Categories: PascaPersalinan

Pemulihan setelah Melahirkan Berbeda-beda untuk Setiap Ibu, Ini Alasannya

Tentu saja, setelah melahirkan kehidupan Bunda tidak akan sama seperti sebelumnya. Kehadiran si kecil di dalam keluarga, selain menghadirkan kebahagiaan, juga menambah banyak tugas baru. Adalah sangat wajar jika Bunda merasa kewalahan. Apalagi di saat yang bersamaan, banyak perubahan dalam tubuh Bunda yang memerlukan perhatian khusus, dari payudara yang mulai memproduksi ASI, perdarahan nifas, kram perut, belum lagi hormon yang masih menyesuaikan diri.

Ya, semua orang akan menghadapi perubahan ini dengan cara yang berbeda-beda. Pemulihan setiap ibu yang baru melahirkan juga berbeda-beda. Tidak adil rasanya jika Bunda membandingkan diri dengan apa yang Bunda lihat dari luaran saja, misalnya postingan ibu-ibu instagram yang tampak indah. Bahkan bukan tidak mungkin, hal ini membuat Bunda merasa lebih tertekan. 

Daripada membanding-bandingkan, yuk ketahui apa yang sebenarnya Bunda jalani pada masa pemulihan setelah melahirkan. 

Proses pemulihan setelah melahirkan

Apapun cara melahirkan yang telah Bunda jalani, tubuh Bunda mengalami proses berat yang tidak biasa. Selama sembilan bulan lebih tubuh memelihara janin dalam rahim, menjaganya terus bertumbuh dengan memenuhi semua kebutuhannya, diikuti dengan proses melahirkan. Tentu saja tubuh perlu waktu untuk memulihkan diri. Setelah melahirkan Bunda akan mengalami masa nifas dan merasakan kontraksi rahim selama beberapa waktu. 

Di masa ini mungkin Bunda akan merasa kurang nyaman saat berjalan-jalan atau naik-turun tangga. Tidak hanya tubuh yang menyesuaikan, suasana hati pun akan naik dan turun. Merasa gembira, kemudian sedih tanpa alasan khusus. 

Semua itu normal saja ya, Bunda. Ingatlah bahwa pada saat yang bersamaan Bunda juga perlu memenuhi kebutuhan ASI si kecil, mengatasi waktu tidur yang kurang, dan banyak hal lain. Perawatan diri sendiri, atau self care, dan yang paling utama juga self-kindness (rasa sayang terhadap diri sendiri) jadi kunci yang amat penting untuk menjalani pemulihan setelah melahirkan. 

Pemulihan setelah melahirkan bisa jadi lebih lama karena…

Jika Bunda merasa tidak juga kembali ke kondisi semula, baik secara fisik maupun mental, bisa jadi beberapa faktor ini menjadi penyebabnya. 

Persalinan yang menantang 

Setiap ibu menjalani proses melahirkan yang berbeda-beda, beberapa lancar tanpa gangguan, beberapa lagi mengalami komplikasi dan tindakan khusus. Persalinan caesar memerlukan pemulihan yang lebih lama dibanding per vaginam, sebab proses bedah yang cukup kompleks. 

Belum lagi, ada faktor emosional yang ikut memengaruhi. Misalnya jika Bunda mengalami proses melahirkan yang kurang menyenangkan, bayi mengalami stres, atau rasa kecewa karena tidak dapat melalui proses melahirkan yang direncanakan bahkan ditulis dalam birth plan. Jika secara emosional Bunda merasa kecewa, bukan tidak mungkin hal ini akan berkembang menjadi depresi pasca persalinan, kecemasan dan bahkan trauma. 

Kebutuhan medis 

Ada Bunda yang mengalami infeksi pada luka caesar, bertarung dengan kondisi kesehatan khusus, produksi ASI yang rendah, mastitis, payudara bengkak, wasir dan sembelit… semua kondisi ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Bahkan berpotensi membuat Bunda merasa lelah dan kewalahan. Kondisi ini, ditambah energi yang harus dikerahkan untuk merawat bayi baru lahir, bisa membuat pemulihan setelah melahirkan menjadi lebih lama. 

Bukan anak pertama

Ibu yang baru pertama kali melahirkan dan memiliki kondisi tubuh yang prima sebelum hamil, akan lebih mudah dan cepat kembali pulih. Namun jika ini adalah kelahiran anak kedua atau ketiga, biasanya perlu waktu lebih lama bagi ibu untuk kembali pulih. Selain itu, kelahiran anak kedua atau lebih biasanya dialami saat usia sudah tidak lagi muda, yang menyebabkan tubuh perlu waktu lebih lama untuk pulih. 

Kurang dukungan 

Menjadi orang tua bukanlah tugas yang mudah, apalagi jika Anda melaluinya seorang diri. Kurangnya sistem pendukung bisa memperpanjang masa pemulihan setelah melahirkan karena Bunda harus melakukan semuanya seorang diri (dari memasak sampai mencuci pakaian). 

Bukan satu-satunya anak 

Sering mendengar nasihat untuk istirahat saat si kecil tertidur. Ya, ini bisa dilakukan kalau saja tidak ada anak lain di rumah. Waktu tidur Bunda sudah tentu akan berkurang. Padahal, waktu tidur yang cukup akan membantu tubuh kembali pulih dengan lebih cepat. 

Bagaimana mengatasinya? 

Agar masa pemulihan dapat Bunda jalani dengan lebih tenang, beberapa cara ini bisa jadi solusi. 

  • Mintalah bantuan. Bantuan sekecil apapun lebih baik daripada tidak ada bantuan sama sekali. Tidak ada asisten yang siap sedia mencuci pakaian atau membereskan rumah? Tidak ada salahnya melirik servis cuci pakaian kiloan. Tidak perlu gengsi dan terlalu perfeksionis. Tidak sempat masak? Coba stok beberapa makanan beku sebagai alternatif. Jangan pula ragu untuk minta bantuan keluarga atau teman terdekat, terutama pada mereka yang memang sudah menyatakan siap membantu sejak awal. 
  • Sesekali keluar rumah. Jika Bunda merasa lesu dan kurang energi, berjalan-jalan di luar rumah dan hirup udara segar. Jika jalan-jalan tidak dimungkinkan karena situasi, coba untuk duduk di teras sambil berjemur dengan si kecil. Sinar matahari bisa membantu memperbaiki suasana hati. 
  • Jalani yang Anda sukai. Luangkan sedikit waktu untuk diri sendiri dengan menjalani hobi. Ya mungkin belum saatnya untuk naik ke atas sepeda gunung, tapi Bunda bisa sisihkan waktu untuk menonton acara favorit. Bahkan mengecat kuku atau menulis curhat di selembar kertas bisa membantu kok, Bun. 
  • Batasi akses ke media sosial. Jika semua usaha tidak berhasil, cobalah untuk menyimpan telepon pintar Anda di dalam laci dan beralih membaca buku. Terkadang melihat feed instagram yang sudah diatur sedemikian rupa membuat kita merasa kecil. 
  • Prioritaskan tidur dan istirahat. Hindari godaan untuk memenuhi semua tugas yang ada dalam daftar. Produktif memang baik, tapi bukanlah prioritas Anda saat ini. Pastikan Bunda mendapat cukup istirahat untuk pemulihan yang optimal. 
  • Jangan lewatkan pemeriksaan pasca persalinan. Cek kondisi fisik dan psikis dengan dokter Bunda enam minggu setelah persalinan. Pemeriksaan ini untuk memastikan apakah Bunda menjalani pemulihan dengan baik tanpa kondisi penyulit. 

Itulah beberapa hal yang menyebabkan pemulihan setelah melahirkan bisa berbeda-beda bagi setiap ibu. Untuk kejernihan pikiran, yang diperlukan saat merawat bayi baru lahir, hindari membandingkan diri dengan ibu lain ya, Bun. Fokus saja dengan apa yang menjadi kebutuhan diri dan si kecil. Selamat menjalani hari-hari baru menjadi ibu dengan bahagia.

Ibu Sehati

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago