Ini Penyebab Gangguan Pola Tidur pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Pola tidur bayi baru lahir biasanya belum terbentuk dan kerap membuat orang tuanya kelelahan. Di waktu yang seharusnya kita beristirahat, si kecil malahan membuka matanya lebar-lebar. Sebaliknya di saat seharusnya ia beraktivitas atau di siang hari, ia tertidur saja seharian.  

Bersiaplah Ayah dan Bunda, pola tidur bayi akan menjadi salah satu hal yang mewarnai dinamika kehidupan sebagai orangtua baru. Selain masalah pola tidur bayi baru lahir, gangguan pola tidur ini juga bisa terjadi saat si kecil sakit, tumbuh gigi atau teething, mengalami perubahan rutinitas, ataupun mencapai milestone tertentu. 

Meski begitu, Bunda atau Ayah dapat membantu si kecil untuk tidur dengan lebih nyaman dan membentuk pola tidurnya dengan mengetahui apa yang menyebabkannya sulit tidur. Yuk, coba kenali masalah tidur yang terjadi pada si kecil dan bagaimana mengatasinya. 

Masalah bayi baru lahir

Bayi baru lahir masih beradaptasi dengan pola tidur yang normal. Pada usia ini biasanya si kecil tidur 14 sampai 17 jam sehari, yang dibagi menjadi dua yaitu 8 sampai 9 jam tidur malam dan 7 hingga 9 jam tidur siang. Tentu saja ia belum bisa tidur tanpa terbagun. Itu artinya di malam maupun siang hari ia akan bangun beberapa kali untuk menyusui. 

Bayi baru lahir biasanya tidur sebentar-sebentar diselingi menyusu. Ya, dengan kebutuhannya untuk menyusui, rasanya seperti tidak ada istirahat untuk Bunda, ya. Ia pun masih sering menangis karena merasa belum nyaman. Agar Bunda tetap dapat beristirahat, cobalah menyusui si kecil dalam posisi berbaring menyamping

Bayi tidak suka tidur telentang

Si kecil jadi gelisah saat dibaringkan secara telentang? Umumnya bayi, terutama yang baru lahir, memang merasa lebih nyaman saat tidur tengkurap. Akan tetapi posisi ini juga menimbulkan risiko kematian bayi yang dikenal dengan sudden infant death syndrome (SIDS). Sehingga para ahli pun merekomendasikan untuk menidurkan bayi secara telentang. Jikapun Bunda menidurkan si kecil dalam posisi tengkurap, pastikan untuk selalu mengawasinya ya. 

Jika si kecil tidak mau tidur telentang, coba diskusikan hal ini dengan dokter anak. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan tidak ada penyebab atau kondisi fisik yang menyebabkan ketidaknyamanan ini. Umumnya kondisi ini semata disebabkan karena bayi tidak nyaman dengan posisi ini. 

Jika memang itu kasusnya, ada beberapa trik mudah yang bisa dicoba untuk lebih membiasakan si kecil tidur telentang, misalnya dengan membedong atau memberikannya dot untuk tidur. Terapkan hal ini sampai si kecil merasa nyaman tidur telentang. 

Terbalik antara siang dan malam 

Namanya juga anak kecil yang belum tahu apa-apa, wajar jika ia tidak bisa membedakan waktu siang dan malam. Andalah yang dapat menerapkan kebiasaan tidur di malam hari dan beraktivitas di siang hari. 

Umumnya seiring berjalannya waktu, kebiasaan ini akan berubah mengikuti pola tidur ayah dan bunda. Meski demikian ada beberapa cara yang dapat membantunya membedakan siang dan malam dengan lebih cepat. Misalnya, batasi tidur siang selama maksimal 3 jam setiap kali. Artinya jika ia tertidur selama 3 jam, bangunkanlah untuk memberinya susu. Selain itu coba matikan lampu kamar tidur dan TV, serta kegiatan yang terlalu menstimulasi di malam hari.

Menolak tidur

Biasanya terjadi pada bayi menginjak usia 4 bulan. Bayi yang biasanya tidur selalu itu akan mulai menolak untuk tidur. Oh, tidak! Kondisi ini juga bisa berulang saat bayi berusia 8 sampai 10 bulan, dan 12 bulan. Walau juga tidak menutup kemungkinan hal ini terjadi kapan saja, tidak tergantung usia. Bersiap ya, Bunda.

Mengapa hal ini terjadi? Pada usia ini bayi sudah mulai mengenal dunia di sekelilingnya. Ia merasa tertarik dengan semua yang terjadi. Rasanya dunia begitu seru dan menyenangkan, sayang kalau ditinggal tidur, Bun. 

Untuk mengatasinya, cobalah untuk membangun rutinitas sebelum tidur dan konsisten melakukannya. Ritual tersebut dapat dimulai dari memandikan, menyusui, membacakan cerita, kemudian menyanyikan lagu pengantar tidur dan memberinya pelukan. Juga pastikan si kecil mendapatkan cukup tidur di siang hari sebagai pengganti waktu tidurnya yang hilang di malam hari. 

Tenang saja, Bun. Biasanya kondisi ini hanya sementara. Ketika ia sudah terbiasa dengan kondisi sekitarnya, pola tidur bayi akan kembali normal. 

Perubahan pola tidur siang

Ketika usianya bertambah, jam tidur siang si kecil pun berkurang. Jika bayi Bunda menyambut perubahan ini secara positif dengan tidur malam lebih lama, tentu kebiasaan ini perlu diteruskan. Namun jika ia menjadi lebih rewel di malam hari atau sulit tidur malam, mungkin dia merasa terlalu lelah dan Bunda perlu mengajaknya untuk tidur siang lebih lama. 

Cobalah untuk menerapkan rutinitas menenangkan untuk membawanya tidur siang, misalnya dengan memasang musik yang menenangkan, pijat lembut di tubuhnya, dan membacakan cerita. Mungkin ia tidak akan langsung mengikuti rutinitas ini dengan tidur siang, akan tetapi cobalah untuk konsisten sampai akhirnya ia mengerti. Konsistensi adalah kunci, Bunda. 

Tidak mampu tidur secara mandiri 

Baik orang dewasa maupun bayi, bisa saja terbangun dua kali sepanjang tidur malam. Kebiasaan tidur malam yang baik akan terbentuk jika si kecil sudah mampu jatuh tidur secara mandiri, baik sebelum tidur malam maupun saat ia terbangun di malam hari. 

Kebiasaan ini sudah bisa dilatih saat usia si kecil menginjak usia 6 bulan. Namun jika ia belum mampu melakukannya sendiri, alias masih disusui atau diayun untuk membantunya tertidur kembali, maka mungkin Bunda bisa melakukan latihan tidur untuknya. 

Mulailah membangun rutinitas sebelum tidur. Jika si kecil masih ketergantungan dengan ASI sebelum tidur, mulailah menjadwalkan pemberian ASI terakhirnya 30 menit sebelum jam tidur yang direncanakan. Kemudian, saat dia mengantuk tapi belum tidur, taruh si kecil di tempat tidurnya. Mungkin dia akan rewel pada awalnya, tapi tahan diri Bunda untuk tidak segera menggendongnya. Berikan dia kesempatan untuk menenangkan diri sendiri. Jika ia mulai mengenyot ibu jarinya, tidak apa. Kebiasaan ini tidak terlalu buruk dan dapat membantunya tertidur secara mandiri. 

Lalu bagaimana jika ia terbangun di malam hari? Boleh-boleh saja mendekati dan menengoknya, tapi coba tahan diri untuk tidak segera menggendong dan menyusuinya. Saat ia sudah menguasai teknik menenangkan diri sendiri, ia akan tidur lagi secara mandiri. Usapan atau tepukan pelan di bokong sudah cukup membuatnya tenang. 

Dalam menerapkan sleep training diperlukan konsistensi ya, Bun. Membiarkan si kecil menangis tanpa menggendong dan mengayunnya memang terdengar tega. Akan tetapi, saat berusia 6 bulan, si kecil sudah dapat menggunakan tangisan sebagai ‘senjata’. Dengan menerapkan kebiasaan di atas, ia akan belajar bahwa tangisannya tidak sejitu itu. Pada akhirnya ia akan berhenti menangis dan memilih beristirahat, biasanya pada latihan di malam ketiga atau keempat. 

Itu tadi beberapa masalah gangguan pola tidur bayi. Selamat mencoba beberapa trik di atas, ya. 

Ibu Sehati

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

4 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

4 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago