Kesehatan dan Gaya Hidup
Agar Tetap Nyaman, Yuk Patuhi 5 Etika Menjenguk Ibu yang Baru Melahirkan Ini

Salah satu budaya yang masih dilakukan di Indonesia hingga saat ini adalah menjenguk ibu yang baru saja melahirkan. Biasanya, sanak saudara, tetangga, rekan kerja, atau kenalan, akan berkunjung untuk melihat keadaan ibu dan bayi sambil membawakan kado.
Meskipun didasari motivasi yang baik, kunjungan ini bisa jadi justru berdampak negatif. Terutama apabila pengunjung tidak memperhatikan etika yang seharusnya dipatuhi. Bahkan sangat mungkin, banyak yang tidak mengetahui keberadaan etika itu sendiri.
Nah, untuk menghindari hal-hal yang membuat ibu jadi tidak nyaman, ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang etika menjenguk ibu yang baru melahirkan.
Baca juga: Tips Menyusui dengan Sukses pada 48 Jam Pertama Setelah Melahirkan
Jangan berkunjung jika sedang dalam keadaan sakit
Setelah bersalin, wajar jika kondisi ibu masih sangat lemah. Oleh karena itu, ibu membutuhkan waktu yang cukup untuk memulihkan diri. Pada masa tersebut, ibu rentan tertular penyakit seperti batuk atau pilek. Penyakit tersebut bahkan bisa menular pada bayi karena imunitasnya yang masih lemah. Untuk menghindari hal ini, aturlah jadwal berkunjung pada saat kondisi tubuh sedang sehat.
Beri kabar terlebih dahulu
Etika menjenguk ibu yang kadang kala diabaikan adalah memberi tahu kapan akan berkunjung. Padahal, sebagai ibu baru, perlu waktu menyesuaikan diri dengan kesibukan barunya; dari menyusui, mengganti pakaian, memandikan, dan tentu saja beristirahat. Dengan memberi kabar dan membuat janji, ibu bisa mengatur diri sehingga lebih siap ketika dikunjungi.
Tahu kapan waktu untuk pulang
Tujuan menjenguk adalah untuk bertemu langsung dengan ibu dan bayinya serta melihat kondisi mereka. Selain itu, mengucapkan selamat atas proses persalinan yang telah berlangsung dengan lancar juga perlu dilakukan. Nah, setelah tujuan tercapai, waktunya untuk pamit. Jangan sampai waktu berkunjung berubah menjadi ajang bercerita panjang lebar atau malah temu kangen dengan sesama pengunjung.
Minta izin sebelum posting
Anda mungkin ingin menyebarkan berita baik ini ke teman-teman yang tidak sempat menjenguk. Maksud Anda baik, tapi sebaiknya pastikan bahwa ibu tidak berkeberatan jika Anda mengunggah foto anaknya ke media sosial. Pasalnya tidak semua orangtua berkenan jika foto wajah dan nama anaknya tersebar luar via media sosial dengan alasan privasi dan keamanan.
Baca juga: Inilah Mengapa Pengawasan Pasca Persalinan itu Penting
Simpan pertanyaan atau nasihat yang tidak perlu
Oleh keluarganya atau orang-orang yang berkunjung sebelumnya, ibu pasti telah menerima banyak nasihat tentang cara memulihkan diri atau merawat anak. Karena itu, sebaiknya hindari topik sejenis untuk menghindari kebosanan. Ajaklah ibu mengobrol tentang hal-hal yang ringan atau dengarkan dengan empati jika ia ingin menceritakan pengalamannya.
Pertanyaan-pertanyaan atau ucapan menyudutkan juga tidak perlu diungkapkan, misalnya mengapa memilih untuk melahirkan dengan operasi caesar, mengapa bayi tidak dibedong, mengapa memilih rumah bersalin tertentu, dan sebagainya, Bagaimanapun, ibu pasti memiliki pertimbangan tersendiri yang sebaiknya dihormati.
Nah, inilah beberapa etika menjenguk ibu yang baru saja melahirkan. Berbagai informasi lainnya seputar kelahiran juga dapat Bunda temukan via Facebook serta Instagram Ibu Sehati untuk melihat berbagai panduan lainnya.
Kesehatan dan Gaya Hidup
Mitos dan Fakta Seputar Covid-19 yang Perlu Bunda Ketahui

Virus corona berhasil meluluhlantakkan kehidupan manusia. Keganasan virus strain baru, SARS Cov-2 dari jenis corona ini membuat roda kehidupan seakan berhenti sejenak. Pasalnya, selain obat dan vaksin untuk virus ini belum berhasil ditemukan, masih banyak hal yang belum diketahui dari virus ini. Ketidaktahuan inilah yang akhirnya memungkinkan beredarnya informasi yang salah tentang penyakit Covid-19 dan virus corona itu sendiri.
Agar tidak sesat, berikut ini beberapa mitos dan fakta tentang Covid-19 dan virus corona.
Mitos 1: Obat yang ampuh mengatasi Covid-19 sudah ditemukan dan dipatenkan.
Fakta:
Hingga saat ini belum ada obat yang dilisensikan untuk mengatasi Covid-19. Meski demikian, beberapa percobaan obat sedang dilakukan oleh beberapa produsen farmasi. Sempat beredar kabar bahwa hydroxychloroquine ampuh mengatasi Covid-19. Namun sesungguhnya hingga saat ini belum ada riset yang membuktikan hal ini. Bahkan penyalahgunaan obat hydroxychloroquine dapat menimbulkan efek samping dan penyakit yang lebih serius, bahkan menyebabkan kematian.
Baca juga: Obat yang Aman Dikonsumsi saat Hamil
Salah satu obat lain yang sempat diuji, yaitu remdesivir, kini telah disetujui oleh FDA untuk digunakan sebagai salah satu obat untuk mengatasi Covid-19. Meski telah disetujui, remdesivir yang tadinya digunakan sebagai obat untuk Ebola ini pun tidak nyata-nyata berhasil mengatasi Covid-19. Hasil riset yang dilakukan di Amerika memperlihatkan bahwa remdesivir sanggup mengurangi masa perawatan pasien Covid-19 hingga 30 persen.
Mitos 2: Mengonsumsi cabai bisa mencegah Covid-19
Fakta:
Cabai memang bisa melezatkan makanan yang kita santap, tapi tidak bisa mencegah apalagi mengobati Covid-19. Cara terbaik untuk melindungi diri kita dari Covid-19 adalah dengan menjaga jarak aman dari orang lain, mencuci tangan dengan sabun secara berkala, dan mengenakan masker. Selain itu, kita juga dapat menjaga daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup sehat, yaitu asupan makanan bergizi seimbang, konsumsi cairan yang cukup, olahraga teratur dan tidur cukup.
Mitos 3: Menyemprot tubuh dengan desinfektan merupakan cara untuk melindungi diri dari Covid-19
Fakta:
Menyemprot tubuh dengan cairan desinfektan tidak dapat melindungi diri dari paparan Covid-19 dan bahkan bisa meracuni tubuh. Cairan desinfektan terbuat dari bahan-bahan kimia yang kuat dan beracun jika sampai terhirup dan masuk ke dalam tubuh. Bahan kimia ini juga bisa mengiritasi kulit dan merusak mata. Cairan desinfektan perlu digunakan secara hati-hati dan hanya dipakai untuk membersihkan permukaan benda saja. Karena berbahaya, simpan bahan desinfektan di tempat yang sulit dijangkau oleh anak kecil ya, Bun.
Mitos 4: Covid-19 bisa ditularkan dari lalat ataupun nyamuk
Fakta:
Hingga hari ini, tidak ada bukti ataupun informasi yang menyimpulkan bahwa virus corona dapat berpindah dari lalat. Virus yang menyebabkan Covid-19 ini utamanya bertransmisi melalui droplet yang keluar dari pengidap saat bersin, batuk atau berbicara, yang kemudian terbang di udara atau menempel di permukaan.
Kita dapat terinfeksi virus jika menyentuh benda yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh mata, mulut, dan hidung, tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Untuk melindungi diri Bunda dari paparan virus ini, jaga jarak setidaknya 1-2 meter dari orang lain dan secara teratur membersihkan permukaan benda yang sering dipegang. Selain itu bersihkan tangan dengan sabun dan hindari menyentuh area mata, hidung dan mulut.
Mitos 5: Lampu UV dapat digunakan untuk membunuh virus yang ada di tangan dan area kulit lainnya.
Fakta:
Radiasi sinar UV memang dikatakan dapat membunuh bakteri dan virus. Hanya saja, sebaiknya metode penyinaran sinar UV ini hanya digunakan untuk mendesinfeksi benda-benda atau ruangan. Radiasi sinar UV dapat menyebabkan iritasi kulit dan merusak mata. Lebih baik, bersihkan tangan dan kulit menggunakan sabun. Untuk tangan, Bunda juga bisa menggunakan hand sanitizer berbahan dasar alkohol.
Baca juga: Ibu Hamil, Ini yang Perlu Diwaspadai soal Virus Corona
Mitos 6: Vaksin pneumonia dan BCG dapat melindungi diri dari infeksi virus corona
Fakta:
Vaksin yang mencegah pneumonia, seperti vaksin Hib dan influenza tidak memberikan perlindungan dari infeksi virus corona. Virus ini merupakan strain baru yang juga memerlukan vaksin tersendiri. Para peneliti kini tengah mengembangkan vaksin khusus untuk virus corona ini. Meski tidak memberikan perlindungan terhadap virus corona, vaksin tersebut tetap direkomendasikan untuk melindungi kesehatan tubuh.
Mitos 7: Kumur-kumur dengan air garam bisa mencegah virus corona masuk ke saluran pernapasan dalam.
Fakta:
Tidak ada bukti bahwa kumur-kumur dengan air garam secara rutin bisa mencegah infeksi virus corona. Meski ada beberapa bukti terbatas yang menunjukkan bahwa membilaskan air garam melalui hidung bisa membantu proses pemulihan dari penyakit flu biasa. Meski demikian, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa cara ini bisa mencegah infeksi saluran napas.
Kesehatan dan Gaya Hidup
Ini Cara Membersihkan Rumah agar Terbebas dari Bakteri dan Virus!

Virus corona yang menyebabkan Covid-19 kini telah menyebar di Indonesia. Bila terpapar virus ini, dampaknya bisa beragam. Mulai dari tidak ada gejala sama sekali hingga sesak napas dan yang terparah adalah menyebabkan kematian.
Penularan virus satu ini terjadi melalui droplet atau cairan tubuh penderita. Bila penderita batuk atau bersin lalu cairannya masuk ke tubuh kita, maka virus dapat masuk ke dalam tubuh dan berkembang menjadi penyakit. Oleh karena itu, penting sekali bagi kita untuk rajin mencuci tangan sebelum memegang mata, hidung, dan mulut. Pasalnya, melalui 3 organ inilah droplet dari luar bisa masuk ke dalam tubuh.
Nah, rupanya, studi terbaru menyatakan bahwa virus corona yang berasal dari droplet juga bisa bertahan di permukaan benda-benda. Lama waktu bertahannya bervariasi. Di atas permukaan tembaga misalnya, virus corona bisa bertahan selama 4 jam. Sementara itu, di permukaan kardus, ia dapat bertahan hingga 24 jam. Bahkan di permukaan plastik, virus corona bisa bertahan hingga 4 hari.
Meski belum ada cukup bukti yang mendukung temuan ini, pernyataan ini menandakan bahwa kita dapat tertular virus corona jika menyentuh permukaan benda-benda yang terpapar droplet penderita. Hii ngeri ya! Itulah mengapa, selain rajin membersihkan tangan, kita juga harus rajin membersihkan benda-benda di sekitar kita. Soalnya, setelah pergi dari luar, kita tak pernah tahu bakteri atau virus seperti apa yang kita bawa masuk ke dalam rumah. Lantas, bagaimana sih cara membersihkan rumah yang tepat?
Seberapa Sering Harus Membersihkan Rumah?
Untuk menghindarkan diri dan keluarga dari virus, membersihkan rumah saja tidak cukup. Bunda harus membersihkan rumah sekaligus mendesinfeksi. Apa itu desinfeksi? Yakni tindakan pemberantasan kuman dan virus menggunakan zat kimia. Lakukan ini paling tidak sehari sekali agar terhindar dari bahaya virus. Namun, jika Bunda tinggal bersama keluarga besar dengan banyak orang di dalamnya, proses desinfeksi dianjurkan untuk dilakukan lebih dari sehari sekali.
Apa yang Harus Digunakan sebagai Desinfektan?
Mendesinfeksi rumah tentu membutuhkan larutan desinfeksi. Apa yang bisa Bunda gunakan? Bunda bisa menggunakan cairan desinfeksi yang dijual di apotek terdekat. Ingatlah untuk membelinya di tempat resmi agar terhindar dari produk desinfeksi palsu. Cek selalu kode BPOM yang tertera dalam produk. Bunda bisa membuka situs BPOM untuk melakukan ini.
Jika larutan desinfeksi tidak tersedia, gunakanlah campuran air dan sabun untuk membersihkan permukaan. Atau, gunakan alkohol dengan kandungan minimal 70%.
Bagian Mana yang Harus Diberi Desinfektan?
Bagian terpenting yang harus diberi desinfektan di rumah adalah bagian-bagian yang sering disentuh, seperti gagang pintu, tombol lampu, kran, atau gagang shower. Untuk produk-produk kain, seperti seprai atau tirai, pemberian desinfektan agaknya sulit dilakukan. Karena itu, lebih baik rutin-rutinlah menggantinya. Paling tidak seminggu sekali. Semakin sering maka semakin baik.
Haruskah Rumah Dibersihkan Kembali setelah Tamu Berkunjung?
Jawabannya: ya! Sekali lagi, kita tak pernah tahu apa yang orang lain bawa dari luar rumah. Jadi, setelah tamu berkunjung, segera desinfeksi bagian-bagian rumah yang ia sentuh. Namun, di tengah imbauan physical distancing, ada baiknya Bunda mengurangi dulu ya frekuensi tamu yang berkunjung.
Bagaimana Jika Anggota Keluarga Serumah Menunjukkan Gejala Covid-19?
Sesuai imbauan pemerintah, orang yang menunjukkan gejala Covid-19 diminta mengarantina diri selama 14 hari. Di selang waktu ini, ada baiknya kamar dipisah terlebih dahulu. Begitu pun dengan kamar mandi dan alat makan. Namun, jika memang kamar mandi tidak bisa dipisah karena hanya ada 1, rajin-rajinlah memberi desinfektan selepas kamar mandi digunakan.
Bunda, itulah saran membersihkan rumah yang bisa diterapkan di era pandemi ini. Semoga Bunda dan keluarga sehat selalu.
Kesehatan dan Gaya Hidup
15 Daftar Lagu yang Asyik untuk Berhubungan Intim

Seiring berjalannya sebuah hubungan, kerapkali hubungan seksual terasa lebih seperti rutinitas daripada passionate activity. Padahal, seperti namanya, making love, semestinya hubungan seksual juga dipenuhi dengan cinta. Dengan demikian, hubungan seks tak sekadar menjadi hubungan seks, tapi juga bisa mengakrabkan Bunda dengan pasangan.
Untuk meningkatkan suasana hati di kamar, mungkin Bunda perlu sedikit trik. Caranya mudah dan tak neko-neko. Cukup buka Spotify atau Apple Music Bunda dan putar lagu-lagu yang asyik untuk berhubungan intim ini!
Adorn-Miguel
Lagu ini adalah kombinasi yang pas antara sifat atraktif dan sensual. Musiknya yang sedikit upbeat akan membuat Bunda dan pasangan bersemangat. Namun, di sisi lain, liriknya yang romantis akan membuat Bunda dan pasangan jatuh cinta lagi.
Let’s Get It On-Marvin Gaye
Aha! Lagu satu ini tidak boleh dilewatkan kala Bunda bercinta. Let’s Get It On adalah lagu legendaris yang dinyanyikan oleh Marvin Gaye yang dikenal dapat meningkatkan hasrat seksual. Saking terkenalnya, Marvin Gaye bahkan menjadi judul lagu sendiri yang dinyanyikan oleh Charlie Puth dan Meghan Trainor. “Lets Marvin Gaye and get it on…”
I’m a Slave 4 U-Britney Spears
Tidak ada yang bisa menandingi suara seksi Britney di lagu ini. Setel lagu ini saat foreplay dan rasakan manfaatnya pada pengalaman seks Bunda. Baik Bunda dan pasangan dijamin tak akan mampu menampik keseksian lagu ini.
Rock Your Body-Justin Timberlake
Jika tadi kita membicarakan Britney, saatnya membicarakan sang mantan: Justin Timberlake. Sama seperti Britney, Justin adalah figur selebritas yang tak bisa ditampik keseksiannya. Dan ini terlihat dalam lagunya yang berjudul “Rock Your Body”. Lagu bagus plus suara seksi Justin? Siapa yang tak bersemangat?
Partition-Beyonce
Another sexy human is here! Lagu Partition dari Beyonce sangat cocok untuk menemani momen bercinta Anda dan pasangan. Selain suara Beyonce yang super menggoda, musik lagu ini juga sangat mendukung mood bercinta.
Selain kelima lagu itu, masih banyak loh Bun lagu lainnya untuk meningkatkan mood bercinta. Dilansir dari Self.com, ini daftarnya.
- Don’t” – Bryson Tiller
- “Marvins Room” – Drake
- “The Morning” – The Weeknd
- “Or Nah” (featuring the Weeknd, Wiz Khalifa and DJ Mustard) – Ty Dolla $ign
- “Lotus Flower Bomb” (featuring Miguel) – Wale
- “L$D” – A$AP Rocky
- “Crew Love”– Drake
- “Sorry” – Rick Ross
- “Swimming Pools (Drank)” – Kendrick Lamar
- “Love Yourz” – J. Cole
Bunda, itulah daftar lagu yang bisa diputar kala melakukan hubungan seksual. Selamat mencoba!
-
Kehamilan2 years ago
Bunda, Ini Pentingnya Menghitung Tinggi Fundus Pada Saat Hamil
-
Kehamilan2 years ago
Ini Fakta Seputar Perut Hamil Bunda
-
Kehamilan2 years ago
5 Jenis Infeksi yang Menyebabkan Cacat Janin
-
Kehamilan2 years ago
Letak dan Posisi Janin selama Kehamilan, Ini yang Perlu Bunda Ketahui
-
Persalinan2 years ago
Jelang Persalinan, Ini 7 Fakta Kontraksi yang Harus Bunda Tahu
-
Kehamilan2 years ago
Ini Bedanya Hamil di Usia 20, 30, dan 40
-
Kehamilan2 years ago
Yang Perlu Bunda Ketahui Soal Gerakan Janin
-
Kehamilan2 years ago
Gejala yang Akan Dihadapi Bunda di Trimester Ketiga