Categories: MenyusuiTips

Jenis Benjolan di Payudara pada Ibu Menyusui

Tidak hanya ukuran payudara yang akan berubah selama Bunda menyusui si kecil, benjolan payudara saat menyusui pun kerap terjadi. Perubahan ini sesungguhnya wajar terjadi karena kelenjar payudara yang memproduksi air susu ibu ukurannya akan membesar selama masa menyusui. 

Akan tetapi, ada kalanya benjolan tak mau pergi walau Bunda sudah menyusui si kecil. Bahkan bisa jadi benjolan menetap selama beberapa hari. Saat ini terjadi, Bunda mungkin merasa tidak nyaman. Payudara terasa kencang dan berat, proses menyusui pun terhambat. Apakah hal ini wajar? 

Tenang saja Bun, kebanyakan benjolan payudara bukanlah kondisi serius yang biasanya akan hilang dalam beberapa hari. Meski demikian, waspada tetaplah perlu. Pasalnya pada beberapa kasus, benjolan ini bersifat berbahaya bahkan bisa menjadi tanda adanya kanker payudara. Itu sebabnya, Bunda perlu segera menemui dokter jika benjolan tak kunjung hilang meski lewat dari seminggu. 

Yuk Bun, cek benjolan payudara yang mungkin terjadi saat Bunda menyusui dan bagaimana cara mengatasinya.  

Jenis benjolan payudara pada ibu menyusui

Berikut ini adalah beberapa jenis benjolan payudara yang biasa dialami perempuan, terutama ibu menyusui. 

Saluran susu tersumbat 

Jika Bunda melihat titik-titik putih di bagian areola payudara dan merasakan payudara tidak mengeluarkan ASI selancar biasanya, maka mungkin Bunda mengalami sumbatan pada saluran ASI. Kondisi ini bisa terjadi jika saluran susu tidak mengalami pengosongan total lewat cara menyusui. Misalnya jika bayi tidak terlalu banyak menyusu, atau produksi ASI lebih banyak dibanding jumlah ASI yang diisap oleh si kecil. Selain itu, saluran bisa ASI bisa jadi tersumbat jika posisi menyusui kurang optimal dan bayi tidak menyusu secara sering dan teratur. 

Jika mengalami sumbatan pada saluran payudara, Bunda akan merasa payudara penuh, hangat, berat dan keras. Payudara pun terasa nyeri dengan gumpalan yang dapat teraba. Meski penuh, ASI tidak keluar sama sekali atau hanya keluar sedikit saat diperah. Tanda lainnya adalah si kecil merasa rewel saat disusui karena ASI tidak keluar. 

Untuk mengatasinya, Bunda bisa mengompres payudara dengan handuk atau waslap yang sudah direndam air hangat. Bunda juga bisa mengisi cangkir dengan air hangat, kemudian tempelkan cangkir tersebut pada benjolan payudara. Sambil menempelkan cangkir tersebut Bunda bisa melakukan gerakan memijat atau menekan. Cara ini dapat melancarkan saluran yang tersumbat. 

Setelah kompres hangat diterapkan, biasanya payudara akan terasa lebih lemas. Saat itulah Bunda bisa segera memerah payudara menggunakan pompa atau secara manual untuk mengeluarkan ASI yang tersumbat. Selain memerah, Bunda juga bisa memberikan payudara pada si kecil untuk diisap. 

Saat memerah atau menyusui, coba sedikit bungkukkan punggung agar payudara menggantung. Posisi ini membantu menarik ASI keluar. Mungkin ASI yang tersumbat tidak akan langsung keluar dengan sekali kompres, Bunda bisa mengulang-ulang prosesnya sampai payudara terasa enteng dan lemas. 

Biasanya Bunda akan menemukan tekstur ASI yang lebih kental keluar saat memerah payudara secara manual. Ya, tekstur kental itulah yang menahan ASI keluar dengan lancar. 

Mastitis 

Pada mastitis, benjolan payudara terasa panas dan merah. Biasanya mastitis juga disertai demam hingga 38 derajat Celcius. 

Infeksi pada payudara bisa terjadi jika ada bakteri yang masuk melalui saluran ASI melalui celah pada puting. Bakteri tersebut bisa berasal dari mulut bayi atau kotoran pada bra. Jika kondisi kekebalan tubuh Bunda baik, mastitis tidak akan terjadi, sebab daya tahan tubuh akan mencegah bakteri berkembang biak. Bunda yang mengidap penyakit seperti diabetes, penyakit kronis, AIDS, atau gangguan kekebalan tubuh lain, umumnya lebih rentan mengalami mastitis. 

Karena terjadi infeksi bakteri, untuk mengatasinya diperlukan obat-obatan antibiotik. Jadi, Bunda bisa segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat ya. 

Kista

Benjolan bulat atau oval yang tidak berbahaya dan mengandung cairan. Terasa keras dan halus saat diraba dan biasanya akan berpindah-pindah posisinya di dalam payudara. Kista biasanya tidak menimbulkan masalah. Akan tetapi beberapa jenis kista perlu diangkat dengan cara bedah. Kista juga tidak akan memengaruhi produksi ASI dan proses menyusui. Untuk amannya, Bunda bisa memeriksakan benjolan tersebut ke fasilitas kesehatan terdekat ya. 

Payudara Fibrokistik 

Adalah adanya benjolan pada payudara diikuti perubahan tekstur payudara dan rasa nyeri payudara yang disebabkan oleh perubahan hormon selama siklus menstruasi yang memengaruhi jaringan payudara. Biasanya kondisi ini akan terasa lebih mengganggu beberapa hari sebelum menstruasi. Kondisi ini tidak memicu kanker dan juga tidak memengaruhi proses menyusui maupun produksi ASI. 

Lipoma

Benjolan payudara ini juga tidak bersifat kanker. Lipoma adalah jaringan lemak di dalam payudara yang tumbuh secara perlahan. Benjolan ini cenderung lunak dan tidak menyebabkan sakit. 

Hematoma

Hematoma adalah gumpalan darah di bawah jaringan kulit payudara yang disebabkan oleh benturan atau bedah. Ukurannya bisa kecil atau besar. Biasanya Anda akan merasakan sensasi nyeri di sekitar benjolan, bisa juga berwarna merah dan bengkak. Jika gumpalan darah tersebut berada dekat permukaan kulit, akan terlihat memar. 

Kanker payudara

Dari sekian banyak kasus benjolan pada payudara, hanya sebagian kecilnya disebabkan oleh kanker payudara. Benjolan akibat kanker payudara biasanya keras dan tidak terasa nyeri. Jika diraba, Bunda akan sulit menemukan pinggir atau tepiannya. Selain itu, benjolan akan terasa seperti tertambat jaringan payudara di sekitarnya, menyebabkan benjolan ini sulit bergerak di dalam jaringan payudara. Jika Bunda merasakan gejala ini, jangan menunda untuk memeriksakannya ke fasilitas kesehatan terdekat ya, Bun. 


Itulah penjelasan mengenai benjolan pada payudara yang bisa terjadi pada ibu menyusui. Semoga penjelasan di atas dapat memberi sedikit gambaran mengenai benjolan payudara yang Bunda rasakan. Jika benjolan tidak juga mereka lebih dari seminggu, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter ya, Bun.

Ibu Sehati

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

3 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

3 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

3 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

3 years ago