Warning: "continue" targeting switch is equivalent to "break". Did you mean to use "continue 2"? in /home/sehatico/ibu.sehati.co/wp-content/plugins/revslider/includes/operations.class.php on line 2734

Warning: "continue" targeting switch is equivalent to "break". Did you mean to use "continue 2"? in /home/sehatico/ibu.sehati.co/wp-content/plugins/revslider/includes/operations.class.php on line 2738

Warning: "continue" targeting switch is equivalent to "break". Did you mean to use "continue 2"? in /home/sehatico/ibu.sehati.co/wp-content/plugins/revslider/includes/output.class.php on line 3679
Kurangi Nyeri Persalinan Dengan Cara Ini - Sehati Kehamilanku
Categories: PersalinanProses

Kurangi Nyeri Persalinan Dengan Cara Ini

Bukan untuk menakut-nakuti, tetapi melahirkan itu memang akan terasa sakit. Meskipun kadar rasa sakit ini akan bergantung dari masing-masing individu. 

Seorang teman pernah mengatakan bahwa rasa sakit saat kontraksi itu seperti dicubit tetapi sambil dipelintir. Lalu bagaimana sakit saat melahirkan? Ya, bisa lebih dari itu rasa sakitnya. 

Namun tak semua ibu hamil yang menjalani persalinan merasakan sakit yang amat sangat. Ada juga yang merasa sakitnya dapat ditolerir dengan baik. 

Ketahanan seseorang terhadap rasa sakit saat melahirkan ini memang berbeda-beda. Bahkan seorang ibu yang pernah melahirkan lebih dari sekali, bisa jadi merasakan rasa sakit yang berbeda.  

Kalau Bunda termasuk yang tidak cukup tahan dengan rasa sakit atau merasa khawatir dengan rasa sakit yang timbul saat melahirkan, bisa mempertimbangkan penggunaan pereda nyeri. Sejumlah cara dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri saat kontraksi maupun persalinan, baik dengan pemakaian obat-obatan maupun tidak.

Relaksasi 

Pikiran menjadi poin penting dalam mengurangi rasa nyeri. Menurut Stacey Rees, bidan bersertifikasi di Clementine Midwifery, Brooklyn, New York, seperti dikutip Parents.com, hal paling penting yang bisa membuat Anda rileks selama persalinan adalah dengan mengelola pikiran Anda. 

Ketika Bunda takut akan rasa sakit, Anda menjadi tegang, membuat rasa nyeri memburuk, dan pada akhirnya malah makin tegang. Untuk itu, mulailah dengan membuat pikiran Anda lebih tenang. Anda bisa membayangkan hal-hal menyenangkan yang dialami atau membayangkan tempat yang membuat rileks seperti pantai atau gunung. 

Teknik bernapas 

Bernapas sepertinya memang hanya menghirup dan mengembuskan udara. Tetapi coba untuk fokus dengan pernapasan ini. Cobalah untuk menarik napas dalam dan embuskan secara perlahan. Fokus pada setiap tarikan maupun embusan napas ini. 

Fokus dengan pernapasan akan membuat Anda ‘melupakan’ rasa sakit saat kontraksi berlangsung. 

Bergerak

Ada kalanya, rasa sakit yang muncul saat kontraksi akan membuat Bunda enggan untuk bergerak apalagi berjalan. Tetapi sebenarnya, berjalan, mengubah posisi tubuh, atau duduk di atas bola olahraga, akan membantu meredakan nyeri kontraksi. 

Berjalan atau duduk pada bola olahraga sambil memutar tubuh akan mengambil keuntungan dan kekuatan gravitasi. Hal ini akan membuat bayi bergerak dan turun ke saluran panggul. 

Terapi air 

Air hangat memberi efek rileks sehingga dapat membantu mengurangi nyeri saat kontraksi. Bunda bisa mencoba berendam dalam air hangat atau mandi dengan siraman air hangat dari shower

Kalau ingin berendam air hangat, pastikan tidak dalam kondisi bukaan awal (di bawah 4 cm). Karena dikhawatirkan, hal tersebut malah akan memperlambat kontraksi dan persalinan. 

Karena efek rileks dari berendam air hangat ini pula yang membuat sejumlah ibu hamil kemudian memilih persalinan di dalam air (water birth). 

Pijat 

Tak ada yang bisa mengelak perasaan menenangkan dan rileks dari pijatan. Itu sebabnya ibu hamil juga merasakan hal serupa setelah pijatan. 

Tekanan yang diberikan dari pijatan akan membantu mengurangi rasa nyeri. Kalaupun kurang membantu, setidaknya, pijatan pada kaki, tangan, maupun kening, akan membantu. Minta bantuan pasangan untuk memberikan pijatan itu ya, Bun!

Hipnosis

Dalam Babycenter.com disebutkan bahwa hipnosis adalah keadaan relaksasi mental dan fisik yang dalam sehingga memungkinkan untuk fokus secara intens terhadap pikiran atau perasaan. Ibu hamil yang bersiap melahirkan dan menjalani hipnosis, akan diberikan sugesti. 

Sugesti ini bertujuan untuk menggantikan rasa takut dan sakit dengan keyakinan atas persalinan yang aman, lembut, dan nyaman. 

Obat-obatan 

Ketika kontraksi demikian kuat dan rasa sakit kian tak tertahankan, sejumlah ibu hamil kemudian lebih memilih obat-obatan. Ada beberapa pilihan obat yang dipakai untuk mengurangi nyeri saat kontraksi atau saat persalinan. 

1. Epidural 

Menurut William Camann, MD, co-author Easy Labor dan direktur anestesi kebidanan di Brigham and Women’s Hospital, Boston, epidural telah berubah secara dramatis dalam 10 tahun terakhir. 

Obat tersebut tidak lagi diberikan dalam satu kali suntikan yang bisa membuat kebas. Sebaliknya, epidural diberikan melalui infus dengan laju yang pelan sehingga ibu hamil tetap bisa untuk mengejan saat persalinan berlangsung. 

2. Spinal dan kombinasi spinal-epidural 

Diperlukan waktu sekitar 10-25 menit agar epidural bisa bereaksi di dalam tubuh. Sementara spinal yang disuntikkan melalui punggung bawah bereaksi dengan cepat dan bertahan dalam waktu 45 menit. 

Ada kalanya dokter memilih penggunaan kombinasi obat ini bagi ibu hamil yang proses persalinannya masih cukup lama namun sangat membutuhkan pengurang nyeri yang bekerja dengan cepat. 

Sumber: 

8 Ways to Manage Labor Pain

Labor Pain: Weigh your Options for Relief

Medications for Pain Relief During Labor and Delivery

Dinda Derdameisya

Dokter Dinda Derdameisya adalah dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang kini berpraktik di tiga rumah sakit di Jakarta. Ketiga rumah sakit itu adalah RS Kanker Dharmais, Brawijaya Women and Children’s Hospital, dan RSIA Asih. Tak hanya berpraktik di rumah sakit, saat ini Dokter Dinda juga menjalani kesibukan di H Clinic untuk memberi pelayanan aesthetic gynecologic yang berfungsi untuk menjaga dan merawat area intim. Perempuan yang telah berpengalaman selama 12 tahun di ranah kedokteran ini merupakan lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Ia menyelesaikan studi kedokterannya pada tahun 2007 dan memperoleh gelar spesialisnya pada tahun 2014.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

3 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

3 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

3 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

3 years ago