Categories: PersalinanProses

Fakta Tentang Sakit Saat Melahirkan

Salah seorang teman sempat menceritakan rasa sakit yang dialami saat melahirkan putra pertamanya. “Rasanya seperti dicubit sambil dipelintir,” begitu katanya. 

Menakutkan? Bisa jadi! Memang ada banyak penuturan tentang rasa sakit yang dirasakan ibu hamil ketika mereka akan melahirkan. Hal ini juga terlihat dari 600 responden dalam Parents.com yang menggambarkan rasa sakit saat persalinan. 

Rosy, seorang ibu yang tinggal di Jakarta, mengatakan kalau rasa sakit yang mirip dengan teman tadi. Menurutnya, rasa sakit yang dialami seperti bagian dalam tubuhnya seperti diputar, ditarik, kemudian diperas. 

“Kalau saya melawan, rasa sakitnya malah menjadi-jadi. Namun begitu kita menerima rasa sakitnya, malah lebih mudah diterima,” terangnya. 

Sementara bagi Amanda, seorang ibu dari Bandung, Jawa Barat, rasa sakit saat kontraksi terasa seperti kram ketika menstruasi. Tetapi rasanya berjuta kali lipat! “Rasanya seperti perut mencoba untuk mengeluarkan semua isinya, tidak hanya bayi saja. Intensitasnya pun berbeda-beda sepanjang proses persalinan itu,” kenangnya. 

Baca juga: Ini Kata Bidan Soal Melahirkan

Dalam situs American Family Physician disebutkan bahwa hampir semua perempuan merasakan kalau proses melahirkan memang terasa menyakitkan. Tetapi tidak semua perempuan merasakan seperti itu. Ada juga ibu hamil yang merasakan sakit yang masih tergolong biasa saja.

Rasa sakit yang dialami saat melahirkan ini akan bergantung pada banyak hal. Misalnya saja kekuatan kontraksi yang meningkat saat melahirkan, adanya pitocin (zat yang menyebabkan kontraksi lebih kuat), ukuran dan posisi bayi yang sudah masuk jalan lahir, serta kecepatan dari persalinan Bunda. 

Kemudian, kombinasi genetik dan pengalaman hidup, ikut menentukan ambang rasa sakit atau kemampuan untuk menahan rasa sakit. Di sisi lain, dukungan sosial, rasa takut, cemas, dan pengalaman positif maupun negatif tentang persalinan yang didengar atau dibaca, dapat berkontribusi terhadap persepsi ibu hamil terhadap rasa sakit. 

Dan ini faktor yang juga penting, kapasitas menahan rasa sakit yang dimiliki sejak lahir, turut berpengaruh terhadap rasa sakit saat menjalani persalinan. 

Baca juga: 7 Fakta Kontraksi yang Harus Bunda Tahu

Nah, ini rasa sakit yang bisa dialami 

Bukan untuk menakut-nakuti, sekadar untuk memperkirakan rasa sakit yang nantinya mungkin akan dialami selama proses persalinan, dari mulai kontraksi hingga melahirkan tiba. 

1. Sakit di awal persalinan

Tahapan ini bisa berlangsung hingga 6 jam atau bahkan lebih lama. 

Pada tahap ini, serviks akan melebar hingga 3-4 sentimeter. Kontraksi pun akan terjadi. Namun kontraksi ini biasanya tergolong ringan-sedang yang berlangsung selama 30-90 detik dan terjadi setiap lima hingga 20 menit. Rasa sakit selama kontraksi umumnya terasa di bagian perut atau punggung. 

Mengingat pembukaan jalan lahir tergolong sangat lambat, dokter biasanya masih menyarankan ibu hamil untuk tetap tinggal di rumah dan melakukan aktivitas seperti biasa atau justru harus ditingkatkan supaya bayi cepat lahir. Kecuali kehamilan Bunda tergolong bermasalah, dokter akan meminta untuk tinggal di rumah sakit agar dapat ibu dan janin dapat terpantau dengan baik. 

Baca juga: Ketahui 4 Tahapan Persalinan dan Hal yang Terjadi di Setiap Tahapannya

2. Sakit di persalinan aktif

Tahapan ini berlangsung sekitar 2-8 jam. 

Kontraksi di persalinan aktif berlangsung lebih lama, kuat, dengan waktu yang berdekatan. Kontraksi bisa berlangsung antara 45 sampai 60 detik, dengan jeda antara 3 sampai 5 menit di antaranya. Pada tahap ini, serviks akan melebar hingga 7 sentimeter, yang membuat kebanyakan perempuan mulai meminta obat pereda nyeri. 

3. Sakit di masa transisi persalinan

Tahapan ini berlangsung hingga 1 jam.

Rasa sakit di masa transisi persalinan, cenderung sangat kuat ketika serviks melebar hingga 10 sentimeter. Di saat inilah kokntraksi menjadi demikian kuat dan sangat berdekatan. Kontraksi bisa berlangsung selama 60 sampai 90 detik dengan jeda sekitar 30 detik sampai 2 menit di antaranya. Bahkan bukan tidak mungkin Bunda tidak merasakan jeda tersebut karena gelombang kontraksi datang dan saling bertindihan. 

Rasa sakit akan terasa di bagian punggung, pangkal paha, bagian samping tubuh, maupun paha. Anda juga bisa merasakan mual di tahapan ini. 

4. Sakit saat proses melahirkan

Tahapan ini berlangsung selama beberapa menit hingga 3 jam. 

Pada waktu ini, dokter akan meminta Anda untuk mulai mendorong bayi agar bisa melalui vagina. Rasa sakit akan terasa di bagian panggul dan area vagina. Sementara perineum, daerah antara vagina dan anus, akan meregang selama proses melahirkan berlangsung. 

Ketika kepala bayi mulai keluar, akan terasa sensasi panas di sekitar perineum. Walaupun rasa sakit berlanjut, banyak perempuan mengatakan sangat lega setelah mendorong ini karena tekanannya mereda. 

Baca juga: 5 Cara Alami Mengurangi Sakit saat Melahirkan

5. Sakit di saat plasenta keluar

Tahapan ini berlangsung hingga 30 menit.

Di tahap akhir, masih ada kontraksi ringan untuk membantu mengeluarkan plasenta yang dirasakan lebih mudah oleh para ibu. Rasa sakit mulai mereda terlebih ketika Anda bisa mendekap buah hati yang sudah lama dinanti-nantikan kehadirannya. 

Meski kelihatannya ‘agak’ mengkhawatirkan, jangan terlalu cemas dan panik dengan sakit yang akan timbul saat melahirkan nanti ya, Bun! Percayalah pada kekuatan tubuh Bunda. Kalaupun rasa sakitnya sudah tidak tertahankan, Bunda bisa meminta bantuan pereda nyeri kepada dokter yang menangani. Selain obat, teknik lain juga bisa Anda lakukan untuk membantu mengurangi rasa nyerinya. 

Semoga persalinan Bunda nanti tidak terlalu menyakitkan, ya!

Sumber: 

Dinda Derdameisya

Dokter Dinda Derdameisya adalah dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang kini berpraktik di tiga rumah sakit di Jakarta. Ketiga rumah sakit itu adalah RS Kanker Dharmais, Brawijaya Women and Children’s Hospital, dan RSIA Asih. Tak hanya berpraktik di rumah sakit, saat ini Dokter Dinda juga menjalani kesibukan di H Clinic untuk memberi pelayanan aesthetic gynecologic yang berfungsi untuk menjaga dan merawat area intim. Perempuan yang telah berpengalaman selama 12 tahun di ranah kedokteran ini merupakan lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Ia menyelesaikan studi kedokterannya pada tahun 2007 dan memperoleh gelar spesialisnya pada tahun 2014.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago