fbpx
Connect with us

Nutrisi

Alpukat untuk Bayi: Manfaat dan Cara Mengolahnya

Alpukat dikenal sebagai makanan super. Apa saja manfaat alpukat untuk bayi dan cara mengolahnya? Simak ulasan berikut bersama Ibu Sehati.

mm

Published

on

manfaat alpukat untuk bayi

Alpukat atau avokad dikenal sebagai buah yang memiliki banyak lemak sehat dan nutrisi. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak dan bayi pun bisa mendapatkan manfaat yang besar dari mengonsumsi alpukat. Agar lebih mengundang selera, buah ini juga bisa diolah menjadi berbagai makanan.

Kandungan Nutrisi Alpukat

Dulu, banyak orang meragukan nutrisi alpukat karena kandungan lemaknya yang tinggi. Nyatanya, lemak yang dimiliki alpukat adalah lemak sehat yang dibutuhkan oleh tubuh. Inilah manfaat yang bisa si kecil dapatkan dari mengonsumsi alpukat:

  • Protein: Alpukat memiliki 16 asam amino esensial yang mudah diserap oleh tubuh. Bahkan, kandungan proteinnya mengimbangi protein yang bisa didapat dari daging hewan. Asam amino ini memiliki banyak manfaat untuk si kecil, terutama untuk perkembangan otaknya.
  • Lemak: Jenis lemak yang dimiliki alpukat adalah lemak yang bisa meningkatkan kolesterol baik atau HDL dalam tubuh. HDL berfungsi untuk mengatur kadar trigliserida dan gula di dalam darah, sekaligus dapat mencegah aterosklerosis atau penyumbatan pada pembuluh darah.
  • Lutein: Lutein adalah salah satu senyawa karotenoid terbaik yang dimiliki alpukat. Satu buah alpukat rata-rata mengandung sekitar 81 mikrogram lutein yang bermanfaat untuk kesehatan mata.
  • Vitamin dan Mineral: Terdapat setidaknya 20 jenis vitamin dan mineral yang terkandung di dalam alpukat. Di antaranya adalah vitamin K, vitamin C, asam folat, kalium, vitamin B6, vitamin E, dan zat besi.

Selain keempat kandungan tersebut, alpukat juga mengandung natrium dan senyawa karotenoid lainnya. Itulah mengapa, alpukat merupakan salah satu makanan tinggi nutrisi untuk MPASI anak.

Alpukat untuk MPASI anak

Tekstur buah alpukat yang lembut, membuatnya ideal diolah sebagai makanan pertama untuk bayi. Rasanya pun gurih, sehingga si kecil akan mudah untuk menyukainya. Bunda pilih saja alpukat yang matang. Biasanya hal ini bisa dicek dengan memegang buah dan mengecek apakah agak lembek.

Untuk mendapatkan semua nutrisinya, berikut ini resep olahan alpukat untuk bayi yang bisa Bunda coba.

Pure Alpukat

Jumlah Porsi: 4 – 5 porsi

Bahan:

  • 1 buah alpukat, ASI secukupnya

Cara membuat:

  • Belah alpukat menjadi dua, buang biji dan kerok daging menggunakan sendok.
  • Haluskan alpukat menggunakan saringan, blender, atau food processor.
  • Campur dengan ASI secukupnya hingga mencapai konsistensi tekstur yang diinginkan.
  • Tekstur alpukat ini sebaiknya cair untuk anak berusia 6–7 bulan, dan terus bertambah kekentalannya seiring usia.

Untuk anak di bawah 6 bulan, sebaiknya saring ulang makanan sebelum pemberian. Selain itu, sebagai MPASI pertama, sebaiknya jangan mencampur alpukat dengan buah atau bahan makanan lain. Setelah dicoba beberapa kali, Bunda dapat menambah bahan makanan lain sebagai pelengkap gizi.

Sebagai variasi, resep alpukat bisa ditambahkan buah naga, pisang susu, jeruk bayi, dan oat bisa menambah variasi rasa dan menambah nutrisi lain pada alpukat yang sudah dihaluskan.

Selain avokad, kira-kira apa saja makanan super bagi si kecil? Selain reaksi alergi, pastikan juga makanan tersebut tidak masuk ke dalam daftar makanan yang harus dihindari sebelum ia berusia satu tahun, ya.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Nutrisi

Ini Makanan yang Tepat untuk Bayi Baru Lahir hingga Berusia 2 Tahun

mm

Published

on

makanan bayi 2 tahun
Cari tahu makanan bayi yang tepat hingga usianya 2 tahun.

Hai, Bunda! Selamat ya untuk kelahiran si kecil. Bagaimana rasanya mengurus bayi, Bun? Pasti menyenangkan sekaligus chaotic ya. Hihi.

Menyambut kelahiran buah hati, Bunda mungkin bertanya-tanya apa makanan yang tepat untuknya. Apalagi, 2 tahun pertama kehidupan si kecil adalah masa krusial yang akan menentukan perkembangannya di tahap kehidupan selanjutnya. Si kecil pun membutuhkan makanan yang tepat untuk melalui masa ini dengan baik dan agar terhindar dari stunting.

Bila Bunda masih merasa bingung perihal asupan yang tepat bagi bayi hingga ia berusia 2 tahun, yuk ikuti panduan ini.

Bayi Baru Lahir hingga Usia 6 Bulan

Setelah bayi lahir, makanan yang paling tepat untuknya adalah ASI. Bunda pasti pernah mendengar tentang ASI eksklusif selama 6 bulan, bukan? ASI eksklusif berarti selama 6 bulan pertama kehidupan bayi, Bunda hanya memberikan ASI, tanpa makanan pendamping apapun. Tidak pula dengan air putih.

Oh ya, sesaat setelah melahirkan, Bunda disarankan melakukan inisiasi menyusui dini atau IMD selama paling tidak 30 menit hingga 1 jam. IMD sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Pun, dengan melakukan IMD, si kecil bisa mendapatkan kolostrum yang sangat bermanfaat untuk tubuhnya.

Bayi Usia 6 Bulan hingga 8 Bulan

Di usia 6 bulan, Bunda sudah bisa memperkenalkan si kecil dengan makanan atau lazim disebut dengan makanan pendamping ASI (MPASI). Mengapa disebut makanan pendamping? Karena pada masa ini, ASI tetaplah menjadi makanan utama bayi. Hanya saja, kandungan nutrisi pada ASI, terutama zat besi, sudah tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian bayi. Nutrisi yang kurang ini perlu dilengkapi lewat makanan.

Pada usia ini, bayi setidaknya diberikan makan besar sebanyak 3 kali dan camilan sebanyak 2 kali dengan ASI tetap sebagai makanan utama. Tekstur makanan yang pas untuk usia ini adalah saring atau lumat. 

Untuk makan besar bayi, buatlah makanan yang terdiri dari unsur karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur, dan lemak tambahan (bisa dari mentega, keju, atau minyak zaitun ekstra murni). Untuk camilan, Bunda bisa memberikan puree buah. Takaran makanan bayi bervariasi, mulai dari 2 sendok makan hingga setengah mangkuk sekali makan.

Namun, sebelum memberikan bayi makan, perhatikan tanda ini ya, Bun. Inilah beberapa hal yang menandakan bayi Bunda sudah siap makan.

  • Beratnya sudah 2 kali dari berat lahir
  • Bayi sudah dapat mengontrol gerakan kepala dan lehernya
  • Sudah dapat duduk dengan bantuan
  • Bayi dapat memberikan tanda bahwa ia sudah kenyang, misalnya dengan menjauhkan kepala dari sendok atau dengan menutup mulutnya
  • Ia sudah menunjukkan ketertarikan pada makanan saat orang lain makan di sekitarnya

Bayi Usia 8 hingga 12 Bulan

Di usia ini, tekstur MPASI yang tadinya lumat sudah bisa diubah menjadi cincang halus atau kasar. Bunda juga sudah bisa memperkenalkan finger food pada bayi. Tanda bayi siap melahap makanannya sendiri tanpa perlu disuapi adalah ia sudah tertarik untuk memegang makanan atau sendok. Tetap ingat aturan MPASI yang dilengkapi karbo, protein hewani, protein nabati, dan sayur ya, Bun. Di usia ini, berikan ASI 3-4 kali sehari.

Usia 1 hingga 2 Tahun

Di usia ini, si kecil sudah mulai bisa diperkenalkan dengan makanan bertekstur sama dengan yang kita makan. Makan besar sebanyak 3-4 kali sehari dengan camilan 1-2 kali. Bunda juga tetap bisa memberikan ASI kepada si kecil jika ia memintanya. WHO sendiri menyarankan pemberian ASI hingga anak berusia 2 tahun. Pastikan nutrisi anak cukup dengan memberikan berbagai variasi makanan bayi usia 2 tahun yang terdiri dari unsur karbo, protein, sayur, dan buah.

Bunda, itulah rincian makanan yang tepat untuk bayi baru lahir hingga berusia 2 tahun. Memenuhinya pasti penuh perjuangan, tapi jangan menyerah ya, Bun!

Continue Reading

Menyapih

Alat Ini Bantu Bunda Bikin Makanan Bayi dengan Mudah

Setelah usia 6 bulan, bayi memerlukan nutrisi tambahan melalui MPASI (makanan pendamping ASI). Untuk mengolah MPASI, Bunda membutuhkan beberapa alat bantu

mm

Published

on

alat untuk membuat mpasi
Setelah usia 6 bulan, bayi memerlukan nutrisi tambahan melalui MPASI (makanan pendamping ASI). Untuk mengolah MPASI, Bunda membutuhkan beberapa alat bantu

Menginjak usia 6 bulan, sudah waktunya bagi bayi untuk mendapatkan asupan tambahan selain ASI. Menu MPASI yang dikonsumsi si kecil harus tinggi nutrisi untuk mendukung tumbuh kembangnya secara optimal.

Nah, karena bayi masih dalam tahap belajar makan, menu pendamping tersebut harus diolah terlebih dahulu. Ada beberapa peralatan yang Bunda butuhkan untuk mengolah produk MPASI dengan praktis, antara lain:

Blender, Food Processor, atau Hand-held Stick Blender

alat mpasi
Blender bisa digunakan untuk membuat pure.

Perlengkapan utama yang umum digunakan untuk membuat makanan bayi yang berbentuk puree adalah blender, food processor, atau hand-held stick blender. Meskipun harganya sedikit lebih mahal, berinvestasilah pada food processor yang layak dan bagus. Pasalnya, alat ini akan digunakan setiap hari.

Vegetable Steamer

Untuk membuat produk MPASI, Bunda juga membutuhkan vegetable steamer. Alat ini dapat digunakan untuk mengukus makanan. Karena memiliki penutup yang ketat, vegetable steamer dapat membantu mengunci nutrisi selama proses memasak makanan. Selain itu, Bunda juga dapat menggunakan basic steamer atau cooking pot duo.

Ice Cube Trays dan Pembungkus Plastik

alat mpasi ice cube tray
Ice cube tray bisa digunakan untuk membekukan pure.

Jika tidak memiliki peralatan khusus untuk membuat makanan beku bagi bayi, Bunda dapat memanfaatkan ice cube trays dan gulungan plastik. Tuangkan makanan yang telah ditumbuk atau dihaluskan ke dalam kotak-kotak kecil itu, lalu tutup dengan plastik.

Strategi ini akan sangat memudahkan Bunda dalam menyajikan makanan untuk si kecil. Pada umumnya, satu ice cube ideal untuk satu kali penyajian.

Kantong  dan Spidol Permanen

Perlengkapan lain yang juga dibutuhkan adalah kantong tertutup khusus untuk freezer. Gunakan spidol permanen untuk memberi label pada kantong, yaitu tanggal produksi MPASI dan bahan makanan. Saat makan tiba, cairkan dan panaskan makanan beku sesuai kebutuhan.

Nah, itulah beberapa perlengkapan yang harus Bunda persiapkan untuk mengolah MPASI bagi si kecil. Ingat, kenali pula beberapa jenis makanan yang perlu dihindari sebelum bayi berusia 1 tahun demi kesehatan dan tumbuh kembang bayi yang optimal.

Continue Reading

Kesehatan

Bunda, Ini Manfaat ASI bagi Imunitas Buah Hati

mm

Published

on

manfaat asi bagi imunitas bayi

Selain berperan sebagai sumber utama asupan nutrisi dan gizi bayi, ASI juga memiliki banyak manfaat lain. Salah satunya adalah imunitas.

Kekebalan tubuh

ASI dapat melindungi dari bahaya infeksi karena mengandung antibodi dan juga zat-zat lainnya. Selama ibu menyusui bayinya, terdapat penelitian yang menyatakan adanya perlindungan terhadap infeksi misalnya diare, infeksi saluran pernapasan, otitis media (infeksi telinga), infeksi saluran kemih, infeksi pada bayi baru lahir, dan infeksi saluran pencernaan.

Faktor lainnya yang terdapat dalam kandungan ASI adalah limfosit T dan limfosit B  serta sitokin yang dapat bersama-sama menstimulasi sistem kekebalan bayi. Oleh karena itu, tindakan memberikan ASI juga berpengaruh dalam kekebalan jangka panjang sang buah hati.

Baca juga: Amankah Menyusui Saat Ibu sedang Flu

Kekebalan spesifik dan non spesifik

Kekebalan tubuh non spesifik bertujuan untuk menangkal masuknya zat asing dari luar tubuh kita yang dapat menimbulkan sakit penyakit. Contohnya adalah pertahanan kulit, asam lambung, bulu hidung, gerakan usus kita untuk mengeluarkan kuman. Apabila pertahanan awal ini dapat ditembus oleh kuman atau virus, maka berikutnya akan dihadang oleh kekebalan tubuh spesifik.

Kekebalan tubuh spesifik dibutuhkan untuk melawan kuman atau zat asing yang berhasil masuk ke tubuh kita. Contohnya adalah antibodi serta berbagai zat kompleks lainnya yang terkandung dalam tubuh kita.

Pertahanan dalam kandungan ASI

ASI memiliki kandungan sel yang banyak. Kolostrum, yaitu ASI yang pertama kali keluar dari payudara ibu, mengandung banyak leukosit atau sel darah putih. Kolostrum ini berguna untuk melapisi permukaan saluran cerna bayi terhadap berbagai virus maupun bakteri. Dalam ASI juga terdapat zat makrofag yang berguna untuk memusnahkan bakteri. Terdapat juga enzim untuk mencegah infeksi saluran pencernaan.  

Air susu ibu juga dapat meningkatkan jumlah antibodi pada saluran napas dan kelenjar air liur bayi. Manfaatnya adalah berkurangnya kejadian infeksi saluran pernapasan, infeksi telinga bayi, radang selaput otak (meningitis), dan juga infeksi saluran kemih pada bayi yang mendapat ASI.

ASI juga mengandung protein yang berguna untuk mengikat vitamin B12. Manfaatnya untuk mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme di saluran cerna bayi. Bila semakin banyak vitamin B12 yang diikat protein, maka keuntungannya adalah bakteri tidak dapat menggunakan vitamin B12 tersebut. ASI juga mengandung antioksidan yang dapat mencegah terjadinya peradangan.

Baca juga: Manfaat ASI: Mengenal Innate Lymphoid Cells (ILC)

Beberapa penelitian menunjukkan hasil bahwa ASI eksklusif selama 4-6 bulan dapat berperan mengurangi kejadian alergi pada bayi. Risiko terjadinya asma dapat berkurang pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Penelitian lainnya juga menunjukkan adanya kekebalan terhadap protein susu sapi pada bayi yang mengalami diare akut.

Demikianlah berbagai keuntungan ASI dalam meningkatkan kekebalan tubuh buah hati Bunda. Jadi, masih ragu dengan manfaat sistem imunitas pada ASI? Tips bermanfaat lain seputar parenting juga tersedia di aplikasi Sehati yang bisa di-download melalui ponsel android dan iOS. Semoga menginspirasi Bunda untuk terus semangat memberikan ASI.

Continue Reading

Trending