harapannya, agar bayi memiliki berat badan yang sesuai dan sehat saat lahir nanti.
Bayi yang lahir dengan berat badan sehat akan lebih mudah menjaga kondisi tubuhnya tetap hangat dibandingkan bayi yang lahir dengan berat badan rendah.
Lebih dari 25 persen bayi yang lahir disengaja antara usia kehamilan 37-39 minggu, membutuhkan perawatan di NICU (neonatal intensive care unit/unit perawatan intensif bayi baru lahir) sebanyak 4,5 hari dibandingkan dengan yang hanya 5 persen pada bayi lahir di usia 39 minggu atau lebih.
Bayi memerlukan perawatan di NICU karena ada organ yang belum cukup matang.
Bayi yang lahir terlalu cepat akan mengalami masalah pernapasan, lebih sering mengalami masalah penglihatan dan gangguan pendengaran serta kesulitan untuk mengisap maupun menelan. Selain itu, bayi bisa mengalami ikterus atau kuning saat lahir.
Persalinan yang dijadwalkan lebih cepat tanpa melihat alasan kesehatan, biasanya berpeluang lebih besar untuk menjalani operasi caesar. Meski teknologi persalinan caesar sudah demikian berkembang, tetap ada risiko yang bisa terjadi..
Dibandingkan dengan persalinan per vaginam, waktu pemulihan pascaoperasi akan lebih lama. Setidaknya dibutuhkan waktu 6-8 minggu untuk benar-benar pulih setelah pulang ke rumah.
Selain itu, risiko komplikasi dapat terjadi. Risiko ini di antaranya seperti infeksi, perdarahan, atau penggumpalan darah. Sementara itu, bayi yang dilahirkan secara caesar berkemungkinan memiliki masalah dengan pernapasan maupun masalah kesehatan lainnya.
Dengan sejumlah alasan tersebut, tanpa ada masalah kesehatan pada ibu atau janin, keinginan untuk melahirkan lebih cepat sebaiknya dipertimbangkan lagi. Kalau Bunda merasa cemas, khawatir, atau gugup dengan kehamilan yang semakin besar, coba luangkan waktu untuk rileks.
Letakkan bantal besar untuk menyokong tubuh agar terasa lebih nyaman dan perbanyak waktu istirahat. Ingatlah bahwa perjuangan Bunda saat ini akan terbayar dengan kesehatan bayi (dan tentu saja Bunda) untuk jangka waktu lama.
Sumber:
Why at least 39 Weeks is Best for Your Baby
https://www.marchofdimes.org/pregnancy/why-at-least-39-weeks-is-best-for-your-baby.aspx
You’re Ready, but is Your Baby? Why to Wait until (at least) 39 Weeks
https://utswmed.org/medblog/pregnancy-wait-39-weeks/
Deliveries Before 39 Weeks
https://www.acog.org/About-ACOG/ACOG-Departments/Deliveries-Before-39-Weeks?IsMobileSet=false
Waiting for Baby: 8 Reasons to Wait Until Your Due Date, If Possible
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…