Salah satu hal paling menggemaskan yang akan terjadi pada Bunda selama kehamilan adalah munculnya baby bump, alias bentuk perut yang bertambah gembung seiring bertumbuhnya janin.
Tak heran bila kemudian Bunda sering sekali mengecek atau mengukur baby bump dari waktu ke waktu demi memastikan sang calon bayi terus bertumbuh dengan baik. Namun, apa sebenarnya baby bump bisa menjadi tolok ukur kondisi buah hati di dalam rahim? Dan apakah bentuk baby bump benar-benar bisa memprediksi jenis kelamin bayi seperti yang selama ini terdengar di masyarakat? Supaya Bunda lebih paham mengenai hal ini, berikut serba-serbi tentang baby bump yang perlu Bunda ketahui.
Beberapa wanita merasa panik ketika baby bump tak kunjung muncul di awal kehamilan. Kecemasan-kecemasan berlebih tak jarang menyertainya. Khawatir tak betul-betul hamil atau khawatir si calon bayi tak tumbuh dengan baik adalah beberapa contoh kecemasan yang sering muncul.
Menghadapi baby bump yang seolah bersembunyi di awal kehamilan, Bunda seharusnya tak perlu cemas. Normalnya, perut gembung saat hamil memang baru terlihat di trimester kedua. Baby bump yang muncul di trimester awal biasanya disertai dengan bloating atau kembung.
Jadi, alih-alih merepresentasikan keberadaan si bayi, baby bump di awal kehamilan justru menandakan kembung. Baby bump juga bisa muncul di trimester awal kehamilan jika sebelumnya Bunda pernah melalui kehamilan. Otot perut yang lemah juga bisa memicu kehadiran baby bump lebih awal.
“Ih, perutnya gendut di bawah, anaknya pasti laki-laki nih!” Familier dengan komentar seperti ini, Bunda? Jika tak sering, Bunda pasti setidaknya pernah sekali dua kali mendengar celetukan ini ketika hamil. Saat jenis kelamin sang jabang bayi belum diketahui, memang ada saja yang kerap coba memprediksi dengan tanda-tanda tertentu. Bentuk perut adalah salah satu patokan yang paling kerap digunakan. Namun, hal ini bisa dipercaya tidak, sih?
Sejauh ini, secara medis, bentuk baby bump berbicara soal kondisi otot perut sang bunda dan bukan sama sekali perihal jenis kelamin sang calon bayi. Ketika baby bump terbentuk di perut bagian atas, ini berarti Bunda memiliki otot perut yang kuat dan kencang. Sebaliknya, ketika baby bump terbentuk di perut bagian bawah, otot perut berarti sudah tidak terlalu kencang atau kendur.
Ada banyak faktor penyebabnya, mulai dari usia, jumlah kehamilan sebelumnya, hingga kurangnya olahraga. Tak hanya itu, bentuk baby bump juga dipengaruhi bentuk tubuh. Wanita dengan tubuh yang tinggi umumnya akan memiliki bentuk baby bump yang lebih ramping daripada wanita bertubuh pendek.
Saat perut membesar, bukan hanya stretch mark, garis-garis hitam pun akan muncul. Dalam dunia medis, ini disebut dengan linea negra. Kabarnya, sama dengan stretch mark, muncul atau tidaknya garis ini pada perut Bunda dipengaruhi oleh faktor genetik. Jika memang genetik Bunda rentan dengan kemunculan linea negra, garis-garis ini pasti akan muncul ketika Bunda hamil. Pencetusnya adalah hormon kehamilan.
Lantas, bagaimana menghindarinya? Cobalah mengontrol berat badan selama kehamilan. Jangan sampai kenaikan yang terjadi, lebih dari yang dianjurkan. Jika Bunda bisa mempertahankan ini, linea negra akan lebih sulit muncul. Namun, tenang saja, linea negra akan hilang seiring berakhirnya masa kehamilan, kok!
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, baby bump di trimester pertama kehamilan memang lazimnya tak terlihat. Sebab, di masa-masa awal kehamilan, umumnya rahim masih tersembunyi di balik tulang pinggang. Saat memasuki trimester kedua, barulah baby bump muncul.
Nah, memasuki pekan ke-20 kehamilan, umumnya dokter atau bidan akan mengecek ukuran tinggi fundus rahim Bunda. Tinggi Fundus Uteri ini dihitung melalui beberapa cara atau metode. Ukuran yang menjadi patokan adalah jarak dari tulang pubis hingga ke bagian teratas uterus atau tepat di bagian pusar.
Bila ideal, ukuran baby bump Bunda tak akan lebih atau kurang dari 20 cm atau sesuai dengan usia kehamilan. Jika ukurannya menyimpang 3 cm saja, entah lebih besar atau lebih kecil, dokter atau bidan biasanya akan melakukan pemeriksaan lanjutan, misalnya USG. Pemeriksaan USG biasanya digunakan untuk melihat ukuran bayi, apakah lebih kecil atau justru lebih besar dari ukuran seharusnya.
Bunda, itulah serba-serbi mengenai baby bump yang perlu diketahui. Dengan memahaminya, Bunda tak perlu lagi merasa cemas berlebih ketika kondisi baby bump tidak seperti yang ada di bayangan.
Bila Bunda ingin tahu lebih banyak tentang kehamilan, jangan lupa like dan follow laman Facebook dan Instagram Ibu Sehati. Unduh juga aplikasi SEHATI yang tersedia di Google Play Store maupun App Store untuk mendapatkan kabar terkini seputar kesehatan ibu dan bayi.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…