Categories: MenyusuiNutrisi

Ibu Menyusui Minum Air Es, Bolehkah?

Sama seperti kehamilan, menyusui adalah fase baru dan menantang bagi seorang ibu, terutama jika ini adalah kali pertama Bunda memiliki bayi. Tak dapat ditampik, akan banyak informasi dari kanan kiri mengenai apa yang boleh dan tidak boleh selama menyusui. Salah satu yang paling santer terdengar adalah larangan mengonsumsi air es ketika masih menyusui. “Nanti bayinya pilek,” itulah perkataan orang-orang. Namun, apakah larangan ini benar secara ilmiah atau mitos belaka?

Agar Bayi Tak Flu?

Ketika bayi yang masih menyusui mengalami flu, ibunya adalah orang yang paling sering disalahkan. Tuduhan minum air es terus seringkali terucap. Padahal, sebenarnya hal ini tidak berkaitan loh, Bun, alias cuma mitos. 

Pakar neonatal Dr. Raghurram Mallaiah, seperti dikutip healthsite.com, membantah tegas kaitan antara ibu menyusui yang minum air es dan bayi yang terserang flu. Pasalnya, infeksi flu tidak ditularkan melalui ASI. Kalau sampai ada bayi yang terserang flu ketika ibunya sering minum air es, ini terjadi karena bayi tertular melalui droplet ibu yang memang mengalami flu karena terlalu banyak minum air es. 

Jadi, jika Bunda ingin mengonsumsi air es selama menyusui, silakan saja, ya. Namun, pastikan tangan dan tubuh Bunda bersih ketika menyentuh si kecil. Pastikan juga untuk tidak batuk dan bersin di dekat bayi agar ia tak terpapar flu dari Bunda.

Bagaimana dengan Mengonsumsi Air Es Sesaat Setelah Melahirkan?

Memang tidak ada bukti kuat yang menyatakan bahwa minum air es saat menyusui dapat mengubah komposisi ASI. Namun, apakah itu berarti Bunda dapat langsung mengonsumsi air es begitu persalinan usai?

Nah, banyak kepercayaan tradisional yang beredar bahwa ibu yang baru saja melahirkan lebih baik mengonsumsi air dan makanan hangat serta mandi dengan air hangat. Ini dipercaya dapat dengan cepat mengembalikan cairan dan darah yang hilang dari tubuh Bunda selama melahirkan sehingga kemudian Bunda cepat pulih. Sebaliknya, minum air es dianggap dapat menyebabkan flu dan menunda penyusutan rahim. 

Ide untuk minum dan mandi air hangat saja sepertinya menarik ya, Bun. Namun, tampaknya agak sulit dilakukan jika sedang musim kemarau karena akan membuat tubuh terasa gerah. Yang ada, Bunda malah malas minum dan justru bisa berdampak buruk pada produksi ASI

Karena sejauh ini belum ada bukti yang mengonfirmasi dampak buruk air es pada ibu yang baru melahirkan, Bunda boleh-boleh saja minum air es dan mandi air dingin untuk memastikan tubuh tidak dehidrasi. Namun, perlu diingat, Bun. Jika Bunda memang rentan dengan air es dan bisa langsung sakit karena terlalu banyak mengonsumsinya, lebih baik hindari, ya. Pun, pada ibu yang baru saja melahirkan secara caesar, lebih baik tunggu hasil evaluasi dokter dulu ya sebelum mulai mengonsumsi sesuatu.

Saran Konsumsi Air bagi Ibu Menyusui

Nah, kini Bunda sudah tahu bahwa minum air es tak berbahaya, baik dikonsumsi ketika baru selesai melahirkan atau ketika menyusui, kecuali Bunda memang berada pada kondisi tertentu. Karena bebas meminum air dalam temperatur apapun, yuk lebih semangat minum air putih demi produksi ASI yang lancar. Bunda bisa mengikuti saran konsumsi air selama menyusui berikut ini untuk hasil yang optimal.

  • Ibu menyusui setidaknya butuh asupan air 14-16 gelas per hari. Urin semestinya berwarna kuning pucat dan tidak gelap.
  • Pisahkan air yang hendak Bunda konsumsi ke dalam botol atau teko khusus. Ini membantu Bunda mencukupi asupan konsumsi air harian.
  • Pastikan tubuh Bunda selalu terhidrasi dengan mengonsumsi air sebelum dan sesudah makan serta sebelum dan sesudah olahraga.

Bunda, itulah fakta seputar konsumsi air selama menyusui. Ingatlah bahwa yang terpenting selama menyusui adalah asupan air harian yang cukup. Semangat mengASIhi!

dr. Ameetha Drupadi, Konselor Laktasi

Dokter Ameetha adalah seorang certified infant massage instructor dan dokter umum yang berpraktik di RS Mayapada, Jakarta Selatan. Sebelum menjadi konselor laktasi, dokter lulusan Universitas Trisakti ini sebenarnya memiliki minat besar pada bidang obstetri dan ginekologi. Namun, setelah memiliki buah hati dan menghadapi tantangan menyusui, minatnya pun beralih ke dunia laktasi. Kontribusi Dokter Ameetha dalam membantu persoalan laktasi ibu pun tak berhenti sampai di profesinya sebagai konselor laktasi saja. Bermula dari kesulitannya menyusui sang buah hati, Dokter Ameetha pun mendirikan Komunitas Pejuang ASI. Di komunitas ini, Dokter Ameetha aktif memberikan konsultasi maupun motivasi kepada para ibu.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

3 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

3 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

3 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

3 years ago