fbpx
Connect with us

Kehamilan

Tips Bagi Bunda yang Hamil Anak Kembar

mm

Published

on

hamil anak kembar
Ketika Bunda hamil anak kembar, ini yang perlu dilakukan.

Bunda yang pernah menjalani kehamilan bayi kembar, pasti merasakan senang yang tak terkira. Ya, bayangkan saja, satu bayi di dalam rahim saja sudah membuat bahagia, apalagi kalau ada dua atau tiga. 

Walau diliputi kebahagiaan, rasa khawatir dan cemas ikut muncul. Perasaan Bunda pun jadi campur aduk. Kekhawatiran timbul mengingat ada masalah atau komplikasi yang berpeluang terjadi. 

Rasa was-was ini bisa ditepis karena teknologi kedokteran saat ini sudah demikian maju. Bunda yang menjalani kehamilan bayi kembar tetap memiliki kesempatan untuk melahirkan bayi kembar yang sehat. 

Kok Bisa Hamil Kembar?

Kalau ada sanak famili dari Anda atau pasangan yang kembar, Anda mempunyai peluang lebih besar untuk hamil bayi kembar. Namun bila tidak ada keluarga yang memiliki anak kembar, Anda bisa-bisa saja menjalani kehamilan kembar. 

Kadangkala, kehamilan kembar dua atau tiga terjadi begitu saja. Tetapi dalam kasus tertentu, faktor khusus turut berperan. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) seperti dilansir Foxnews.com, tingkat kelahiran kembar meningkat 76 persen dalam tiga dekade terakhir.

Mayo Clinic.com menyebutkan kehamilan kembar lebih cenderung dialami ketika Bunda berusia lebih matang. Penyebabnya? Karena adanya perubahan hormon yang membuat lebih dari satu sel telur dilepaskan pada saat bersamaan. 

Selain itu, teknologi reproduksi dengan bantuan seperti bayi tabung atau in-vitro fertilization (IVF) meningkatkan kemungkinan bayi kembar dua atau lebih. 

Kembar ini ada yang identik dan tidak identik. Kembar identik terjadi ketika satu sel telur dibuahi dan berkembang menjadi dua janin. Kedua janin ini bisa berbagi plasenta dengan cairan ketuban atau berbagi plasenta dan cairan ketuban yang terpisah. 

Sementara kembar tidak identik, yang paling sering dijumpai, terjadi ketika dua sel telur dibuahi dengan dua sperma yang berbeda. Masing-masing memiliki plasenta dan cairan ketuban. 

Ini yang Harus Dipersiapkan

Kehamilan bayi kembar diketahui saat Bunda melakukan pemeriksaan dengan USG. Ketika hamil bayi kembar, itu tandanya Bunda harus lebih sering melakukan pemeriksaan kehamilan, berat badan bertambah banyak, kemungkinan terjadi persalinan dini, dan perlu memperhatikan kemungkinan adanya komplikasi. 

Dengan segala kemungkinan yang terjadi itu, ada sejumlah tip yang dapat dilakukan agar Bunda dan bayi kembar tetap sehat hingga persalinan tiba. 

Santap Makanan Bergizi

Hamil bayi kembar tidak berarti Bunda bisa makan secara berlebihan daripada kehamilan tunggal. Tetap ada rekomendasi asupan kalori yang diperbolehkan. 

Kalau pada ibu yang hamil satu bayi, ekstra kalori yang diperlukan adalah 300 Kalori per hari. Sementara ekstra kalori untuk ibu dengan kehamilan bayi kembar adalah 1.000 Kalori setiap hari. Namun ekstra kalori ini mesti diatur dengan baik agar kenaikan berat badan tetap terjaga. 

NHS.uk menyarankan pola makan sehat seimbang yang mencakup banyak asupan buah, sayur, dan biji-bijian. Serat yang terkandung di dalam sumber makanan tersebut akan membantu mencegah sembelit serta memberi asupan sejumlah vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh. 

Untuk protein, konsumsi daging merah tanpa lemak, telur yang dimasak hingga matang, serta kacang-kacangan. Susu, keju, dan yoghurt baik untuk dikonsumsi karena mengandung kalsium yang dibutuhkan ibu hamil. 

Kalau tengah malam Bunda merasa lapar, anjurannya adalah menyantap buah segar, yoghurt rendah lemak, roti lapis isi sayur dengan keju parut dan tuna. 

Jangan lupakan air minum. Pastikan kebutuhan air tercukupi sepanjang hari. Perbanyak minum waktu pagi hingga sore hari dan sedapat mungkin berhenti setelah pukul 20.00. Dengan demikian Bunda bisa tidur lebih tenang tanpa harus bolak-balik ke kamar mandi. 

Tetap Aktif

Olahraga tetap disarankan bagi ibu yang hamil bayi kembar. Tentunya bukan olahraga berat ya, Bun. 

Olahraga yang dipilih hendaknya tidak memberikan tekanan berlebihan pada sendi. Bunda bisa memilih olahraga renang, jalan kaki, yoga hamil, pilates, maupun tai chi. 

Melakukan olahraga selama kehamilan akan membantu mengencangkan otot dan mencegah terjadinya nyeri serta sakit. 

Bersiap dengan Rasa Sakit dan Nyeri

Bukan bermaksud untuk menakuti-nakuti. Namun besar kemungkinan Bunda akan mengalami rasa nyeri yang lebih besar. 

Menurut Natalie Diaz, penulis buku “What to Do When You’re Having Two” seperti disebutkan dalam Foxnews.com, “Tubuh kita dirancang untuk membawa satu bayi saja.”

Begitu ada dua bayi, rahim akan berukuran dua kali lebih besar, dengan lebih cepat. Karenanya, bersiaplah untuk mengalami nyeri punggung dan ligamen. 

Bunda mungkin mulai merasa tidak nyaman di usia kehamilan 25 minggu ketika berat badan yang bertambah. Dengan beban yang kian berat, ada baiknya Bunda memangkas waktu kerja dan banyak beristirahat. 

Periksa Kehamilan Lebih Rutin

Dibandingkan dengan kehamilan tunggal, Anda yang hamil bayi kembar, perlu lebih sering melakukan pemeriksaan kehamilan. Dokter akan mengecek pertumbuhan dan perkembangan janin, memonitor kesehatan Anda, dan mengamati kemungkinan tanda-tanda persalinan prematur. 

Setelah usia kehamilan 30 minggu, Anda akan membutuhkan pemeriksaan USG atau tes lainnya lebih sering. Segala pemeriksaan ini diperlukan guna memastikan bayi dan ibu tetap sehat.  

Persiapkan Kelahiran Lebih Dini

Kehamilan lengkap bagi ibu hamil kembar adalah 37 minggu. Namun bersiaplah untuk menghadapi persalinan lebih cepat. “Lebih banyak bayi yang dikandung, lebih cepat Anda untuk menjalani proses persalinan,” terang dr. Shelly Vaziri Flais, instruktur klinis pediatri di Northwestern University Feinberg School of Medicine serta penulis buku “Raising Twins: Parenting Multiples from Pregnancy Through the School Years.”

Jika persalinan tidak terjadi dengan spontan, dokter biasanya akan merekomendasikan induksi atau persalinan secara Cesar. Rekomendasi diberikan pada waktu tertentu di trimester ketiga. Tujuannya untuk mengurangi risiko komplikasi yang terjadi di trimester ini. 

Cek Fasilitas NICU

NICU atau neonatal intensive care unit adalah unit perawatan intensif untuk bayi baru lahir yang memerlukan penanganan khusus. Meskipun banyak bayi yang lahir setelah usia kehamilan 34 minggu tidak perlu menghabiskan waktu di NICU, tak ada salahnya Anda tetap mengecek fasilitas NICU yang ada di rumah sakit. 

Cari Kelompok Dukungan

Maksudnya adalah mencari ibu yang sedang atau pernah mengalami kehamilan kembar. Anda bisa saling bertukar cerita tentang kehamilan yang dijalani dan diharapkan dapat mengurangi rasa stres. 

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics menunjukkan bahwa perempuan dengan kehamilan kembar mengalami kecenderungan 43 persen lebih sering untuk mengalami simtom depresi pascapersalinan sedang hingga berat dibandingkan yang mengalami kehamilan tunggal. 

Beli Bantal Menyusui Khusus

Khusus maksudnya adalah bantal menyusui yang diperuntukkan bagi bayi kembar. Karena bisa saja Anda menyusui si kembar secara bersamaan. 

Selain bantal ini, jangan lupa untuk berkonsultasi dengan ahli laktasi tentang teknik menyusui bagi bayi kembar. 

Jangan Lupakan Pasangan

Sangat penting untuk tetap bisa meluangkan waktu bersama pasangan secara rutin. Baik untuk berkencan maupun untuk melakukan hubungan seksual. 

Optimis!

Bunda harus yakin dan optimis bahwa kehamilan kembar yang sedang dijalani akan baik-baik saja. Memiliki keyakinan dan rasa optimis yang tinggi ini akan membantu kondisi mental dan bayi Bunda berkembang dengan baik. 

Selamat menjalani kehamilan yang aman dan menyenangkan bersama si kembar ya, Bun. 

Sumber: 

Having Twins? 11 Tips for a Healthy Pregnancy

https://www.foxnews.com/health/having-twins-11-tips-for-a-healthy-pregnancy

Having Twins? How to Stay Healthy

https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/prenatal/Pages/Having-Twins-How-to-Stay-Healthy.aspx

Twin Pregnancy: What Twins or Multiples mean for Mom

https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/in-depth/twin-pregnancy/art-20048161

Your Healthy Twin Pregnancy 

https://www.nhs.uk/conditions/pregnancy-and-baby/twins-healthy-multiple-pregnancy/

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kehamilan

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

mm

Published

on

efek keguguran
Efek keguguran tak hanya pada psikis, tapi juga fisik

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John Legend, sempat berbagi cerita pengalamannya melalui keguguran via Instagram maupun Twitter. Dari kisahnya, kita jadi memahami bahwa keguguran bukanlah pengalaman yang mudah untuk dilalui, baik secara psikis maupun fisik. Efek keguguran pada fisik ibu bahkan bisa bertahan hingga berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.

Bila Bunda adalah salah satu yang baru saja melalui momen berat itu, artikel ini mungkin bisa membantu Bunda memahami perubahan apa saja yang terjadi dan apa yang harus dilakukan karenanya.

Perubahan Fisik setelah Mengalami Keguguran

Di Indonesia, perempuan pekerja yang mengalami keguguran berhak mendapatkan cuti selama 1,5 bulan lamanya. Pemberian waktu istirahat ini bukan tanpa alasan. Selain kondisi emosional yang butuh waktu untuk pulih, kondisi fisik Bunda setelah mengalami keguguran pun akan terasa sangat berbeda.

Dilansir dari Parents.com, semakin lama Bunda mengalami kehamilan sebelum akhirnya keguguran, semakin banyak pula efek keguguran yang akan dirasakan tubuh. Hal paling mungkin yang Bunda rasakan adalah perubahan pada payudara dan kenaikan berat badan. 

Jika Bunda mengalami kematian janin dalam kandungan atau intrauterine fetal death (IUFD) di mana usia kandungan sudah di atas 20 minggu, Bunda mungkin sudah merasakan penuh pada payudara karena ASI sudah mulai dipersiapkan. ASI yang semestinya diperuntukkan bagi bayi, kini tetap tinggal dalam payudara dan bisa menimbulkan rasa sakit.

Tak hanya itu, hal lainnya yang mungkin Bunda alami adalah timbulnya selulit, sakit pada perut, rambut rontok, hingga rasa sakit pada vagina. Rasa sakit pada vagina ini umumnya dirasakan oleh para bunda yang mendapatkan episiotomi (jahitan pada perineum) ketika proses mengeluarkan janin. 

Bunda juga akan merasakan kram perut karena rahim yang berkontraksi untuk mengeluarkan sisa darah. Perdarahan yang lebih banyak dari menstruasi pun akan terjadi. Gumpalan darah pun mungkin akan turut keluar. Bagi Bunda yang sebelumnya pernah melahirkan, rasanya tidak akan jauh berbeda dengan masa nifas. 

Efek keguguran pada tubuh ini bisa bertahan selama beberapa hari bahkan minggu tergantung lamanya kehamilan sebelum mengalami keguguran. Perdarahan yang dialami oleh perempuan saat keguguran di usia 6 minggu biasanya akan lebih sedikit dan singkat dibanding perdarahan pada keguguran di usia 16 minggu.

Kondisi Emosional yang Dialami

Selain perubahan fisik, perubahan emosional tak dapat dinafikan. Rasa bingung, sedih, bahkan bersalah, campur baur jadi satu. Dan rasa duka ini mungkin diperparah dengan kondisi hormon yang berubah tiba-tiba. Saat keguguran terjadi, hormon estrogen dan progesteron turun drastis. Hormon hCG pun pelan-pelan menurun hingga nol. Kondisi emosional yang sudah tak stabil akan bertambah buruk karena hal ini.

Bagaimana Menyelesaikannya?

Kondisi fisik yang melelahkan ditambah dengan kondisi emosional yang masih berduka mungkin membuat Bunda ingin menyendiri dan menjauh dari kehidupan sosial. Its okay, take your time. Namun, jika dirasa Bunda tak dapat menyelesaikannya sendiri, cobalah ungkapkan perasaan kepada orang terdekat yang membuat Bunda nyaman. Entah itu pasangan, orang tua, atau sahabat. 

Tak perlu pula merasa bersalah jika Bunda ingin menerima bantuan sebanyak mungkin. Kondisi fisik yang belum sepenuhnya prima mungkin akan membuat Bunda kesulitan mengerjakan pekerjaan rumah. Jika sahabat ataupun saudara menawarkan bantuan, terimalah selama Bunda merasa nyaman.
Jika bercerita dengan orang terdekat belum juga mendamaikan hati Bunda, Bunda bisa meminta bantuan profesional, seperti terapis, psikolog, ataupun psikiater. Bergabung dalam support group pun terkadang bisa membantu. Namun, pastikan support group yang Bunda ikuti diampu oleh seorang tenaga ahli, ya.

Continue Reading

Kehamilan

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

mm

Published

on

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri bagi ibu hamil dan ibu yang baru melahirkan? Begitu pun pada bayi yang baru lahir.

Risiko selama Kehamilan

Dilansir dari mayoclinic.org, risiko penularan Covid-19 pada ibu hamil berada pada level rendah. Namun, kehamilan meningkatkan risiko komplikasi serius pada bumil yang menderita Covid-19. Menurut Centers for Disease Control and Prevention, ibu hamil dengan Covid-19 lebih berpotensi mengalami masalah pernapasan yang membutuhkan penanganan intensif dibanding pasien yang tidak dalam keadaan hamil. Ibu hamil dengan Covid-19 juga lebih mungkin membutuhkan ventilator.

Sebuah studi dari para peneliti di University of Jordan menunjukkan sisi lain dampak pandemi bagi ibu hamil. Penelitian yang dilakukan pada sekitar 900 orang ibu hamil ini menunjukkan bahwa ada penurunan jumlah pemeriksaan kehamilan yang signifikan. Hanya 4% ibu hamil yang menerima pemeriksaan kehamilan selama lockdown. Padahal, ibu hamil saat pandemi sangat membutuhkan pemeriksaan kehamilan tepat waktu dan berkualitas demi kesehatan bayi yang dikandung. 

Di Indonesia sendiri, Bunda bisa melakukan pemeriksaan kehamilan di bidan yang tentunya lebih dekat dari rumah dan lebih kecil kemungkinannya berkontak dengan pasien lain. Cara ini bisa membuat Bunda tetap mendapatkan pemeriksaan kehamilan meski PSBB diberlakukan. Risiko penularan Covid-19 pun lebih rendah. Dengan catatan, kehamilan Bunda tidak berisiko dan tidak memiliki komplikasi serius ya. Kehamilan dengan risiko sebaiknya langsung diperiksakan ke dokter kandungan.

Persalinan di Tengah Pandemi

Ibu yang hamil saat pandemi berpotensi besar juga melahirkan di kala pandemi. Hal ini bisa menjadi kerugian tersendiri. Mengapa? 

Di masa pandemi, mayoritas faskes hanya memperbolehkan satu pendamping selama persalinan dan selama di ruang perawatan, beberapa faskes bahkan tidak memperbolehkan adanya pendamping sama sekali kala proses melahirkan. Padahal, ibu baru membutuhkan dukungan sebanyak yang diperlukan. Rasa lelah setelah melahirkan ditambah adaptasi dengan kehadiran bayi kadang membuat ibu baru kewalahan. Belum lagi ancaman baby blues yang bisa berkembang menjadi depresi pasca persalinan bila rasa sedih dan stres tinggal berlarut-larut. Angka depresi pasca persalinan sendiri meningkat selama pandemi, loh.

Dampak Pandemi bagi Bayi yang Baru Lahir

Tak hanya bagi Bunda, pandemi juga memiliki dampak sendiri bagi bayi. Sistem imun yang belum sempurna membuat bayi rentan tertular Covid-19, apalagi anak di bawah usia 2 tahun tidak diperbolehkan menggunakan masker karena khawatir mengganggu jalannya pernapasan. 

Belum lagi jika ada anggota keluarga yang kekeuh ingin menjenguk si kecil di tengah pandemi, risikonya pasti akan berlipat. Sulit pasti menerapkan protokol pada keluarga sendiri, tapi tetap dicoba ya, Bun. Mintalah keluarga yang menjenguk mengenakan masker baru ketika berada di dekat si kecil.

Bagi bayi yang orang tuanya terinfeksi Covid-19, ada kerugian lain yang akan dialami. Biasanya, bayi akan dipisahkan dari ibunya dan tidak bisa dirawat gabung demi mencegah penularan. Ini akan mengurangi peluang bayi untuk melakukan skin to skin contact dengan sang bunda. Pada beberapa kasus, ada pula kemungkinan bayi diperbolehkan pulang terlebih dulu dari rumah sakit, sementara sang ibu masih dirawat, sehingga proses menyusui langsung tidak bisa dilakukan dengan optimal.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Untuk meminimalisasi risiko penularan Covid-19 bagi Bunda yang tengah hamil dan keluarga, hal yang bisa dilakukan adalah mematuhi protokol kesehatan. Hindari bepergian ke luar rumah kecuali ada kebutuhan mendesak. Kalaupun harus ke luar rumah, selalu gunakan masker dan jaga jarak. Minta pula orang-orang yang tinggal serumah melakukan hal yang sama. Jangan lupa cuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum menyentuh wajah atau makan/minum. Konsumsi gizi seimbang agar daya tahan tubuh terjaga.

Yang terpenting tetap semangat ya, Bun. Semoga senantiasa sehat!

Continue Reading

Kehamilan

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

mm

Published

on

vaksin covid untuk ibu hamil
Apakah vaksin Covid-19 bagi ibu hamil atau menyusui benar aman dan efektif?

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program yang terus bergulir, banyak juga pertanyaan terkait keamanan dan efektivitas vaksin, salah satunya untuk ibu hamil dan menyusui. 

Berikut ini Ibu Sehati merangkumkan beberapa pertanyaan yang kerap muncul mengenai kaitan vaksin Covid-19 dengan ibu hamil dan menyusui. Yuk, disimak. 

Bagaimana cara kerja vaksin Covid-19?

Tujuan vaksin adalah agar penerima dapat memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit. Untuk Covid-19 itu sendiri, yang menjadi penyebabnya adalah virus SARS CoV-2. Melalui vaksinasi tubuh kita berkenalan dengan virus tersebut. Setelah dikenali, diharapkan tubuh dapat membangun sistem kekebalan untuk melawan virus tersebut. Mereka yang belum menerima vaksin, tubuhnya tidak mengenali virus dan tidak tahu cara melawannya. Itu sebabnya, mereka yang tidak menerima vaksin, dapat jatuh sakit karena tubuh tidak memiliki bekal untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh virus. 

Akan tetapi, kekebalan tubuh itu tidak datang secara serta-merta. Diperlukan waktu bagi vaksin untuk dapat bekerja maksimal. Vaksin SInovac yang digunakan di Indonesia, misalnya, diperlukan dua kali suntikan dengan jarak antara 28 hingga 40 hari. 

Apakah janin bisa mengidap Covid-19 jika ibu hamil menerima vaksin Covid-19?

Melalui vaksinasi Covid-19, bayi dalam kandungan ibu tidak akan terpapar virus. Virus Covid-19 itu sendiri terbuat dari satu protein yang tidak akan bereplikasi di dalam tubuh manusia. Selain tidak menyebabkan seorang yang divaksin menjadi positif Covid-19, begitupun janin dalam perut ibu hamil. 

Apakah vaksin Covid-19 aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Dalam situasi darurat, uji klinis vaksin tidak akan melibatkan ibu hamil. Itu sebabnya, hingga sekarang tidak ada angka efikasi maupun keamanan vaksin bagi ibu hamil. Dari semua vaksin Covid-19 yang beredar saat ini pun tidak ada yang melibatkan ibu menyusui dalam uji klinisnya. 

Namun, vaksin dari jenis mRNA yang tidak diaktifkan, sehingga tidak dapat bereplikasi dibandingkan vaksin lain dengan jenis yang sama seperti vaksin tetanus, difteri maupun influenza. Sehingga, secara umum vaksin jenis ini aman dan dapat memberikan perlindungan pasif untuk janin, serta tidak menyebabkan keguguran maupun kelainan kongenital. 

Namun demikian, sejumlah badan dunia, organisasi profesi, lembaga kesehatan nasional maupun internasional seperti World Health Organisation (WHO) dan Persatuan Obstetri dan Ginekolog Indonesia (POGI) belum merekomendasikan vaksinasi Covid-19 untuk ibu hamil. Sebaliknya, vaksinasi bagi ibu menyusui diperbolehkan sepanjang tidak ada kontraindikasi. 

Apakah perlu berhenti menyusui setelah divaksin?

Bayi akan mendapatkan segudang manfaat dari air susu ibu. Manfaat ASI bagi tumbuh kembang bayi begitu berlimpah, termasuk di dalamnya antibodi. Itu sebabnya, Bunda tidak perlu berhenti menyusui setelah menerima vaksin Covid-19. Bahkan bayi dapat menerima manfaat vaksin dari ASI Bunda. 

Saya berencana menjalankan program hamil, apakah boleh divaksin?

Jika Bunda berencana menjalankan program kehamilan, sebaiknya tunda terlebih dahulu sampai mendapatkan vaksin Covid-19. Bunda dapat menjalankan program hamil paling lama 4 minggu setelah divaksin untuk menghindari Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

Saya tengah melaksanakan vaksinasi lain, apakah dapat menerima vaksin Covid-19?

Tergantung vaksinasi apa yang sedang dilaksanakan. Jika dari vaksinasi tersebut diharapkan angkat titer antibodi tinggi dalam waktu yang cepat, maka vaksinasi tersebut perlu diselesaikan terlebih dahulu. Sementara untuk pemberian vaksin yang bersifat booster atau penguat, dapat ditunda.  

Apakah vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kemandulan?

Tidak ada bukti bahwa vaksin Covid-19 menyebabkan kemandulan. Kabar ini sempat beredar Desember tahun lalu. Dikatakan bahwa kandungan yang ada pada vaksin bisa menyerang protein yang diperlukan untuk perkembangan plasenta. Akan tetapi, direktur WHO menepis kabar tersebut. Menurut situs Healthline, protein vaksin Covid-19 merupakan struktur yang sama sekali berbeda dari protein yang ada di plasenta. Sehingga, keduanya tidak berhubungan. 

Continue Reading

Trending