Bukan untuk menakut-nakuti, tetapi melahirkan itu memang akan terasa sakit. Meskipun kadar rasa sakit ini akan bergantung dari masing-masing individu.
Seorang teman pernah mengatakan bahwa rasa sakit saat kontraksi itu seperti dicubit tetapi sambil dipelintir. Lalu bagaimana sakit saat melahirkan? Ya, bisa lebih dari itu rasa sakitnya.
Namun tak semua ibu hamil yang menjalani persalinan merasakan sakit yang amat sangat. Ada juga yang merasa sakitnya dapat ditolerir dengan baik.
Ketahanan seseorang terhadap rasa sakit saat melahirkan ini memang berbeda-beda. Bahkan seorang ibu yang pernah melahirkan lebih dari sekali, bisa jadi merasakan rasa sakit yang berbeda.
Kalau Bunda termasuk yang tidak cukup tahan dengan rasa sakit atau merasa khawatir dengan rasa sakit yang timbul saat melahirkan, bisa mempertimbangkan penggunaan pereda nyeri. Sejumlah cara dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri saat kontraksi maupun persalinan, baik dengan pemakaian obat-obatan maupun tidak.
Pikiran menjadi poin penting dalam mengurangi rasa nyeri. Menurut Stacey Rees, bidan bersertifikasi di Clementine Midwifery, Brooklyn, New York, seperti dikutip Parents.com, hal paling penting yang bisa membuat Anda rileks selama persalinan adalah dengan mengelola pikiran Anda.
Ketika Bunda takut akan rasa sakit, Anda menjadi tegang, membuat rasa nyeri memburuk, dan pada akhirnya malah makin tegang. Untuk itu, mulailah dengan membuat pikiran Anda lebih tenang. Anda bisa membayangkan hal-hal menyenangkan yang dialami atau membayangkan tempat yang membuat rileks seperti pantai atau gunung.
Bernapas sepertinya memang hanya menghirup dan mengembuskan udara. Tetapi coba untuk fokus dengan pernapasan ini. Cobalah untuk menarik napas dalam dan embuskan secara perlahan. Fokus pada setiap tarikan maupun embusan napas ini.
Fokus dengan pernapasan akan membuat Anda ‘melupakan’ rasa sakit saat kontraksi berlangsung.
Ada kalanya, rasa sakit yang muncul saat kontraksi akan membuat Bunda enggan untuk bergerak apalagi berjalan. Tetapi sebenarnya, berjalan, mengubah posisi tubuh, atau duduk di atas bola olahraga, akan membantu meredakan nyeri kontraksi.
Berjalan atau duduk pada bola olahraga sambil memutar tubuh akan mengambil keuntungan dan kekuatan gravitasi. Hal ini akan membuat bayi bergerak dan turun ke saluran panggul.
Air hangat memberi efek rileks sehingga dapat membantu mengurangi nyeri saat kontraksi. Bunda bisa mencoba berendam dalam air hangat atau mandi dengan siraman air hangat dari shower.
Kalau ingin berendam air hangat, pastikan tidak dalam kondisi bukaan awal (di bawah 4 cm). Karena dikhawatirkan, hal tersebut malah akan memperlambat kontraksi dan persalinan.
Karena efek rileks dari berendam air hangat ini pula yang membuat sejumlah ibu hamil kemudian memilih persalinan di dalam air (water birth).
Tak ada yang bisa mengelak perasaan menenangkan dan rileks dari pijatan. Itu sebabnya ibu hamil juga merasakan hal serupa setelah pijatan.
Tekanan yang diberikan dari pijatan akan membantu mengurangi rasa nyeri. Kalaupun kurang membantu, setidaknya, pijatan pada kaki, tangan, maupun kening, akan membantu. Minta bantuan pasangan untuk memberikan pijatan itu ya, Bun!
Dalam Babycenter.com disebutkan bahwa hipnosis adalah keadaan relaksasi mental dan fisik yang dalam sehingga memungkinkan untuk fokus secara intens terhadap pikiran atau perasaan. Ibu hamil yang bersiap melahirkan dan menjalani hipnosis, akan diberikan sugesti.
Sugesti ini bertujuan untuk menggantikan rasa takut dan sakit dengan keyakinan atas persalinan yang aman, lembut, dan nyaman.
Ketika kontraksi demikian kuat dan rasa sakit kian tak tertahankan, sejumlah ibu hamil kemudian lebih memilih obat-obatan. Ada beberapa pilihan obat yang dipakai untuk mengurangi nyeri saat kontraksi atau saat persalinan.
Menurut William Camann, MD, co-author Easy Labor dan direktur anestesi kebidanan di Brigham and Women’s Hospital, Boston, epidural telah berubah secara dramatis dalam 10 tahun terakhir.
Obat tersebut tidak lagi diberikan dalam satu kali suntikan yang bisa membuat kebas. Sebaliknya, epidural diberikan melalui infus dengan laju yang pelan sehingga ibu hamil tetap bisa untuk mengejan saat persalinan berlangsung.
Diperlukan waktu sekitar 10-25 menit agar epidural bisa bereaksi di dalam tubuh. Sementara spinal yang disuntikkan melalui punggung bawah bereaksi dengan cepat dan bertahan dalam waktu 45 menit.
Ada kalanya dokter memilih penggunaan kombinasi obat ini bagi ibu hamil yang proses persalinannya masih cukup lama namun sangat membutuhkan pengurang nyeri yang bekerja dengan cepat.
Sumber:
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…