Selain perubahan yang terlihat secara jelas di depan mata, kehamilan juga membawa berbagai perubahan yang tidak terlihat nyata. Salah satunya adalah warna cairan vagina atau keputihan yang terjadi selama Bunda hamil.
Pada dasarnya, cairan vagina atau keputihan tersebut adalah hal yang wajar. Cairan kental tersebut juga dikenal sebagai lendir leher rahim yang diproduksi oleh kelenjar yang terletak di dekat leher rahim itu sendiri.
Lendir atau cairan keputihan ini memegang peranan penting dalam sistem reproduksi perempuan. Di siklus menstruasi, tepatnya di masa infertil, tekstur cairan ini menjadi lebih tebal dan lengket untuk mencegah terjadinya infeksi saat hamil. Mendekati waktu ovulasi, cairan keputihan menjadi lebih encer dan banyak jumlahnya. Tekstur seperti ini memudahkan sperma untuk berenang dan sampai di tujuan akhirnya.
Merasa area celana dalam menjadi lebih basah menjelang menstruasi? Perubahan ini disebabkan oleh aliran darah yang lebih deras ke area vagina, kenaikan kadar estrogen, dan leher rahim yang bersiap menghadapi menstruasi. Mengamati perubahan cairan keputihan ini dapat membantu mengenali kondisi tubuh saat sedang subur-suburnya atau sebaliknya.
Seperti perubahan cairan keputihan sesuai siklus menstruasi, perubahan ini juga terjadi selama Bunda hamil. Saat hamil, tubuh Bunda akan mengeluarkan cairan keputihan berwarna putih atau bening, dengan atau tanpa bau. Cairan keputihan ini dikenal sebagai leukorrhea. Istilah leukorrhea ini lebih sering dikaitkan meskipun sebenarnya juga dapat dialami oleh perempuan yang tidak hamil.
Selama kehamilan, produksi leukorrhea akan meningkat karena naiknya kadar hormon estrogen dalam tubuh yang mengalir ke area vagina. Meski demikian, peningkatan ini tidak terlalu kentara sampai setidaknya usia kehamilan 8 minggu.
Di trimester pertama kehamilan, cairan vagina akan meningkatkan sebagai upaya menghilangkan sel-sel yang mati dan bakteri dari rahim dan vagina untuk membantu mengurangi risiko infeksi. Jumlah cairan keputihan yang dialami akan meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan. Jadi selama cairan keputihan saat hamil tidak berbau dan berwarna, hal itu tidak perlu dikhawatirkan.
Seiring waktu, cairan keputihan juga membantu membentuk mucus plug, yaitu kumpulan lendir pelindung janin yang berada di saluran leher rahim. Cairan ini menutup lubang di leher rahim untuk mencegah infeksi masuk ke rahim dan membahayakan bayi.
Warna keputihan saat hamil bisa berubah menjadi cokelat atau pink muda. Keputihan ini bisa terlihat seperti garis atau bercak berwarna pada celana dalam atau kertas tisu saat mengusap area vagina. Jika terlihat seperti perdarahan tipis, bisa jadi itu vlek darah. Biasanya, keputihan berwarna cokelat atau pink ini tidak menandakan adanya masalah. Penyebabnya bisa jadi adalah beberapa hal ini:
Itulah beberapa hal yang bisa jadi penyebab warna keputihan saat hamil berubah-ubah. Akan tetapi, cairan keputihan juga bisa jadi penanda adanya infeksi loh, Bun. Yaitu jika warna keputihan saat hamil kuning, hijau, atau keabu-abuan. Selain itu juga berbau dan teksturnya berbuih atau bergumpal seperti yogurt. Jika ini yang terjadi, sebaiknya Bunda segera memeriksakan diri ke dokter kandungan ya.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…