fbpx
Connect with us

Nutrisi

Baby Led Weaning: Do’s & Don’ts

mm

Published

on

baby led weaning

Baby led weaning rupanya sedang jadi tren di kalangan orang tua. Ini aturannya.

Bunda tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah baby led weaning, bukan? Metode membiarkan-bayi-makan-sendiri asal Inggris ini memang sedang jadi tren di kalangan ibu-ibu muda di Tanah Air, tak terkecuali Andien Aisyah, penyanyi yang sempat jadi perbicangan karena menerapkan teknik makan serupa kepada putranya, Kawa.

Nah, buat Bunda yang juga sedang berencana untuk mencoba baby led weaning (BLW), berikut aturan yang harus diperhatikan baik-baik.

Lakukan saat Bayi Siap

Do: aturan pertama sebelum menerapkan BLW yang wajib dipatuhi adalah mempertimbangkan usia bayi. Pada dasarnya metode ini bertujuan untuk mengganti asupan nutrisi yang kurang setelah bayi tak lagi mendapat ASI eksklusif. BLW lebih baik diterapkan saat bayi sudah berusia 6 bulan.

Don’t: Bunda mungkin menganggap ananda sudah bisa makan sendiri meski usianya belum genap 6 bulan. Jangan paksakan hal ini demi keamanan, ya. Lebih baik tunggu sampai bayi benar-benar siap.

Pemilihan Makanan

Do: Untuk menghindari risiko tersedak, lebih baik pemilihan jenis makanan dilakukan secara bertahap. Pada masa-masa awal penerapan BLW, Bunda bisa memberi bayi makanan lunak seperti avokad, pisang, atau puree. Pilih juga jenis makanan yang mudah digenggam bayi.

Don’t: Hindari memberikan makanan yang bertekstur keras seperti daging. Memberi buah-buahan secara utuh tanpa dipotong lebih dulu juga sangat tidak disarankan, sebab bisa menyebabkan bayi tersedak.

Makan Bersama

Do: Saat menerapkan BLW, usahakan Bunda atau Ayah tetap berada di samping bayi. Selain mendampingi buah hati, makan bersama juga akan memperkuat ikatan emosi (emotional bonding) antara anak dan orang tua.

Don’t: Jangan sekali-kali meninggalkan bayi sendirian ketika sedang mengunyah makanan pertamanya. Meski Bunda yakin makanan yang diberikan sudah benar-benar empuk, bayi cenderung masih “asal” ketika menelannya.

Kandungan Nutrisi

Do: Pastikan makanan yang diberikan kepada buah hati sudah mengandung cukup nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh kembangnya. Buah dan sayuran adalah jenis asupan yang sangat disarankan saat program BLW diterapkan.

Don’t: Hindari memberikan makanan yang terlalu banyak lemak, terlalu manis/asin, atau makanan lain yang mengandung pewarna dan pengawet demi kesehatan sang buah hati.

Saat memutuskan untuk melatih bayi makan sendiri, Bunda juga perlu melatih kesabaran. Pada awalnya, bayi mungkin akan menunjukkan tanda-tanda penolakan pada makanan tertentu. Tetap mencoba dan jangan putus asa ya, Bun. Terakhir, konsultasikan lebih dulu dengan dokter anak sebelum memulai BLW.

Untuk mendapat informasi bermanfaat lain seputar parenting, yuk like dan kunjungi fanspage Facebook dan Instagram Ibu Sehati di sini.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Nutrisi

Ini Makanan yang Tepat untuk Bayi Baru Lahir hingga Berusia 2 Tahun

mm

Published

on

makanan bayi 2 tahun
Cari tahu makanan bayi yang tepat hingga usianya 2 tahun.

Hai, Bunda! Selamat ya untuk kelahiran si kecil. Bagaimana rasanya mengurus bayi, Bun? Pasti menyenangkan sekaligus chaotic ya. Hihi.

Menyambut kelahiran buah hati, Bunda mungkin bertanya-tanya apa makanan yang tepat untuknya. Apalagi, 2 tahun pertama kehidupan si kecil adalah masa krusial yang akan menentukan perkembangannya di tahap kehidupan selanjutnya. Si kecil pun membutuhkan makanan yang tepat untuk melalui masa ini dengan baik dan agar terhindar dari stunting.

Bila Bunda masih merasa bingung perihal asupan yang tepat bagi bayi hingga ia berusia 2 tahun, yuk ikuti panduan ini.

Bayi Baru Lahir hingga Usia 6 Bulan

Setelah bayi lahir, makanan yang paling tepat untuknya adalah ASI. Bunda pasti pernah mendengar tentang ASI eksklusif selama 6 bulan, bukan? ASI eksklusif berarti selama 6 bulan pertama kehidupan bayi, Bunda hanya memberikan ASI, tanpa makanan pendamping apapun. Tidak pula dengan air putih.

Oh ya, sesaat setelah melahirkan, Bunda disarankan melakukan inisiasi menyusui dini atau IMD selama paling tidak 30 menit hingga 1 jam. IMD sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Pun, dengan melakukan IMD, si kecil bisa mendapatkan kolostrum yang sangat bermanfaat untuk tubuhnya.

Bayi Usia 6 Bulan hingga 8 Bulan

Di usia 6 bulan, Bunda sudah bisa memperkenalkan si kecil dengan makanan atau lazim disebut dengan makanan pendamping ASI (MPASI). Mengapa disebut makanan pendamping? Karena pada masa ini, ASI tetaplah menjadi makanan utama bayi. Hanya saja, kandungan nutrisi pada ASI, terutama zat besi, sudah tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian bayi. Nutrisi yang kurang ini perlu dilengkapi lewat makanan.

Pada usia ini, bayi setidaknya diberikan makan besar sebanyak 3 kali dan camilan sebanyak 2 kali dengan ASI tetap sebagai makanan utama. Tekstur makanan yang pas untuk usia ini adalah saring atau lumat. 

Untuk makan besar bayi, buatlah makanan yang terdiri dari unsur karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur, dan lemak tambahan (bisa dari mentega, keju, atau minyak zaitun ekstra murni). Untuk camilan, Bunda bisa memberikan puree buah. Takaran makanan bayi bervariasi, mulai dari 2 sendok makan hingga setengah mangkuk sekali makan.

Namun, sebelum memberikan bayi makan, perhatikan tanda ini ya, Bun. Inilah beberapa hal yang menandakan bayi Bunda sudah siap makan.

  • Beratnya sudah 2 kali dari berat lahir
  • Bayi sudah dapat mengontrol gerakan kepala dan lehernya
  • Sudah dapat duduk dengan bantuan
  • Bayi dapat memberikan tanda bahwa ia sudah kenyang, misalnya dengan menjauhkan kepala dari sendok atau dengan menutup mulutnya
  • Ia sudah menunjukkan ketertarikan pada makanan saat orang lain makan di sekitarnya

Bayi Usia 8 hingga 12 Bulan

Di usia ini, tekstur MPASI yang tadinya lumat sudah bisa diubah menjadi cincang halus atau kasar. Bunda juga sudah bisa memperkenalkan finger food pada bayi. Tanda bayi siap melahap makanannya sendiri tanpa perlu disuapi adalah ia sudah tertarik untuk memegang makanan atau sendok. Tetap ingat aturan MPASI yang dilengkapi karbo, protein hewani, protein nabati, dan sayur ya, Bun. Di usia ini, berikan ASI 3-4 kali sehari.

Usia 1 hingga 2 Tahun

Di usia ini, si kecil sudah mulai bisa diperkenalkan dengan makanan bertekstur sama dengan yang kita makan. Makan besar sebanyak 3-4 kali sehari dengan camilan 1-2 kali. Bunda juga tetap bisa memberikan ASI kepada si kecil jika ia memintanya. WHO sendiri menyarankan pemberian ASI hingga anak berusia 2 tahun. Pastikan nutrisi anak cukup dengan memberikan berbagai variasi makanan bayi usia 2 tahun yang terdiri dari unsur karbo, protein, sayur, dan buah.

Bunda, itulah rincian makanan yang tepat untuk bayi baru lahir hingga berusia 2 tahun. Memenuhinya pasti penuh perjuangan, tapi jangan menyerah ya, Bun!

Continue Reading

Menyapih

Alat Ini Bantu Bunda Bikin Makanan Bayi dengan Mudah

Setelah usia 6 bulan, bayi memerlukan nutrisi tambahan melalui MPASI (makanan pendamping ASI). Untuk mengolah MPASI, Bunda membutuhkan beberapa alat bantu

mm

Published

on

alat untuk membuat mpasi
Setelah usia 6 bulan, bayi memerlukan nutrisi tambahan melalui MPASI (makanan pendamping ASI). Untuk mengolah MPASI, Bunda membutuhkan beberapa alat bantu

Menginjak usia 6 bulan, sudah waktunya bagi bayi untuk mendapatkan asupan tambahan selain ASI. Menu MPASI yang dikonsumsi si kecil harus tinggi nutrisi untuk mendukung tumbuh kembangnya secara optimal.

Nah, karena bayi masih dalam tahap belajar makan, menu pendamping tersebut harus diolah terlebih dahulu. Ada beberapa peralatan yang Bunda butuhkan untuk mengolah produk MPASI dengan praktis, antara lain:

Blender, Food Processor, atau Hand-held Stick Blender

alat mpasi
Blender bisa digunakan untuk membuat pure.

Perlengkapan utama yang umum digunakan untuk membuat makanan bayi yang berbentuk puree adalah blender, food processor, atau hand-held stick blender. Meskipun harganya sedikit lebih mahal, berinvestasilah pada food processor yang layak dan bagus. Pasalnya, alat ini akan digunakan setiap hari.

Vegetable Steamer

Untuk membuat produk MPASI, Bunda juga membutuhkan vegetable steamer. Alat ini dapat digunakan untuk mengukus makanan. Karena memiliki penutup yang ketat, vegetable steamer dapat membantu mengunci nutrisi selama proses memasak makanan. Selain itu, Bunda juga dapat menggunakan basic steamer atau cooking pot duo.

Ice Cube Trays dan Pembungkus Plastik

alat mpasi ice cube tray
Ice cube tray bisa digunakan untuk membekukan pure.

Jika tidak memiliki peralatan khusus untuk membuat makanan beku bagi bayi, Bunda dapat memanfaatkan ice cube trays dan gulungan plastik. Tuangkan makanan yang telah ditumbuk atau dihaluskan ke dalam kotak-kotak kecil itu, lalu tutup dengan plastik.

Strategi ini akan sangat memudahkan Bunda dalam menyajikan makanan untuk si kecil. Pada umumnya, satu ice cube ideal untuk satu kali penyajian.

Kantong  dan Spidol Permanen

Perlengkapan lain yang juga dibutuhkan adalah kantong tertutup khusus untuk freezer. Gunakan spidol permanen untuk memberi label pada kantong, yaitu tanggal produksi MPASI dan bahan makanan. Saat makan tiba, cairkan dan panaskan makanan beku sesuai kebutuhan.

Nah, itulah beberapa perlengkapan yang harus Bunda persiapkan untuk mengolah MPASI bagi si kecil. Ingat, kenali pula beberapa jenis makanan yang perlu dihindari sebelum bayi berusia 1 tahun demi kesehatan dan tumbuh kembang bayi yang optimal.

Continue Reading

Nutrisi

Alpukat untuk Bayi: Manfaat dan Cara Mengolahnya

Alpukat dikenal sebagai makanan super. Apa saja manfaat alpukat untuk bayi dan cara mengolahnya? Simak ulasan berikut bersama Ibu Sehati.

mm

Published

on

manfaat alpukat untuk bayi

Alpukat atau avokad dikenal sebagai buah yang memiliki banyak lemak sehat dan nutrisi. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak dan bayi pun bisa mendapatkan manfaat yang besar dari mengonsumsi alpukat. Agar lebih mengundang selera, buah ini juga bisa diolah menjadi berbagai makanan.

Kandungan Nutrisi Alpukat

Dulu, banyak orang meragukan nutrisi alpukat karena kandungan lemaknya yang tinggi. Nyatanya, lemak yang dimiliki alpukat adalah lemak sehat yang dibutuhkan oleh tubuh. Inilah manfaat yang bisa si kecil dapatkan dari mengonsumsi alpukat:

  • Protein: Alpukat memiliki 16 asam amino esensial yang mudah diserap oleh tubuh. Bahkan, kandungan proteinnya mengimbangi protein yang bisa didapat dari daging hewan. Asam amino ini memiliki banyak manfaat untuk si kecil, terutama untuk perkembangan otaknya.
  • Lemak: Jenis lemak yang dimiliki alpukat adalah lemak yang bisa meningkatkan kolesterol baik atau HDL dalam tubuh. HDL berfungsi untuk mengatur kadar trigliserida dan gula di dalam darah, sekaligus dapat mencegah aterosklerosis atau penyumbatan pada pembuluh darah.
  • Lutein: Lutein adalah salah satu senyawa karotenoid terbaik yang dimiliki alpukat. Satu buah alpukat rata-rata mengandung sekitar 81 mikrogram lutein yang bermanfaat untuk kesehatan mata.
  • Vitamin dan Mineral: Terdapat setidaknya 20 jenis vitamin dan mineral yang terkandung di dalam alpukat. Di antaranya adalah vitamin K, vitamin C, asam folat, kalium, vitamin B6, vitamin E, dan zat besi.

Selain keempat kandungan tersebut, alpukat juga mengandung natrium dan senyawa karotenoid lainnya. Itulah mengapa, alpukat merupakan salah satu makanan tinggi nutrisi untuk MPASI anak.

Alpukat untuk MPASI anak

Tekstur buah alpukat yang lembut, membuatnya ideal diolah sebagai makanan pertama untuk bayi. Rasanya pun gurih, sehingga si kecil akan mudah untuk menyukainya. Bunda pilih saja alpukat yang matang. Biasanya hal ini bisa dicek dengan memegang buah dan mengecek apakah agak lembek.

Untuk mendapatkan semua nutrisinya, berikut ini resep olahan alpukat untuk bayi yang bisa Bunda coba.

Pure Alpukat

Jumlah Porsi: 4 – 5 porsi

Bahan:

  • 1 buah alpukat, ASI secukupnya

Cara membuat:

  • Belah alpukat menjadi dua, buang biji dan kerok daging menggunakan sendok.
  • Haluskan alpukat menggunakan saringan, blender, atau food processor.
  • Campur dengan ASI secukupnya hingga mencapai konsistensi tekstur yang diinginkan.
  • Tekstur alpukat ini sebaiknya cair untuk anak berusia 6–7 bulan, dan terus bertambah kekentalannya seiring usia.

Untuk anak di bawah 6 bulan, sebaiknya saring ulang makanan sebelum pemberian. Selain itu, sebagai MPASI pertama, sebaiknya jangan mencampur alpukat dengan buah atau bahan makanan lain. Setelah dicoba beberapa kali, Bunda dapat menambah bahan makanan lain sebagai pelengkap gizi.

Sebagai variasi, resep alpukat bisa ditambahkan buah naga, pisang susu, jeruk bayi, dan oat bisa menambah variasi rasa dan menambah nutrisi lain pada alpukat yang sudah dihaluskan.

Selain avokad, kira-kira apa saja makanan super bagi si kecil? Selain reaksi alergi, pastikan juga makanan tersebut tidak masuk ke dalam daftar makanan yang harus dihindari sebelum ia berusia satu tahun, ya.

Continue Reading

Trending