Polusi Jakarta tiba-tiba viral di media sosial. Hal ini terjadi setelah situs AirVisual menunjukkan bahwa air quality index (AQI) Jakarta sebagai yang terburuk di dunia. Pada awal Agustus 2019, AQI Jakarta mencapai angka 170.
Meski kemudian AQI Jakarta telah menurun ke angka 155 pada pertengahan Agustus, status kualitas udara Jakarta masihlah tidak sehat. Kualitas udara yang buruk ini jelas berbahaya bagi siapapun yang beraktivitas di luar ruangan.
Tingginya polusi udara dapat menyebabkan gangguan pada fungsi paru-paru dan jantung. Namun, bagaimana dampaknya pada janin mengingat janin tidak menghirup udaranya secara langsung?
Meski tidak menghirup udaranya secara langsung, rupanya janin juga berpotensi terpapar dampak buruk polusi udara. Bahkan, janin, bayi, dan ibu hamil adalah golongan yang paling rentan terdampak buruknya kualitas udara. Inilah beberapa potensi dampak buruk polusi udara pada ibu hamil dan janin.
Seperti dikutip dari situs American Pregnancy Association, berdasarkan studi yang dilakukan oleh The Stockholm Environment Institute (SEI) dari University of York, hampir 3 juta bayi lahir prematur setiap tahunnya karena polusi udara. Itu berarti hampir 18% bayi terlahir prematur setiap tahunnya karena polusi udara. Meski ada banyak penyebab bayi lahir prematur, polusi adalah salah satu hal yang harus dihindari.
Bayi dikatakan memiliki berat badan lahir rendah ketika berat badannya saat lahir berada di bawah 2.500 gram atau 2,5 kg. Polusi udara disinyalir menjadi salah satu penyebabnya. Masih dikutip dari American Pregnancy Association, sebuah studi di Beijing menunjukkan fakta menarik terkait hal ini. Bayi yang dilahirkan saat Olimpiade Beijing 2008 ketika penduduk diperintahkan untuk membatasi emisinya memiliki bobot 0,8 ons lebih berat dibanding bayi yang lahir di luar masa Olimpiade Beijing.
Risiko lainnya yang mungkin dimiliki janin dari ibu yang terpapar polusi udara berat adalah autisme. Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti Harvard menunjukkan bahwa ibu hamil yang terpapar polusi udara tinggi di trimester ketiganya berpotensi dua kali lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan autisme. Namun, tidak demikian dengan ibu hamil yang terpapar jumlah polusi udara yang sama di trimester lebih awal.
Polusi udara memperburuk asma pada ibu hamil yang memang memiliki riwayat asma. Ini juga bisa berbahaya karena asma bisa menyebabkan preeklampsia. Bila asma dapat diatasi, maka ibu hamil dan janin akan baik-baik saja. Sebaliknya, bila asma tidak dapat ditangani dengan baik, janin dapat kekurangan oksigen, terhambat pertumbuhannya, lahir prematur, dan berat badan lahirnya rendah. Bayi juga bisa memiliki risiko terkena asma nantinya.
Bila tinggal di kota dengan tingkat polusi udara tinggi seperti Jakarta, mustahil untuk menghindarinya sama sekali. Anda hanya bisa mengurangi dampak buruknya dengan melakukan hal-hal berikut ini.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, AQI menggambarkan kualitas udara di lokasi domisili Bunda. Bunda bisa mengeceknya secara berkala melalui berbagai situs yang menyediakan data AQI, seperti AirVisual atau aqicn.org. Jika AQI di kota Bunda tinggal sedang memburuk, lebih baik gunakan masker saat keluar rumah.
Untuk mengurangi keburukan polusi udara dalam ruangan, Bunda bisa menggunakan air purifier. Perangkat satu ini bisa mengenyahkan bakteri dan alergen sehingga Bunda dan janin menghirup udara yang lebih bersih.
Tanaman dapat menyaring udara di sekitarnya sehingga lebih bersih. Beberapa jenis spider dan snake plants, seperti tanaman lidah mertua, sirih gading, lidah buaya, palem, hingga suplir atau pakis-pakisan dapat mengenyahkan senyawa kimia buruk dari udara. Tanaman ini juga bisa mengganti karbondioksida dengan oksigen yang bersih. Satu tanaman per 100 meter persegi cukup untuk membuat kualitas udara lebih baik.
Itulah bahaya polusi udara bagi ibu hamil dan janin. Bunda dapat mencoba cara-cara di atas untuk mengurangi dampak buruknya. Selamat mencoba dan semoga selalu sehat ya, Bun.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…