Categories: KehamilanKesehatan

Hati-Hati, Bunda! Ini Bahaya Penyakit Menular Seksual pada Kehamilan

Penyakit menular seksual atau PMS menjadi momok bagi setiap orang. Dan kehadirannya akan semakin membahayakan ketika Bunda sedang hamil. Pasalnya, PMS tidak hanya membahayakan diri Bunda, tetapi juga kehamilan Bunda. Jika terserang PMS saat hamil, Bunda berisiko mengalami kehamilan ektopik, aborsi spontan, kematian janin dalam rahim, serta infeksi kongenital.

Pun, tahukah, Bunda? Ibu hamil memang lebih rentan terserang PMS karena adanya perubahan hormon dan anatomi tubuh. Reaksi imun pun menurun. Menurut The Centers for Disease Control and Prevention (CDC), terdapat sekitar 20 juta kasus PMS baru per tahun. Beberapa PMS yang paling sering terjadi adalah sifilis, gonore, chlamydia trachomatis, hepatitis, dan HIV.

Apa saja gejala masing-masing penyakit menular seksual yang mungkin menyerang Bunda saat hamil? Dan apa saja dampaknya bagi kehamilan? Yuk, simak paparannya yang disarikan dari materi kelas online Bidan Sehati yang disampaikan oleh dr. Olivia Widyanti, Sp.OG.

Sifilis

Sifilis atau raja singa adalah PMS yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit satu ini bisa ditularkan oleh ibu kepada janin melalui plasenta. Bakteri Treponema pallidum masuk melalui plasenta lalu ke dalam peredaran darah janin dan menyebar ke seluruh jaringan. Berapapun stadiumnya dan berapapun usia kehamilannya, sifilis yang diderita ibu dapat ditularkan kepada janin.

Sifilis dapat menyebabkan keguguran, persalinan prematur, kematian janin, dan gangguan plasenta. Penyakit sifilis yang ditularkan kepada janin juga bisa menyebabkan sifilis kongenital yang terlihat pada dua tahun pertama kehidupan anak. 

Berikut tanda dan gejala sifilis:

  • Jika masih dalam tahap primer, akan muncul luka terbuka di bagian tubuh yang pertama kali terinfeksi sifilis, seperti mulut, kemaluan, atau rektum.
  • Bila sudah berlanjut ke tahap primer, muncul ruam di seluruh tubuh yang tidak nyeri dan tidak gatal. Kemunculannya kurang lebih 4-10 minggu setelah luka terbuka muncul.

Kandidiasis

Penyakit menular seksual berikutnya yang mungkin menyerang ibu hamil adalah kandidiasis. Kandidiasis disebabkan oleh jamur Candida sp atau Candida albicans hingga menyebabkan vagina terasa gatal. Sama seperti penyakit menular seksual lainnya, kandidiasis juga bisa berbahaya bagi kehamilan jika tidak ditangani dengan segera. Risiko kehamilan yang mungkin terjadi karena penyakit ini adalah persalinan prematur dan ketuban pecah.

Berikut adalah tanda dan gejala kandidiasis:

  • Keluar cairan tubuh putih dan bergumpal dari vagina, terkadang berbau asam, dan disertai rasa gatal.
  • Seringkali disertai ruam di sekitar vagina
  • Disertai dengan nyeri berkemih

Chlamydia Trachomatis

Chlamydia adalah salah satu PMS yang banyak diderita di banyak negara. Berdasarkan laporan WHO pada tahun 1995, ada setidaknya 89 juta orang yang menderita penyakit ini. Di Indonesia sendiri, belum ada angka pasti mengenai jumlah penderita chlamydia. Hanya saja, satu hal yang pasti dari penyakit ini adalah risikonya bagi ibu hamil. Chlamydia dalam kehamilan dapat menyebabkan abortus, kematian janin, kelahiran prematur, pertumbuhan janin terhambat, ketuban pecah dini, hingga endometritis pasca aborsi. 

Tidak hanya itu, bayi yang lahir selamat secara pervaginam dari ibu pengidap chlamydia berpotensi mengalami konjungtivitis inklusi atau infeksi pada mata dalam 2 minggu pertama kehidupannya. Bayi Bunda juga berpotensi mengidap pneumonia pada usia 3-4 bulan.

Berikut adalah gejala chlamydia pada perempuan:

  • Ada sensasi terbakar pada vagina saat buang air kecil
  • Mengalami keputihan yang jauh lebih banyak dari biasanya dan berwarna kuning serta berbau busuk
  • Pembengkakan di vagina atau sekitar anus
  • Iritasi pada rektum
  • Perdarahan yang terjadi antara siklus haid

Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Ibu hamil yang menderita ini akan merasa sangat tidak nyaman karena vulvanya membengkak. Cairan pun kerap keluar dari vagina. Bahaya trikomoniasis pada kehamilan pun tidak sedikit. 

Bila menderita trikomoniasis selama mengandung, Bunda bisa mengalami pecah ketuban dini, berat bayi lahir rendah, dan persalinan prematur. Trikomoniasis ini biasanya ditularkan lewat hubungan seks, Bun.

Berikut tanda dan gejala trikomoniasis pada perempuan:

  • Keluar cairan berwarna kuning kehijauan atau abu-abu dari vagina. Biasanya berjumlah banyak dan disertai busa.
  • Cairan yang keluar dari vagina kadang disertai perdarahan dan bau tidak sedap.
  • Gatal pada vulva
  • Terasa tidak nyaman saat berhubungan seksual
  • Terasa sakit di wilayah perut

Bunda, itulah beberapa penyakit menular seksual yang dapat berbahaya bagi kehamilan. Perhatikan tanda dan gejalanya ya, Bun. Jika Bunda merasakan beberapa tanda dan gejalanya, segera hubungi tenaga kesehatan. Penanganan dini bisa membantu menyelamatkan ibu hamil dan janin.

Ibu Sehati

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago