Categories: KehamilanKesehatan

Janin Cegukan dalam Kandungan, Normalkah?

Kehamilan bukan hanya perjalanan bagi janin, tapi juga perjalanan bagi ibu. Dalam kehamilan, Bunda dan si kecil akan berkembang bersama-sama dan menjalani pengalaman yang rasanya tidak bisa dibayangkan dengan kata-kata. Salah satu pengalaman yang paling terkenang tentu adalah ketika Bunda merasakan gerak janin untuk pertama kalinya. Waktunya berbeda-beda untuk setiap ibu hamil, tetapi rata-rata mengalaminya pada usia kehamilan 18-20 minggu.

Selain tendangan dan pukulan janin, Bunda mungkin akan merasakan kejang otot atau perut berdenyut-denyut. Jangan bingung dulu ya, Bun. Ini sebenarnya merupakan pertanda bahwa si kecil dalam kandungan sedang mengalami cegukan. 

Kok bisa? Bisa dong, Bun. Janin cegukan dalam perut bisa merupakan refleks normal, tapi juga bisa merupakan pertanda sebuah masalah dalam kehamilan. Yuk ketahui dulu batas normal atau tidaknya cegukan janin dalam perut.

Membedakan Cegukan Janin dengan Tendangan

Sebelum mengetahui penyebab janin cegukan dalam perut, ketahui dulu yuk Bun perbedaan rasa cegukan dan tendangan janin. Cara terbaik untuk mengetahuinya adalah dengan bergerak, Bun. Biasanya, gerakan atau tendangan janin terjadi karena ia berada dalam posisi yang tidak nyaman. 

Bunda akan merasakan gerakannya di beberapa bagian berbeda, misalnya perut bagian atas dan bawah sekaligus. Dan biasanya gerakan ini akan terhenti jika Bunda mengubah posisi duduk yang membuat si janin nyaman. Gerakan atau tendangan janin bisa pula terjadi setelah Bunda mengonsumsi makanan panas, dingin, atau manis. Sementara itu, denyutan perut yang menandakan cegukan bisa dikenali jika Bunda duduk stabil tak bergerak, tapi denyut tetap terasa. 

Kapan Biasanya Terjadi?

Cegukan janin dalam perut umumnya dirasakan oleh ibu pada trimester kedua atau ketiga kehamilan. Namun, sama seperti gerakan janin, tiap ibu merasakannya di waktu yang berbeda-beda. Fenomena ini pun berbeda-beda pada setiap bayi. Ada bayi yang mengalami cegukan beberapa kali dalam sehari, tetapi ada pula yang sama sekali tidak merasakannya selama dalam kandungan.

Normalkah Janin Cegukan dalam Perut?

Sama seperti penyebab cegukan pada orang dewasa, penyebabnya pada janin juga sulit dipahami. Salah satu teori menyebutkan bahwa cegukan pada janin terjadi karena proses pematangan paru-paru janin. Kabar baiknya, pada banyak kasus, cegukan pada janin adalah hal normal dan merupakan bagian biasa dari kehamilan. 

Namun, setelah usia kehamilan 32 minggu, semestinya cegukan janin sudah tidak dirasakan setiap hari. Segera hubungi dokter bila Bunda merasakannya setiap hari setelah usia kehamilan ini. Periksakan pula kehamilan Bunda jika cegukan janin berlangsung selama 15 menit atau jika terjadi sebanyak 3 seri atau lebih dalam sehari.

Masalah pada Tali Pusat

Seringnya cegukan janin pada kehamilan di trimester akhir bisa jadi menandakan masalah pada tali pusat. Sebuah literatur yang dipublikasikan dalam BMC Pregnancy & Childbirth menyebutkan bahwa csalah satunya mungkin disebabkan oleh kompresi tali pusat atau prolaps. Namun, karena studi ini dilakukan pada hewan, belum jelas apakah ini dapat pula terjadi pada manusia.

Itulah ulasan mengenai cegukan janin dalam kandungan. Intinya, ini adalah hal yang normal sebelum usia kehamilan menginjak minggu ke-32. Jika setelah usia kandungan tersebut Bunda masih merasakannya setiap hari, segera kontak tenaga medis yang menangani Bunda. Hubungi pula tenaga medis jika Bunda merasakan perubahan drastis pada frekuensi dan intensitasnya setelah minggu ke-28 kehamilan.


Sumber: https://www.healthline.com/health/pregnancy/baby-hiccups-in-womb

dr. Cepi Teguh Pramayadi SpOG, MARS

Dokter Cepi merupakan dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang saat ini menjabat sebagai Laparoscopic Surgeon Head di Pusat Pelayanan Operasi RSUI. Saat ini, dokter yang juga berperan sebagai pengajar Universitas Indonesia ini sedang menempuh pendidikan doktoralnya di Universitas Indonesia. Sebelumnya, ia memperoleh gelar spesialisnya juga di Universitas Indonesia.Tak hanya memiliki gelar spesialis di bidang obstetri dan ginekologi, ia juga memiliki gelar magister di bidang administrasi rumah sakit dari pendidikannya di Universitas Respati Indonesia. Kesibukan Dokter Cepi sangat beragam. Ia di antaranya memiliki pengalaman sebagai pembicara di berbagai konferensi dan seminar, seperti “The 2nd Indonesian Gynecological Endoscopy Society National Meeting” dan “Malaysia, Indonesia and Brunei Darusssalam Medical Science Conference”. Tak hanya itu, Dokter Cepi juga kerapkali menjadi instruktur di berbagai pelatihan, seperti “Bali Course on Gynecology Laparoscopy” dan “Laparoscopy Tubal Occlusion” yang diselenggarakan oleh BKKBN.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago