Perasaan bahagia muncul ketika Anda dinyatakan hamil. Namun tanpa diduga, rasa bahagia tersebut berubah menjadi duka di saat harus kehilangan janin yang ada di dalam kandungan.
Kematian janin di dalam kandungan atau intrauterine fetal demise/death (IUFD) adalah janin yang meninggal di usia kehamilan 20 minggu hingga menjelang hari persalinan. Janin ini bisa meninggal saat di dalam kandungan atau selama persalinan.
IUFD atau dikenal juga sebagai stillbirth, berbeda dengan keguguran. Untuk keguguran, kehilangan janin biasanya terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu. Jika usia kehamilan tidak diketahui, akan dipertimbangkan sebagai kematian janin bila beratnya 400 gram atau lebih.
Di Amerika Serikat, menurut Centers for Disease Control and Prevention dalam verywellfamily.com, kematian janin terjadi pada 6 dari setiap 1.000 kelahiran. Kematian janin dini yang terjadi dari usia kehamilan 20 hingga 27 minggu sedikit lebih sering terjadi daripada kematian janin di usia 28 minggu kehamilan atau lebih.
Sayangnya, penyebab IUFD ini masih belum diketahui. Namun ada sejumlah hal yang dipertimbangkan menjadi penyebab terjadinya IUFD.
Ada beberapa faktor yang membuat seorang perempuan memiliki risiko lebih besar mengalami IUFD. Faktor tersebut ada yang bisa dikontrol dan tidak. Sejumlah faktor risiko ini di antaranya:
Usia kehamilan di atas 41minggu akan membuat plasenta mengalami pengapuran. Keadaan ini akan mengurangi suplai nutrisi dan oksigen ke bayi sehingga bayi kekurangan bahan makanan. Keadaan ini terasa dari gerakan bayi yang berkurang dan jika diperiksakan usg akan terdapat jumlah air ketuban yang berkurang atau bisa sampai habis.
Bila pertumbuhan janin pernah terhambat di kehamilan sebelumnya, atau mengalami persalinan prematur, Anda memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami IUFD.
Selain itu, perempuan yang pernah mengalami IUFD di kehamilan sebelumnya, berisiko 2-3 kali lebih besar untuk mengalami hal serupa di kehamilan selanjutnya. Jika Bunda pernah mengalami masalah tersebut, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter.
Perempuan yang merencanakan kehamilan, sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh. Tujuannya agar bila ada masalah dengan kesehatannya, dapat ditangani dengan lebih baik. Kesehatan menyeluruh akan menentukan kemampuan Bunda untuk bisa melahirkan bayi dengan aman dan selamat.
Gangguan kesehatan seperti hipertensi, diabetes, lupus, masalah ginjal, gangguan tiroid, dan trombofilia, adalah beberapa kondisi yang dihubungkan dengan kematian janin di dalam kandungan. Sementara merokok, konsumsi minuman beralkohol, serta kegemukan juga ikut berkontribusi dengan kejadian tersebut.
Baik suku maupun ras juga berperan penting, baik dalam hal genetik dan hambatan sosial ekonomi yang membuat sejumlah ibu hamil mengalami kesulitan mengakses perawatan kesehatan.
Ibu dengan kehamilan kembar, berisiko lebih tinggi untuk mengalami kematian janin dalam kandungan. Itu sebabnya, mereka yang menjalani program bayi tabung (IVF) kerap disarankan untuk memasukkan satu embrio per siklus guna mengurangi kemungkinan IUFD.
Tindak kekerasan yang dialami oleh ibu hamil akan berdampak pada banyak hal. Tindak kekerasan bisa terjadi pada mereka yang berada di lingkungan miskin, tingkat pengangguran tinggi, atau penyalahgunaan obat-obatan, semuanya bisa menempatkan ibu hamil dan janin berada pada risiko tinggi untuk mengalami sejumlah masalah. Salah satunya adalah kematian janin.
Ada tanda-tanda yang harus Bunda waspadai terkait dengan IUFD. Segera hubungi dokter atau bidan bila Bunda merasakan ada yang berbeda dari kondisi berikut ini:
Walaupun penyebab IUFD tidak diketahui dengan pasti, ada sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risikonya.
Bunda yang merencanakan untuk hamil, ada baiknya melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu. Kemudian, selalu jaga kesehatan sebelum, selama, dan setelah hamil. Pastikan untuk mengonsumsi asam folat sebelum dan selama hamil. Juga hindari rokok, konsumsi minuman beralkohol, dan obat-obatan.
Jika sebelum hamil Bunda mengidap hipertensi atau diabetes, lakukan pemeriksaan dengan dokter. Pastikan agar penyakit tersebut terkontrol sebelum dan selama masa kehamilan.
Jangan lupa untuk mendiskusikan penggunaan obat-obatan untuk mengatasi hipertensi maupun diabetes dengan dokter kandungan Anda. Hal ini guna memastikan obat-obatan yang digunakan, aman bagi kesehatan Anda maupun janin.
Sebaiknya Bunda selalu mengecek gerakan bayi terutama di trimester ketiga. Bila Anda merasa gerakan bayi berkurang, segera tanyakan kepada dokter atau bidan.
Ketika perut membesar, kebanyakan ibu merasa kesulitan untuk tidur. Saran terbaik adalah tidur dengan posisi miring ke kanan terutama pada trimester ketiga.
Melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh akan membantu Bunda menjalani kehamilan dengan baik. Sekaligus membantu mengurangi risiko kejadian IUFD. Jadi, lakukan pemeriksaan secara teratur ya, Bun.
Sumber:
What is a Stillbirth?
https://www.pregnancybirthbaby.org.au/what-is-a-stillbirth
Causes and Risk of Stillbirth
https://www.verywellfamily.com/intrauterine-fetal-demise-2371631
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…