fbpx
Connect with us

Kehamilan

Cek, Ini Tips Diet untuk Promil

mm

Published

on

diet promil
Diet untuk promil, agar cepat hamil.

Sebenarnya, tidak perlu menunggu hamil untuk menerapkan pola makan sehat. Ada baiknya diet sehat justru dimulai sejak Bunda menikah atau merencanakan kehamilan. Pasalnya nutrisi dalam tubuh Bunda juga menentukan kualitas telur yang dihasilkan bahkan meningkatkan fertilitas Anda dan mengurangi risiko cacat janin.

Nggak ada ruginya sama sekali kan? Nah pola makan seperti apa yang sebaiknya Anda terapkan? Cek informasi seputar diet promil di bawah ini.

Pastikan makanan yang Anda konsumsi mengandung nutrisi penting

Pola makan dengan nutrisi seimbang merupakan panduan yang umum. Namun sebagai calon ibu, Anda akan memerlukan beberapa nutrisi khusus, yang sayangnya kerap terlupakan. Beberapa nutrisi tersebut adalah:

Asam folat/folat

Termasuk jenis vitamin B (B9) adalah salah satu nutrisi penting yang perlu Anda konsumsi sebelum dan selama kehamilan. Jumlah asupan asam folat yang dianjurkan adalah sekitar 400 – 800 mikrogram per hari, setidaknya sebulan sebelum hamil. Peran asam folat tidak hanya penting dalam pembentukan sel-sel tubuh yang sehat tapi juga dalam mencegah cacat janin seperti spina bifida dan anencephaly. Asam folat ditemukan dalam sayuran hijau seperti daun selada atau bayam serta buah seperti jeruk. Kacang-kacangan dan polong-polongan juga sumber asam folat yang baik. Akan tetapi, akan sulit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ini dari makanan saja. Sebab itu, asupan dari suplemen atau multivitamin juga diperlukan.

Kalsium

Mineral ini membantu sistem reproduksi berfungsi dengan baik dan bahkan bisa meningkatkan kesuburan.  Sekitar 99% asupan kalsium Anda akan disimpan di gigi dan kalsium, namun ‘tabungan’ ini perlu dipersiapkan sejak dini. Ketika hamil nanti, ‘tabungan’ inilah yang akan digunakan untuk membantu pertumbuhan tulang dan gigi si kecil. Jika simpanan kalsium Anda tidak banyak, maka kebutuhan ini akan membuat tulang dan gigi Anda keropos. Akibatnya, tubuh akan kekurangan kalsium dan risiko osteoporosis akan meningkat. Penuhi asupan kalsium Anda dari susu dan produk turunannya seperti yogurt dan keju. Sumber kalsium lainnya adalah sayuran hijau seperti kale dan brokoli.

Zat besi

Perempuan yang cukup mengonsumsi zat besi akan lebih berkesempatan untuk hamil dibanding perempuan dengan kadar zat besi yang rendah. Mineral ini juga penting selama masa kehamilan karena membantu janin mendapat asupan oksigen dan nutrisi yang cukup. Asupan zat besi yang tidak mencukupi bisa berujung pada berat bayi lahir rendah (BBLR) dan bahkan lahir prematur. Anda membutuhkan sekitar 18 mg zat besi per hari dari sumber makanan seperti daging (sapi, ayam, kambing) dan sayur bayam.

Asam lemak

Tidak selamanya lemak itu buruk. Asam lemak omega-3 akan membantu mengatur hormon yang penting dalam pembentukan telur dan meningkatkan aliran darah ke organ-organ reproduksi. Selain meningkatkan asupan asam lemak baik, hindari asam lemak jenuh yang ada dalam mentega dan daging merah. Hindari pula lemak trans yang ditemukan dalam junk food seperti kukis dan keripik. Asam lemak omega-3 dapat diperoleh dari konsumsi makanan laut seperti salmon, tuna, dan ikan mackerel. Kacang-kacangan dan biji- bijian seperti walnut, flaxseed dan chiaseed juga sumber asam lemak omega-3 yang baik.

Yodium

Mineral ini membantu tubuh memproduksi hormon tiroid yang fungsinya mengatur metabolisme. Bila Anda sedang bersiap untuk hamil, atur pola makan agar mendapat asupan 150 mikrogram yodium per hari. Yodium bisa ditemukan dalam makanan seperti susu dan produknya serta garam beryodium.

Serat:

Tambah asupan karbohidrat yang perlu waktu lebih lama untuk dicerna dalam pola makan Anda. Selain membantu meningkatkan fertilitas, menurut National Institutes of Health, asupan serat 10 gram sehari dapat mengurangi risiko diabetes gestasional sampai 26%. Beberapa sumber serat yang bisa Anda tambahkan ke dalam pola makan adalah gandum utuh, buah dan sayuran, kacang-kacangan dan polong.

Protein

Nutrisi makro ini merupakan asupan utama dalam pola makan sehari-hari dan penting untuk pertumbuhan janin. Saran konsumsi protein adalah 2 sampai 3 porsi per hari atau sekitar 20% dari total asupan dan usahakan satu di antaranya bersumber dari tumbuhan (misalnya kacang-kacangan dan biji-bijian). Konsumsi terlalu banyak protein hewani ternyata juga bisa menghambat usaha Anda untuk hamil.

Terapkan pola makan yang baik

Selain memastikan asupan nutrisi yang baik, terapkan pula pola makan yang baik. Beberapa hal ini bisa Anda lakukan:

  • Batasi asupan gula: Mungkin sulit untuk tidak mengonsumsinya sama sekali, namun ada baiknya mengurangi asupan gula. Terlalu banyak asupan gula dapat menghambat promil Anda.
  • Analisa pola makan Anda. Ketika menjalankan diet promil, ada baiknya cek pola makan Anda sebelumnya. Jika Anda menerapkan pola makan tertentu, misalnya diet keto, berkonsultasilah dengan dokter untuk mengarahkan diet Anda demi memenuhi nutrisi yang diperlukan.
  • Perhatikan kebersihan makanan. Keracunan makanan adalah hal yang berbahaya, apalagi bagi Anda yang hamil. Hal ini bisa menyebabkan bayi lahir prematur dan masalah kesehatan lainnya. Beberapa keracunan makanan dapat memengaruhi kesehatan janin bahkan bila hal ini terjadi sebelum Anda hamil. Misalnya jika ibu tidak sengaja mengonsumsi merkuri, logam yang terkandung dalam beberapa ikan laut dan dapat membahayakan perkembangan sistem saraf janin.
  • Patuhi jadwal makan, tiga kali sehari. Jangan lewati jadwal makan Anda. Janin memerlukan asupan nutrisi sehari penuh, 24 jam sehari.
  • Kurangi asupan kafein. Jika Anda sedang menjalani promil, jaga asupan kafein tidak lebih dari 200 mg atau sekitar satu cangkir per hari.
  • Berhenti merokok. Mengisap tembakau bisa membuat Anda lebih sulit hamil. Dan ketika Anda hamil, risiko keguguran juga bisa meningkat. Lagipula asap rokok, baik yang diisap langsung maupun terisap dari perokok di sekitar Anda, bisa menyebabkan berat bayi lahir rendah dan meningkatkan risiko cacat janin.

Itu dia beberapa nutrisi dan pola makan yang baik diterapkan jika Anda menjalani promil. Memastikan asupan makanan bergizi dan pola makan sehat membantu tubuh bersiap untuk hamil dan membantu pertumbuhan janin nantinya.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kehamilan

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

mm

Published

on

efek keguguran
Efek keguguran tak hanya pada psikis, tapi juga fisik

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John Legend, sempat berbagi cerita pengalamannya melalui keguguran via Instagram maupun Twitter. Dari kisahnya, kita jadi memahami bahwa keguguran bukanlah pengalaman yang mudah untuk dilalui, baik secara psikis maupun fisik. Efek keguguran pada fisik ibu bahkan bisa bertahan hingga berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.

Bila Bunda adalah salah satu yang baru saja melalui momen berat itu, artikel ini mungkin bisa membantu Bunda memahami perubahan apa saja yang terjadi dan apa yang harus dilakukan karenanya.

Perubahan Fisik setelah Mengalami Keguguran

Di Indonesia, perempuan pekerja yang mengalami keguguran berhak mendapatkan cuti selama 1,5 bulan lamanya. Pemberian waktu istirahat ini bukan tanpa alasan. Selain kondisi emosional yang butuh waktu untuk pulih, kondisi fisik Bunda setelah mengalami keguguran pun akan terasa sangat berbeda.

Dilansir dari Parents.com, semakin lama Bunda mengalami kehamilan sebelum akhirnya keguguran, semakin banyak pula efek keguguran yang akan dirasakan tubuh. Hal paling mungkin yang Bunda rasakan adalah perubahan pada payudara dan kenaikan berat badan. 

Jika Bunda mengalami kematian janin dalam kandungan atau intrauterine fetal death (IUFD) di mana usia kandungan sudah di atas 20 minggu, Bunda mungkin sudah merasakan penuh pada payudara karena ASI sudah mulai dipersiapkan. ASI yang semestinya diperuntukkan bagi bayi, kini tetap tinggal dalam payudara dan bisa menimbulkan rasa sakit.

Tak hanya itu, hal lainnya yang mungkin Bunda alami adalah timbulnya selulit, sakit pada perut, rambut rontok, hingga rasa sakit pada vagina. Rasa sakit pada vagina ini umumnya dirasakan oleh para bunda yang mendapatkan episiotomi (jahitan pada perineum) ketika proses mengeluarkan janin. 

Bunda juga akan merasakan kram perut karena rahim yang berkontraksi untuk mengeluarkan sisa darah. Perdarahan yang lebih banyak dari menstruasi pun akan terjadi. Gumpalan darah pun mungkin akan turut keluar. Bagi Bunda yang sebelumnya pernah melahirkan, rasanya tidak akan jauh berbeda dengan masa nifas. 

Efek keguguran pada tubuh ini bisa bertahan selama beberapa hari bahkan minggu tergantung lamanya kehamilan sebelum mengalami keguguran. Perdarahan yang dialami oleh perempuan saat keguguran di usia 6 minggu biasanya akan lebih sedikit dan singkat dibanding perdarahan pada keguguran di usia 16 minggu.

Kondisi Emosional yang Dialami

Selain perubahan fisik, perubahan emosional tak dapat dinafikan. Rasa bingung, sedih, bahkan bersalah, campur baur jadi satu. Dan rasa duka ini mungkin diperparah dengan kondisi hormon yang berubah tiba-tiba. Saat keguguran terjadi, hormon estrogen dan progesteron turun drastis. Hormon hCG pun pelan-pelan menurun hingga nol. Kondisi emosional yang sudah tak stabil akan bertambah buruk karena hal ini.

Bagaimana Menyelesaikannya?

Kondisi fisik yang melelahkan ditambah dengan kondisi emosional yang masih berduka mungkin membuat Bunda ingin menyendiri dan menjauh dari kehidupan sosial. Its okay, take your time. Namun, jika dirasa Bunda tak dapat menyelesaikannya sendiri, cobalah ungkapkan perasaan kepada orang terdekat yang membuat Bunda nyaman. Entah itu pasangan, orang tua, atau sahabat. 

Tak perlu pula merasa bersalah jika Bunda ingin menerima bantuan sebanyak mungkin. Kondisi fisik yang belum sepenuhnya prima mungkin akan membuat Bunda kesulitan mengerjakan pekerjaan rumah. Jika sahabat ataupun saudara menawarkan bantuan, terimalah selama Bunda merasa nyaman.
Jika bercerita dengan orang terdekat belum juga mendamaikan hati Bunda, Bunda bisa meminta bantuan profesional, seperti terapis, psikolog, ataupun psikiater. Bergabung dalam support group pun terkadang bisa membantu. Namun, pastikan support group yang Bunda ikuti diampu oleh seorang tenaga ahli, ya.

Continue Reading

Kehamilan

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

mm

Published

on

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri bagi ibu hamil dan ibu yang baru melahirkan? Begitu pun pada bayi yang baru lahir.

Risiko selama Kehamilan

Dilansir dari mayoclinic.org, risiko penularan Covid-19 pada ibu hamil berada pada level rendah. Namun, kehamilan meningkatkan risiko komplikasi serius pada bumil yang menderita Covid-19. Menurut Centers for Disease Control and Prevention, ibu hamil dengan Covid-19 lebih berpotensi mengalami masalah pernapasan yang membutuhkan penanganan intensif dibanding pasien yang tidak dalam keadaan hamil. Ibu hamil dengan Covid-19 juga lebih mungkin membutuhkan ventilator.

Sebuah studi dari para peneliti di University of Jordan menunjukkan sisi lain dampak pandemi bagi ibu hamil. Penelitian yang dilakukan pada sekitar 900 orang ibu hamil ini menunjukkan bahwa ada penurunan jumlah pemeriksaan kehamilan yang signifikan. Hanya 4% ibu hamil yang menerima pemeriksaan kehamilan selama lockdown. Padahal, ibu hamil saat pandemi sangat membutuhkan pemeriksaan kehamilan tepat waktu dan berkualitas demi kesehatan bayi yang dikandung. 

Di Indonesia sendiri, Bunda bisa melakukan pemeriksaan kehamilan di bidan yang tentunya lebih dekat dari rumah dan lebih kecil kemungkinannya berkontak dengan pasien lain. Cara ini bisa membuat Bunda tetap mendapatkan pemeriksaan kehamilan meski PSBB diberlakukan. Risiko penularan Covid-19 pun lebih rendah. Dengan catatan, kehamilan Bunda tidak berisiko dan tidak memiliki komplikasi serius ya. Kehamilan dengan risiko sebaiknya langsung diperiksakan ke dokter kandungan.

Persalinan di Tengah Pandemi

Ibu yang hamil saat pandemi berpotensi besar juga melahirkan di kala pandemi. Hal ini bisa menjadi kerugian tersendiri. Mengapa? 

Di masa pandemi, mayoritas faskes hanya memperbolehkan satu pendamping selama persalinan dan selama di ruang perawatan, beberapa faskes bahkan tidak memperbolehkan adanya pendamping sama sekali kala proses melahirkan. Padahal, ibu baru membutuhkan dukungan sebanyak yang diperlukan. Rasa lelah setelah melahirkan ditambah adaptasi dengan kehadiran bayi kadang membuat ibu baru kewalahan. Belum lagi ancaman baby blues yang bisa berkembang menjadi depresi pasca persalinan bila rasa sedih dan stres tinggal berlarut-larut. Angka depresi pasca persalinan sendiri meningkat selama pandemi, loh.

Dampak Pandemi bagi Bayi yang Baru Lahir

Tak hanya bagi Bunda, pandemi juga memiliki dampak sendiri bagi bayi. Sistem imun yang belum sempurna membuat bayi rentan tertular Covid-19, apalagi anak di bawah usia 2 tahun tidak diperbolehkan menggunakan masker karena khawatir mengganggu jalannya pernapasan. 

Belum lagi jika ada anggota keluarga yang kekeuh ingin menjenguk si kecil di tengah pandemi, risikonya pasti akan berlipat. Sulit pasti menerapkan protokol pada keluarga sendiri, tapi tetap dicoba ya, Bun. Mintalah keluarga yang menjenguk mengenakan masker baru ketika berada di dekat si kecil.

Bagi bayi yang orang tuanya terinfeksi Covid-19, ada kerugian lain yang akan dialami. Biasanya, bayi akan dipisahkan dari ibunya dan tidak bisa dirawat gabung demi mencegah penularan. Ini akan mengurangi peluang bayi untuk melakukan skin to skin contact dengan sang bunda. Pada beberapa kasus, ada pula kemungkinan bayi diperbolehkan pulang terlebih dulu dari rumah sakit, sementara sang ibu masih dirawat, sehingga proses menyusui langsung tidak bisa dilakukan dengan optimal.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Untuk meminimalisasi risiko penularan Covid-19 bagi Bunda yang tengah hamil dan keluarga, hal yang bisa dilakukan adalah mematuhi protokol kesehatan. Hindari bepergian ke luar rumah kecuali ada kebutuhan mendesak. Kalaupun harus ke luar rumah, selalu gunakan masker dan jaga jarak. Minta pula orang-orang yang tinggal serumah melakukan hal yang sama. Jangan lupa cuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum menyentuh wajah atau makan/minum. Konsumsi gizi seimbang agar daya tahan tubuh terjaga.

Yang terpenting tetap semangat ya, Bun. Semoga senantiasa sehat!

Continue Reading

Kehamilan

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

mm

Published

on

vaksin covid untuk ibu hamil
Apakah vaksin Covid-19 bagi ibu hamil atau menyusui benar aman dan efektif?

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program yang terus bergulir, banyak juga pertanyaan terkait keamanan dan efektivitas vaksin, salah satunya untuk ibu hamil dan menyusui. 

Berikut ini Ibu Sehati merangkumkan beberapa pertanyaan yang kerap muncul mengenai kaitan vaksin Covid-19 dengan ibu hamil dan menyusui. Yuk, disimak. 

Bagaimana cara kerja vaksin Covid-19?

Tujuan vaksin adalah agar penerima dapat memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit. Untuk Covid-19 itu sendiri, yang menjadi penyebabnya adalah virus SARS CoV-2. Melalui vaksinasi tubuh kita berkenalan dengan virus tersebut. Setelah dikenali, diharapkan tubuh dapat membangun sistem kekebalan untuk melawan virus tersebut. Mereka yang belum menerima vaksin, tubuhnya tidak mengenali virus dan tidak tahu cara melawannya. Itu sebabnya, mereka yang tidak menerima vaksin, dapat jatuh sakit karena tubuh tidak memiliki bekal untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh virus. 

Akan tetapi, kekebalan tubuh itu tidak datang secara serta-merta. Diperlukan waktu bagi vaksin untuk dapat bekerja maksimal. Vaksin SInovac yang digunakan di Indonesia, misalnya, diperlukan dua kali suntikan dengan jarak antara 28 hingga 40 hari. 

Apakah janin bisa mengidap Covid-19 jika ibu hamil menerima vaksin Covid-19?

Melalui vaksinasi Covid-19, bayi dalam kandungan ibu tidak akan terpapar virus. Virus Covid-19 itu sendiri terbuat dari satu protein yang tidak akan bereplikasi di dalam tubuh manusia. Selain tidak menyebabkan seorang yang divaksin menjadi positif Covid-19, begitupun janin dalam perut ibu hamil. 

Apakah vaksin Covid-19 aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Dalam situasi darurat, uji klinis vaksin tidak akan melibatkan ibu hamil. Itu sebabnya, hingga sekarang tidak ada angka efikasi maupun keamanan vaksin bagi ibu hamil. Dari semua vaksin Covid-19 yang beredar saat ini pun tidak ada yang melibatkan ibu menyusui dalam uji klinisnya. 

Namun, vaksin dari jenis mRNA yang tidak diaktifkan, sehingga tidak dapat bereplikasi dibandingkan vaksin lain dengan jenis yang sama seperti vaksin tetanus, difteri maupun influenza. Sehingga, secara umum vaksin jenis ini aman dan dapat memberikan perlindungan pasif untuk janin, serta tidak menyebabkan keguguran maupun kelainan kongenital. 

Namun demikian, sejumlah badan dunia, organisasi profesi, lembaga kesehatan nasional maupun internasional seperti World Health Organisation (WHO) dan Persatuan Obstetri dan Ginekolog Indonesia (POGI) belum merekomendasikan vaksinasi Covid-19 untuk ibu hamil. Sebaliknya, vaksinasi bagi ibu menyusui diperbolehkan sepanjang tidak ada kontraindikasi. 

Apakah perlu berhenti menyusui setelah divaksin?

Bayi akan mendapatkan segudang manfaat dari air susu ibu. Manfaat ASI bagi tumbuh kembang bayi begitu berlimpah, termasuk di dalamnya antibodi. Itu sebabnya, Bunda tidak perlu berhenti menyusui setelah menerima vaksin Covid-19. Bahkan bayi dapat menerima manfaat vaksin dari ASI Bunda. 

Saya berencana menjalankan program hamil, apakah boleh divaksin?

Jika Bunda berencana menjalankan program kehamilan, sebaiknya tunda terlebih dahulu sampai mendapatkan vaksin Covid-19. Bunda dapat menjalankan program hamil paling lama 4 minggu setelah divaksin untuk menghindari Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

Saya tengah melaksanakan vaksinasi lain, apakah dapat menerima vaksin Covid-19?

Tergantung vaksinasi apa yang sedang dilaksanakan. Jika dari vaksinasi tersebut diharapkan angkat titer antibodi tinggi dalam waktu yang cepat, maka vaksinasi tersebut perlu diselesaikan terlebih dahulu. Sementara untuk pemberian vaksin yang bersifat booster atau penguat, dapat ditunda.  

Apakah vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kemandulan?

Tidak ada bukti bahwa vaksin Covid-19 menyebabkan kemandulan. Kabar ini sempat beredar Desember tahun lalu. Dikatakan bahwa kandungan yang ada pada vaksin bisa menyerang protein yang diperlukan untuk perkembangan plasenta. Akan tetapi, direktur WHO menepis kabar tersebut. Menurut situs Healthline, protein vaksin Covid-19 merupakan struktur yang sama sekali berbeda dari protein yang ada di plasenta. Sehingga, keduanya tidak berhubungan. 

Continue Reading

Trending