fbpx
Connect with us

Kesehatan dan Gaya Hidup

Istri yang Hamil, Kok Suami yang Ngidam?

mm

Published

on

istri hamil suami ngidam

Bunda tentu tahu, awal masa kehamilan identik dengan morning sickness dan ngidam hal-hal yang kadang tidak terpikirkan sebelumnya. Namun, tidak banyak yang menyadari bahwa ayah juga bisa mengalami hal serupa. Yuk, kenali apa saja gejala ngidam ayah dan bagaimana itu bisa terjadi.

Mengapa Ayah Juga Ngidam?

Shawn Bean menyebut istilah couvade syndrome dalam situs Parenting, yakni kondisi ketika calon ayah mengalami gejala kehamilan seperti kenaikan berat badan, mual, perubahan mood, dan insomnia. Menariknya, sekitar 90% calon ayah mengalami minimal satu gejala kehamilan ini. Jadi, katakan pada Ayah bahwa ia tidak sendirian merasakan keinginan ngidam tersebut.

Selain ngidam, ada beberapa gejala kehamilan lainnya yang juga mungkin dirasakan oleh ayah, seperti dikutip dari situs What to Expect berikut ini.

Berat badan bertambah

Menemani Bunda saat memuaskan ngidam bisa jadi salah satu penyebab utama mengapa berat badan ayah ikut bertambah. Namun, peningkatan jumlah hormon kortisol alias hormon stres sering terjadi ketika seseorang merasa cemas. Kortisol mengatur kadar gula darah dan insulin, sehingga seolah mengirimkan sinyal lapar meski sebenarnya tidak. Ia pun menyalurkannya dengan makan bersama Anda, yang membuat perut ikut membuncit.

Kecemasan

Wajar jika ia merasakan kegelisahan, lelah, dan malam yang gelisah saat Bunda hamil. Mungkin ia tidak akan berbagi kecemasan ini pada siapa pun, apalagi Anda. Ayah berpikir, Bunda sudah cukup memiliki banyak kekhawatiran selama hamil, maka menambahkan kecemasan miliknya hanya membuat keadaan lebih sulit. Akan tetapi, jika Anda mengetahui suami mengalami hal ini, ajaklah ia berbagi kecemasan tersebut dengan melibatkan ia dalam perjalanan kehamilan. Ini akan membuatnya lebih tenang.

Mual

Morning sickness bukan monopoli ibu hamil saja lho. Rasa mual ini merupakan reaksi kecemasan yang dialami calon ayah serta perubahan pola makan akibat stres. Meski obat-obatan mungkin dapat mengurangi rasa mual, tetap lebih penting untuk melakukan hal-hal berikut: beraktivitas dan berolahraga seperti biasa, berbagi dengan Anda tentang apa yang dikhawatirkan, dan makan dengan teratur.

Perubahan hasrat berhubungan seks

Jika Bunda mengalami peningkatan hasrat berhubungan seks, ada sebagian calon ayah yang merasa ketakutan saat harus berhubungan intim selama masa kehamilan. Mereka umumnya cemas apa yang dilakukan berisiko pada keselamatan janin, meski tidak selalu demikian. Ada juga calon ayah yang tergoda dengan perubahan bentuk tubuh ibu hamil dan bisa menjalani hubungan intim seperti biasa. Namun, ingatkan Ayah untuk tetap menjaga kemesraan selama Bunda hamil, walau hanya sekadar bergandengan tangan atau berpelukan. Ini baik untuk persiapan mental Anda berdua menjelang kelahiran si kecil.

Jadi, sekarang Bunda tentu bisa memaklumi gejala ngidam Ayah, bukan? Nah, agar Ayah dan Bunda tetap update dengan informasi lain tentang kehamilan, silakan unduh aplikasi Sehati untuk pengguna iPhone dan Android. Ikuti pula halaman Instagram dan Facebook Ibu Sehati agar perjalanan kehamilan Bunda menyenangkan.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kesehatan dan Gaya Hidup

Bunda, Ini yang Bisa Terjadi saat Stop Pil KB

mm

Published

on

berhenti minum pil kb
Selain kehamilan, ada hal lain yang mungkin terjadi ketika berhenti minum pil kb.

Pil KB adalah salah satu alat kontrasepsi yang jadi favorit karena mudah penggunaannya. Namun, perlu diingat, Bun, alat kontrasepsi satu ini merupakan jenis KB hormonal yang mungkin membuat Bunda mengalami beberapa perubahan pada tubuh ketika menggunakannya. Pun, sama seperti ketika mulai menggunakannya, menghentikan konsumsi pil KB juga membuat tubuh Bunda mengalami beberapa perubahan.

Yuk, simak, perubahan apa saja yang mungkin terjadi ketika Bunda stop mengonsumsi pil KB.

Kehamilan

Terjadinya kehamilan adalah konsekuensi yang paling jelas dari menyetop alat kontrasepsi apapun, termasuk pil KB. Meski jarak antara berhenti mengonsumsi pil KB dan kehamilan sering dianggap jauh, nyatanya Bunda bisa langsung hamil setelah berhenti mengonsumsi pil KB setelah satu tahun. Ada pula yang hanya memerlukan waktu 6 bulan saja. 

Siklus Menstruasi Mungkin Menjadi Kacau

Bila Bunda menghentikan konsumsi pil KB secara total dan mendadak, mungkin perlu beberapa bulan bagi tubuh untuk menyesuaikan kembali siklus menstruasi. Walau siklus menstruasi Bunda sebelum mengonsumsi pil KB teratur, tetap ada peluang siklus akan menjadi kacau untuk sementara waktu. Menstruasi pun bisa jadi lebih berat dan lebih memicu kram perut.

Siap-Siap Juga Menghadapi PMS ya, Bun

Beberapa kandungan dalam pil KB dapat menyeimbangkan hormon dalam tubuh. Dan karenanya, perasaan cemas atau sedih yang kerap melanda di masa PMS menguap begitu saja. Lepas dari pil KB, siap-siap menghadapi rasa tak enak ini di masa pramenstruasi ya, Bun.

Berat Badan Turun!

Mungkin bisa dibilang ini adalah salah satu dampak positif stop pil KB ya Bun. Hihi. Saat mengonsumsi pil KB, beberapa ibu akan mengalami kenaikan berat badan. Dan ketika menyetop konsumsinya, berat badan bisa turun kembali, Bun. 

Namun, jika memang Bunda berhenti pil KB hanya karena ingin menurunkan berat badan, lebih baik pertimbangkan alternatif lain ya. Misalnya, tetap memakai pil KB, tapi menjalankan pola makan seimbang dan hidup sehat. Atau, Bunda bisa beralih alat KB lain yang tidak mempengaruhi hormon, IUD misalnya.

Selamat Datang Kembali Jerawat

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pil KB dapat memperbaiki ketidakseimbangan hormon. Karenanya, saat menggunakan pil KB, jerawat mungkin akan sirna. Rambut-rambut di tempat yang tidak diinginkan pun akan berhenti tumbuh. Namun, ini semua sifatnya sementara. Ketika konsumsi pil KB dihentikan, hal-hal ini akan kembali.

Itulah, Bun, beberapa konsekuensi dari menghentikan konsumsi pil KB. Sebelum berhenti, lebih baik pikirkan masak-masak ya. Namun, jika memang tujuan Bunda adalah untuk memulai promil kembali, good luck ya!

Continue Reading

Kesehatan dan Gaya Hidup

Mitos dan Fakta Seputar Covid-19 yang Perlu Bunda Ketahui

mm

Published

on

mitos covid19
Cek mitos dan fakta seputar covid 19 ini.

Virus corona berhasil meluluhlantakkan kehidupan manusia. Keganasan virus strain baru, SARS Cov-2 dari jenis corona ini membuat roda kehidupan seakan berhenti sejenak. Pasalnya, selain obat dan vaksin untuk virus ini belum berhasil ditemukan, masih banyak hal yang belum diketahui dari virus ini. Ketidaktahuan inilah yang akhirnya memungkinkan beredarnya informasi yang salah tentang penyakit Covid-19 dan virus corona itu sendiri. 

Agar tidak sesat, berikut ini beberapa mitos dan fakta tentang Covid-19 dan virus corona. 

Mitos 1: Obat yang ampuh mengatasi Covid-19 sudah ditemukan dan dipatenkan. 

Fakta: 

Hingga saat ini belum ada obat yang dilisensikan untuk mengatasi Covid-19. Meski demikian, beberapa percobaan obat sedang dilakukan oleh beberapa produsen farmasi. Sempat beredar kabar bahwa hydroxychloroquine ampuh mengatasi Covid-19. Namun sesungguhnya hingga saat ini belum ada riset yang membuktikan hal ini. Bahkan penyalahgunaan obat hydroxychloroquine dapat menimbulkan efek samping dan penyakit yang lebih serius, bahkan menyebabkan kematian. 

Baca juga: Obat yang Aman Dikonsumsi saat Hamil

Salah satu obat lain yang sempat diuji, yaitu remdesivir, kini telah disetujui oleh FDA untuk digunakan sebagai salah satu obat untuk mengatasi Covid-19. Meski telah disetujui, remdesivir yang tadinya digunakan sebagai obat untuk Ebola ini pun tidak nyata-nyata berhasil mengatasi Covid-19. Hasil riset yang dilakukan di Amerika memperlihatkan bahwa remdesivir sanggup mengurangi masa perawatan pasien Covid-19 hingga 30 persen. 

Mitos 2: Mengonsumsi cabai bisa mencegah Covid-19

Fakta: 

Cabai memang bisa melezatkan makanan yang kita santap, tapi tidak bisa mencegah apalagi mengobati Covid-19. Cara terbaik untuk melindungi diri kita dari Covid-19 adalah dengan menjaga jarak aman dari orang lain, mencuci tangan dengan sabun secara berkala, dan mengenakan masker. Selain itu, kita juga dapat menjaga daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup sehat, yaitu asupan makanan bergizi seimbang, konsumsi cairan yang cukup, olahraga teratur dan tidur cukup. 

Mitos 3: Menyemprot tubuh dengan desinfektan merupakan cara untuk melindungi diri dari Covid-19

Fakta: 

Menyemprot tubuh dengan cairan desinfektan tidak dapat melindungi diri dari paparan Covid-19 dan bahkan bisa meracuni tubuh. Cairan desinfektan terbuat dari bahan-bahan kimia yang kuat dan beracun jika sampai terhirup dan masuk ke dalam tubuh. Bahan kimia ini juga bisa mengiritasi kulit dan merusak mata. Cairan desinfektan perlu digunakan secara hati-hati dan hanya dipakai untuk membersihkan permukaan benda saja. Karena berbahaya, simpan bahan desinfektan di tempat yang sulit dijangkau oleh anak kecil ya, Bun. 

Mitos 4: Covid-19 bisa ditularkan dari lalat ataupun nyamuk

Fakta: 

Hingga hari ini, tidak ada bukti ataupun informasi yang menyimpulkan bahwa virus corona dapat berpindah dari lalat. Virus yang menyebabkan Covid-19 ini utamanya bertransmisi melalui droplet yang keluar dari pengidap saat bersin, batuk atau berbicara, yang kemudian terbang di udara atau menempel di permukaan. 

Kita dapat terinfeksi virus jika menyentuh benda yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh mata, mulut, dan hidung, tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Untuk melindungi diri Bunda dari paparan virus ini, jaga jarak setidaknya 1-2 meter dari orang lain dan secara teratur membersihkan permukaan benda yang sering dipegang. Selain itu bersihkan tangan dengan sabun dan hindari menyentuh area mata, hidung dan mulut. 

Mitos 5: Lampu UV dapat digunakan untuk membunuh virus yang ada di tangan dan area kulit lainnya. 

Fakta:

Radiasi sinar UV memang dikatakan dapat membunuh bakteri dan virus. Hanya saja, sebaiknya metode penyinaran sinar UV ini hanya digunakan untuk mendesinfeksi benda-benda atau ruangan. Radiasi sinar UV dapat menyebabkan iritasi kulit dan merusak mata. Lebih baik, bersihkan tangan dan kulit menggunakan sabun. Untuk tangan, Bunda juga bisa menggunakan hand sanitizer berbahan dasar alkohol. 

Baca juga: Ibu Hamil, Ini yang Perlu Diwaspadai soal Virus Corona

Mitos 6: Vaksin pneumonia dan BCG dapat melindungi diri dari infeksi virus corona

Fakta: 

Vaksin yang mencegah pneumonia, seperti vaksin Hib dan influenza tidak memberikan perlindungan dari infeksi virus corona. Virus ini merupakan strain baru yang juga memerlukan vaksin tersendiri. Para peneliti kini tengah mengembangkan vaksin khusus untuk virus corona ini. Meski tidak memberikan perlindungan terhadap virus corona, vaksin tersebut tetap direkomendasikan untuk melindungi kesehatan tubuh. 

Mitos 7: Kumur-kumur dengan air garam bisa mencegah virus corona masuk ke saluran pernapasan dalam. 

Fakta: 

Tidak ada bukti bahwa kumur-kumur dengan air garam secara rutin bisa mencegah infeksi virus corona. Meski ada beberapa bukti terbatas yang menunjukkan bahwa membilaskan air garam melalui hidung bisa membantu proses pemulihan dari penyakit flu biasa. Meski demikian, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa cara ini bisa mencegah infeksi saluran napas.

Continue Reading

Kesehatan dan Gaya Hidup

Ini Cara Membersihkan Rumah agar Terbebas dari Bakteri dan Virus!

mm

Published

on

cara membersihkan rumah
Lakukan cara membersihkan rumah yang efisien agar terbebas dari virus

Virus corona yang menyebabkan Covid-19 kini telah menyebar di Indonesia. Bila terpapar virus ini, dampaknya bisa beragam. Mulai dari tidak ada gejala sama sekali hingga sesak napas dan yang terparah adalah menyebabkan kematian.

Penularan virus satu ini terjadi melalui droplet atau cairan tubuh penderita. Bila penderita batuk atau bersin lalu cairannya masuk ke tubuh kita, maka virus dapat masuk ke dalam tubuh dan berkembang menjadi penyakit. Oleh karena itu, penting sekali bagi kita untuk rajin mencuci tangan sebelum memegang mata, hidung, dan mulut. Pasalnya, melalui 3 organ inilah droplet dari luar bisa masuk ke dalam tubuh.

Nah, rupanya, studi terbaru menyatakan bahwa virus corona yang berasal dari droplet juga bisa bertahan di permukaan benda-benda. Lama waktu bertahannya bervariasi. Di atas permukaan tembaga misalnya, virus corona bisa bertahan selama 4 jam. Sementara itu, di permukaan kardus, ia dapat bertahan hingga 24 jam. Bahkan di permukaan plastik, virus corona bisa bertahan hingga 4 hari. 

Meski belum ada cukup bukti yang mendukung temuan ini, pernyataan ini menandakan bahwa kita dapat tertular virus corona jika menyentuh permukaan benda-benda yang terpapar droplet penderita. Hii ngeri ya! Itulah mengapa, selain rajin membersihkan tangan, kita juga harus rajin membersihkan benda-benda di sekitar kita. Soalnya, setelah pergi dari luar, kita tak pernah tahu bakteri atau virus seperti apa yang kita bawa masuk ke dalam rumah. Lantas, bagaimana sih cara membersihkan rumah yang tepat?

Seberapa Sering Harus Membersihkan Rumah?

Untuk menghindarkan diri dan keluarga dari virus, membersihkan rumah saja tidak cukup. Bunda harus membersihkan rumah sekaligus mendesinfeksi. Apa itu desinfeksi? Yakni tindakan pemberantasan kuman dan virus menggunakan zat kimia. Lakukan ini paling tidak sehari sekali agar terhindar dari bahaya virus. Namun, jika Bunda tinggal bersama keluarga besar dengan banyak orang di dalamnya, proses desinfeksi dianjurkan untuk dilakukan lebih dari sehari sekali.

Apa yang Harus Digunakan sebagai Desinfektan?

Mendesinfeksi rumah tentu membutuhkan larutan desinfeksi. Apa yang bisa Bunda gunakan? Bunda bisa menggunakan cairan desinfeksi yang dijual di apotek terdekat. Ingatlah untuk membelinya di tempat resmi agar terhindar dari produk desinfeksi palsu. Cek selalu kode BPOM yang tertera dalam produk. Bunda bisa membuka situs BPOM untuk melakukan ini.

Jika larutan desinfeksi tidak tersedia, gunakanlah campuran air dan sabun untuk membersihkan permukaan. Atau, gunakan alkohol dengan kandungan minimal 70%.

Bagian Mana yang Harus Diberi Desinfektan?

Bagian terpenting yang harus diberi desinfektan di rumah adalah bagian-bagian yang sering disentuh, seperti gagang pintu, tombol lampu, kran, atau gagang shower. Untuk produk-produk kain, seperti seprai atau tirai, pemberian desinfektan agaknya sulit dilakukan. Karena itu, lebih baik rutin-rutinlah menggantinya. Paling tidak seminggu sekali. Semakin sering maka semakin baik.

Haruskah Rumah Dibersihkan Kembali setelah Tamu Berkunjung?

Jawabannya: ya! Sekali lagi, kita tak pernah tahu apa yang orang lain bawa dari luar rumah. Jadi, setelah tamu berkunjung, segera desinfeksi bagian-bagian rumah yang ia sentuh. Namun, di tengah imbauan physical distancing, ada baiknya Bunda mengurangi dulu ya frekuensi tamu yang berkunjung.

Bagaimana Jika Anggota Keluarga Serumah Menunjukkan Gejala Covid-19?

Sesuai imbauan pemerintah, orang yang menunjukkan gejala Covid-19 diminta mengarantina diri selama 14 hari. Di selang waktu ini, ada baiknya kamar dipisah terlebih dahulu. Begitu pun dengan kamar mandi dan alat makan. Namun, jika memang kamar mandi tidak bisa dipisah karena hanya ada 1, rajin-rajinlah memberi desinfektan selepas kamar mandi digunakan.

Bunda, itulah saran membersihkan rumah yang bisa diterapkan di era pandemi ini. Semoga Bunda dan keluarga sehat selalu.

Continue Reading

Trending