Tahukah, Bunda? Ternyata ada sekitar 15% ibu hamil yang mengalami keguguran. Sayangnya angka ini merupakan asumsi yang dipastikan terlalu rendah. Pasalnya, banyak keguguran di masa awal kehamilan tidak disadari oleh ibu hamil. Kebanyakan kejadian keguguran di masa awal kehamilan ini disebabkan oleh ketidaknormalan kromosom.
Selain kelainan kromosom, penyebab lain keguguran adalah usia ibu yang sudah lanjut, obesitas, dan masalah medis kronis seperti diabetes, masalah tiroid dan hipertensi. Semua penyebab tadi bisa jadi memang sulit dikontrol. Diabetes dan hipertensi merupakan masalah kesehatan yang kerap kali diperoleh dari garis keturunan. Namun ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan untuk mengurangi kemungkinan mengalami keguguran maupun kematian janin atau stillbirth. Dengan menerapkan beberapa kebiasaan ini selama hamil, risiko keguguran dapat dikontrol, selain juga menjaga kehamilan yang sehat.
Ada beberapa infeksi yang bisa menyebabkan keguguran maupun kematian janin. Salah satu hal yang paling mudah dilakukan untuk mencegah infeksi adalah dengan menerapkan kebiasaan cuci tangan dan jaga jarak dengan orang yang sakit. Apalagi di musim pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
Cuci tangan selama setidaknya 20 detik menggunakan sabun dan air hangat atau mengalir. Selalu cuci tangan ketika:
Sudah banyak diketahui bahwa merokok bisa menimbulkan masalah kesehatan serius. Kebiasaan merokok meningkatkan risiko kanker, penyakit paru-paru, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan stroke. Perempuan yang merokok lebih berisiko mengalami kemandulan dan/atau keguguran, janin yang terhambat pertumbuhannya, persalinan prematur, atau bayi yang lahir dengan berat rendah (BBLR).
Bayi yang lahir dari ibu perokok memiliki risiko lebih tinggi mengalami kematian. Berhenti merokok tidak hanya menyelamatkan nyawa bayi yang dilahirkan, tetapi juga memastikan Bunda tetap ada di sisi si kecil hingga ia bertumbuh dewasa.
Penyakit yang berasal dari makanan seperti listeria kerap dikaitkan dengan meningkatnya risiko keguguran. Begitu pula parasit seperti toksoplasma gondii yang dapat masuk dari makanan yang dikonsumsi. Meskipun ibu hamil selalu disarankan untuk menghindari konsumsi makanan mentah atau keju yang dipasteurisasi, hal ini tidak cukup. Pasalnya bakteri jahat ini juga bisa datang dari makanan lain, jika tidak menerapkan prinsip pengolahan makanan yang sehat di dapur.
Terapkan hal berikut ini di dapur:
Meski sempat ada kabar yang mengatakan bahwa vaksin flu dapat menyebabkan keguguran, penelitian yang dilakukan memperlihatkan tidak adanya risiko keguguran setelah vaksin. Vaksin flu disarankan bagi ibu hamil untuk dilakukan, di trimester berapa pun. Pasalnya beberapa strain flu dapat berisiko dan bahkan lebih fatal bagi ibu hamil dibandingkan populasi kebanyakan. Selain itu, demam tinggi yang kerap menjadi salah satu gejala flu juga dihubungkan dengan cacat tabung saraf.
Seperti halnya merokok, obesitas juga dikaitkan dengan banyak masalah kesehatan–dari meningkatnya risiko penyakit jantung, diabetes, dan beberapa tipe kanker, hingga komplikasi kehamilan seperti kelahiran prematur, preeklamsia, diabetes gestasional, dan semua tipe keguguran.
Meski kaitan antara obesitas dan keguguran belum dapat dipahami secara pasti, beberapa penelitian yang dilakukan di berbagai belahan dunia, menemukan hasil yang sama yaitu perempuan obesitas memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami keguguran ataupun stillbirth.
Pola makan sehat tidak hanya berlaku bagi Bunda yang ingin menurunkan berat badan. Penelitian memperlihatkan hasil bahwa pola makan yang tinggi kandungan buah-buahan, sayur-sayuran, dan gandum utuh dapat menurunkan risiko komplikasi kehamilan.
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Stanford ditemukan bahwa perempuan memiliki risiko 50% lebih kecil untuk mengalami anencephaly (cacat pada tengkorak dan otak) ketika mengonsumsi makanan sehat. Pola makan sehat juga dikaitkan dengan kontrol berat badan dan kontrol gula darah yang optimal bagi perempuan yang mengidap diabetes.
Pemeriksaan kehamilan merupakan hal yang penting dilakukan secepat mungkin. Pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter kandungan ataupun bidan bisa menemukan masalah kesehatan atau komplikasi kehamilan lebih dini sehingga keguguran dapat dicegah.
Masalah kesehatan kronis seperti lupus, diabetes, dan tekanan darah tinggi, semuanya dikaitkan dengan meningkatnya risiko keguguran. Jika Bunda memang mengidap penyakit kronis, demi menjalani kehamilan yang sehat dan terkontrol, pastikan konsumsi obat/pengobatan tetap berjalan rutin.
Yup, ada baiknya menerapkan hubungan seks yang aman untuk mencegah Bunda tertular penyakit seksual. Penyakit seperti chlamydia atau sipilis berpotensi menyebabkan keguguran, stillbirth, kematian bayi baru lahir, kemandulan dan kehamilan ektopik.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…