Tahukah Bunda, ternyata rahim tempat janin berkembang memiliki banyak otot yang dapat berkontraksi. Gerakan otot ini berguna saat meluruhkan dinding rahim ketika kita mengalami mens, serta untuk mengeluarkan bayi pada proses persalinan. Saat melahirkan, kontraksi tersebutlah yang menjadi sumber utama nyeri yang Bunda rasakan.
Selain kontraksi otot yang intens di sekitar area perut, dan dapat juga dirasakan di seluruh bagian torso dan area panggul, tekanan juga dapat dirasakan di punggung, perineum, ginjal dan lambung. Seperti yang terjadi saat Bunda menstruasi, meski hanya bersumber dari kontraksi dinding rahim yang meluruhkan jaringan, nyerinya bisa terasa hingga ke organ lain.
Rasa nyeri saat persalinan datang secara bertahap dan kemudian semakin meningkat intensitasnya seiring waktu. Meski demikian, derajat nyeri persalinan bisa dirasakan berbeda-beda pada setiap ibu. Mengapa?
Seberapa nyeri persalinan yang akan Bunda rasakan? Jawabannya tergantung pada beberapa faktor, termasuk:
Selain hal di atas, kombinasi faktor genetis dan pengalaman juga menentukan kemampuan Bunda dalam menahan rasa nyeri. Begitu pula dengan ada tidaknya dukungan emosional, rasa takut, kecemasan dan bahkan cerita-cerita persalinan yang pernah Bunda dengar sebelumnya, dapat memengaruhi ketahanan Bunda dalam merasakan nyeri persalinan.
Persalinan memang menimbulkan rasa sakit, tapi fokuslah pada hal positif yang akan Bunda alami, yaitu kelahiran buah hati ke dunia. Selain itu, pada prosesnya Bunda bisa menerapkan beberapa cara untuk mengurangi nyeri persalinan secara alami. Berikut ini beberapa cara yang bisa Bunda terapkan.
TENS adalah alat yang bekerja dengan mengirimkan sengatan listrik ringan untuk mencegah sinyal rasa nyeri akibat kontraksi sampai ke otak atau sumsum tulang belakang. Selain meredakan nyeri persalinan, TENS juga bisa digunakan pada usia kehamilan 36 minggu, khususnya pada Bunda yang mengalami nyeri punggung atau kontraksi Braxton Hicks.
Mesin TENS memiliki kawat-kawat tipis yang terhubung ke empat elektroda atau plester yang kemudian ditempelkan pada punggung bagian bawah. Mesin ini akan mengirimkan sengatan listrik kecil ke titik saraf di otak yang akan memblokir sinyal nyeri dari kontraksi rahim. Sengatan ini juga dapat merangsang otak untuk memproduksi enkephalin dan endorfin yang diketahui dapat meredam nyeri.
Kadar sengatan listrik di mesin TENS ini dapat disesuaikan seiring proses persalinan. Sengatan yang lebih kuat dikatakan dapat meredam nyeri dari kontraksi yang semakin meningkat. TENS lebih efektif jika digunakan di tahap awal persalinan, terutama untuk rasa nyeri yang dirasakan di sekitar area punggung bawah.
Ada beberapa keunggulan penggunaan TENS yaitu Bunda tetap dapat bergerak aktif selama persalinan dan dapat dikombinasikan dengan metode pereda nyeri lainnya.
Kekurangannya adalah, belum banyak penelitian yang melihat dampak penggunaan TENS terhadap keselamatan bayi, sehingga risiko pada janin tetap perlu dicermati. Selain itu, penggunaan plester yang menyatu dengan kabel di punggung Bunda membuat pijatan di area tersebut tidak dimungkinkan. Cara ini juga tidak memungkinkan Bunda untuk melahirkan di dalam air atau suntik epidural.
Tetap aktif selama proses persalinan bisa membantu Bunda meredam nyeri dan mengurangi panjang waktu persalinan. Meskipun ada keinginan untuk beristirahat di antara waktu kontraksi, sesungguhnya bergerak merupakan insting tubuh saat menghadapi nyeri kontraksi.
Berjalan, duduk di atas bola fitness atau birthing ball, berayun di atas kursi goyang atau berganti-ganti posisi bisa membantu Bunda merasa nyaman selama menghadapi kontraksi. Pergerakan ini menjadi terbatas saat Bunda harus menggunakan kardiotokografi untuk memonitor kondisi janin atau jika Bunda mengenakan infus.
Melahirkan dengan teknik hypnobirthing semakin banyak digunakan untuk meredam rasa nyeri saat melahirkan. Teknik ini menggunakan teknik visualisasi dan pernapasan untuk sampai ke tahap relaks dan menghilangkan rasa takut.
Bagaimana teknik ini bekerja meredam rasa sakit? Hypnobirthing merupakan teknik yang dikembangkan dari sindrom “takut-tekanan-sakit” yang pertama kali dijelaskan oleh dokter kandungan asal Inggris, Grantly Dick-Read. Ia percaya bahwa rasa takut membuat tubuh tidak dapat mengeluarkan hormon yang dapat membuat tubuh merasa nyaman, yaitu endorfin dan enkephalins. Ia berteori bahwa jika rasa takut dihilangkan, maka Bunda dapat melahirkan secara alami.
Dengan hypnobirthing, ibu yang melahirkan tetap sadar penuh dan mengalami proses seperti biasa, hanya saja tubuh dan pikiran menjadi lebih relaks cenderung seperti akan tidur. Untuk mempelajari teknik hypnobirthing, Bunda dan Ayah dapat mengikuti kelas yang terdiri dari beberapa sesi.
Teknik ini menggunakan jarum halus yang ditusukkan pada area tubuh tertentu dengan tujuan merangsang produksi hormon endorfin yang dapat mengurangi rasa sakit.
Teknik tradisional dari China ini dipercaya dapat mengatur aliran energi dalam tubuh, mengurangi sakit dan mengembalikan keseimbangan energi dalam tubuh.
Akupunktur tidak memiliki efek samping yang membahayakan ibu maupun bayi dalam kandungan. Tusukan jarum halus akan diterapkan pada bagian yang tidak mengganggu gerakan ibu. Jika Bunda memutuskan untuk memilih metode ini, sebaiknya mencari ahli akupunktur yang sudah terbiasa menerapkan teknik ini pada ibu hamil, ya.
Minyak esensial yang diperoleh atau disuling dari tanaman ternyata memiliki efek pengobatan. Penggunaan minyak esensial dalam proses persalinan bisa membantu ibu merasa relaks. Beberapa jenis minyak, seperti lavender, terbukti dapat mengurangi kecemasan dalam proses persalinan. Cara penggunaannya yaitu dengan kompres panas dan kompres dingin atau dengan memijatkan minyak tersebut (setelah dicampur dengan minyak carrier) ke kulit.
Akan tetapi, hanya gunakan aroma yang memang sudah terbukti aman ya Bunda. Ada juga ahli yang melarang penggunaan aromaterapi karena beberapa aroma ternyata dapat berbahaya bagi ibu hamil.
Demikian penjelasan mengenai beberapa cara yang dapat Bunda terapkan untuk mengurangi rasa nyeri persalinan. Sebelum memilih salah satu teknik, ada baiknya Bunda mendiskusikan cara apa yang akan diterapkan dengan dokter atau bidan yang akan menangani persalinan nanti. Mereka dapat memberi masukan yang sesuai dengan kondisi kesehatan Bunda. Selamat mencoba!
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…