fbpx
Connect with us

Parenting

Ini Penyebab Gangguan Pola Tidur pada Bayi dan Cara Mengatasinya

mm

Published

on

pola tidur bayi
Pola tidur bayi memang berbeda. Jika bayi Bunda sulit tidur, ini yang bisa dilakukan.

Pola tidur bayi baru lahir biasanya belum terbentuk dan kerap membuat orang tuanya kelelahan. Di waktu yang seharusnya kita beristirahat, si kecil malahan membuka matanya lebar-lebar. Sebaliknya di saat seharusnya ia beraktivitas atau di siang hari, ia tertidur saja seharian.  

Bersiaplah Ayah dan Bunda, pola tidur bayi akan menjadi salah satu hal yang mewarnai dinamika kehidupan sebagai orangtua baru. Selain masalah pola tidur bayi baru lahir, gangguan pola tidur ini juga bisa terjadi saat si kecil sakit, tumbuh gigi atau teething, mengalami perubahan rutinitas, ataupun mencapai milestone tertentu. 

Meski begitu, Bunda atau Ayah dapat membantu si kecil untuk tidur dengan lebih nyaman dan membentuk pola tidurnya dengan mengetahui apa yang menyebabkannya sulit tidur. Yuk, coba kenali masalah tidur yang terjadi pada si kecil dan bagaimana mengatasinya. 

Masalah bayi baru lahir

Bayi baru lahir masih beradaptasi dengan pola tidur yang normal. Pada usia ini biasanya si kecil tidur 14 sampai 17 jam sehari, yang dibagi menjadi dua yaitu 8 sampai 9 jam tidur malam dan 7 hingga 9 jam tidur siang. Tentu saja ia belum bisa tidur tanpa terbagun. Itu artinya di malam maupun siang hari ia akan bangun beberapa kali untuk menyusui. 

Bayi baru lahir biasanya tidur sebentar-sebentar diselingi menyusu. Ya, dengan kebutuhannya untuk menyusui, rasanya seperti tidak ada istirahat untuk Bunda, ya. Ia pun masih sering menangis karena merasa belum nyaman. Agar Bunda tetap dapat beristirahat, cobalah menyusui si kecil dalam posisi berbaring menyamping

Bayi tidak suka tidur telentang

Si kecil jadi gelisah saat dibaringkan secara telentang? Umumnya bayi, terutama yang baru lahir, memang merasa lebih nyaman saat tidur tengkurap. Akan tetapi posisi ini juga menimbulkan risiko kematian bayi yang dikenal dengan sudden infant death syndrome (SIDS). Sehingga para ahli pun merekomendasikan untuk menidurkan bayi secara telentang. Jikapun Bunda menidurkan si kecil dalam posisi tengkurap, pastikan untuk selalu mengawasinya ya. 

Jika si kecil tidak mau tidur telentang, coba diskusikan hal ini dengan dokter anak. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan tidak ada penyebab atau kondisi fisik yang menyebabkan ketidaknyamanan ini. Umumnya kondisi ini semata disebabkan karena bayi tidak nyaman dengan posisi ini. 

Jika memang itu kasusnya, ada beberapa trik mudah yang bisa dicoba untuk lebih membiasakan si kecil tidur telentang, misalnya dengan membedong atau memberikannya dot untuk tidur. Terapkan hal ini sampai si kecil merasa nyaman tidur telentang. 

Terbalik antara siang dan malam 

Namanya juga anak kecil yang belum tahu apa-apa, wajar jika ia tidak bisa membedakan waktu siang dan malam. Andalah yang dapat menerapkan kebiasaan tidur di malam hari dan beraktivitas di siang hari. 

Umumnya seiring berjalannya waktu, kebiasaan ini akan berubah mengikuti pola tidur ayah dan bunda. Meski demikian ada beberapa cara yang dapat membantunya membedakan siang dan malam dengan lebih cepat. Misalnya, batasi tidur siang selama maksimal 3 jam setiap kali. Artinya jika ia tertidur selama 3 jam, bangunkanlah untuk memberinya susu. Selain itu coba matikan lampu kamar tidur dan TV, serta kegiatan yang terlalu menstimulasi di malam hari.

Menolak tidur

Biasanya terjadi pada bayi menginjak usia 4 bulan. Bayi yang biasanya tidur selalu itu akan mulai menolak untuk tidur. Oh, tidak! Kondisi ini juga bisa berulang saat bayi berusia 8 sampai 10 bulan, dan 12 bulan. Walau juga tidak menutup kemungkinan hal ini terjadi kapan saja, tidak tergantung usia. Bersiap ya, Bunda.

Mengapa hal ini terjadi? Pada usia ini bayi sudah mulai mengenal dunia di sekelilingnya. Ia merasa tertarik dengan semua yang terjadi. Rasanya dunia begitu seru dan menyenangkan, sayang kalau ditinggal tidur, Bun. 

Untuk mengatasinya, cobalah untuk membangun rutinitas sebelum tidur dan konsisten melakukannya. Ritual tersebut dapat dimulai dari memandikan, menyusui, membacakan cerita, kemudian menyanyikan lagu pengantar tidur dan memberinya pelukan. Juga pastikan si kecil mendapatkan cukup tidur di siang hari sebagai pengganti waktu tidurnya yang hilang di malam hari. 

Tenang saja, Bun. Biasanya kondisi ini hanya sementara. Ketika ia sudah terbiasa dengan kondisi sekitarnya, pola tidur bayi akan kembali normal. 

Perubahan pola tidur siang

Ketika usianya bertambah, jam tidur siang si kecil pun berkurang. Jika bayi Bunda menyambut perubahan ini secara positif dengan tidur malam lebih lama, tentu kebiasaan ini perlu diteruskan. Namun jika ia menjadi lebih rewel di malam hari atau sulit tidur malam, mungkin dia merasa terlalu lelah dan Bunda perlu mengajaknya untuk tidur siang lebih lama. 

Cobalah untuk menerapkan rutinitas menenangkan untuk membawanya tidur siang, misalnya dengan memasang musik yang menenangkan, pijat lembut di tubuhnya, dan membacakan cerita. Mungkin ia tidak akan langsung mengikuti rutinitas ini dengan tidur siang, akan tetapi cobalah untuk konsisten sampai akhirnya ia mengerti. Konsistensi adalah kunci, Bunda. 

Tidak mampu tidur secara mandiri 

Baik orang dewasa maupun bayi, bisa saja terbangun dua kali sepanjang tidur malam. Kebiasaan tidur malam yang baik akan terbentuk jika si kecil sudah mampu jatuh tidur secara mandiri, baik sebelum tidur malam maupun saat ia terbangun di malam hari. 

Kebiasaan ini sudah bisa dilatih saat usia si kecil menginjak usia 6 bulan. Namun jika ia belum mampu melakukannya sendiri, alias masih disusui atau diayun untuk membantunya tertidur kembali, maka mungkin Bunda bisa melakukan latihan tidur untuknya. 

Mulailah membangun rutinitas sebelum tidur. Jika si kecil masih ketergantungan dengan ASI sebelum tidur, mulailah menjadwalkan pemberian ASI terakhirnya 30 menit sebelum jam tidur yang direncanakan. Kemudian, saat dia mengantuk tapi belum tidur, taruh si kecil di tempat tidurnya. Mungkin dia akan rewel pada awalnya, tapi tahan diri Bunda untuk tidak segera menggendongnya. Berikan dia kesempatan untuk menenangkan diri sendiri. Jika ia mulai mengenyot ibu jarinya, tidak apa. Kebiasaan ini tidak terlalu buruk dan dapat membantunya tertidur secara mandiri. 

Lalu bagaimana jika ia terbangun di malam hari? Boleh-boleh saja mendekati dan menengoknya, tapi coba tahan diri untuk tidak segera menggendong dan menyusuinya. Saat ia sudah menguasai teknik menenangkan diri sendiri, ia akan tidur lagi secara mandiri. Usapan atau tepukan pelan di bokong sudah cukup membuatnya tenang. 

Dalam menerapkan sleep training diperlukan konsistensi ya, Bun. Membiarkan si kecil menangis tanpa menggendong dan mengayunnya memang terdengar tega. Akan tetapi, saat berusia 6 bulan, si kecil sudah dapat menggunakan tangisan sebagai ‘senjata’. Dengan menerapkan kebiasaan di atas, ia akan belajar bahwa tangisannya tidak sejitu itu. Pada akhirnya ia akan berhenti menangis dan memilih beristirahat, biasanya pada latihan di malam ketiga atau keempat. 

Itu tadi beberapa masalah gangguan pola tidur bayi. Selamat mencoba beberapa trik di atas, ya. 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kesehatan

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

mm

Published

on

bayi dirawat di nicu
Bayi dirawat di NICU ketika lahir prematur.

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang baru lahir. Kapan seorang bayi yang baru lahir dirawat di NICU? Bayi yang baru lahir dirawat di NICU ketika ia lahir prematur (kurang dari usia 37 minggu) atau lahir dengan kesulitan bernapas. 

Kebanyakan bayi dirawat di NICU selama 24 jam saja. Namun, tidak menutup kemungkinan bayi bisa lebih lama dirawat di sana. Ada yang butuh perawatan di NICU selama beberapa hari, ada pula yang berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Tergantung kondisi si adik bayi.

Meski begitu, tak peduli berapa lama bayi berada di NICU, hal ini bisa menjadi masa yang berat bagi orang tua. Mengingat ibu biasanya masih dalam tahap pemulihan pasca melahirkan, Ayahlah yang akan lebih banyak berperan dalam perawatan bayi selama di NICU. Apa yang mesti dilakukan? Berikut panduannya.

Kenali Siapa Dokter yang Menangani

Saat bayi berada di NICU, apalagi di masa pandemi seperti ini, kesempatan Ayah untuk selalu berada di dekat si kecil berkurang. Efeknya, Ayah mungkin sedang tidak ada di tempat kala dokter melakukan visit. Untuk mengatasi hal ini, coba tanyakan kepada perawat siapa saja dokter yang bertanggung jawab atas kondisi si kecil. Karena, bisa saja ada beberapa dokter yang menanganinya. 

Tanyakan pada pukul berapa dokter akan visit atau apakah ada kemungkinan Ayah bisa menemui dokter di poli. Usahakan bertemu langsung dengan dokter setiap hari untuk mengetahui informasi perkembangan kondisi si kecil.

Bantu Antarkan ASI

Bayi yang dirawat di NICU bukan berarti tidak bisa mendapatkan ASI. Si kecil tetap bisa meminum ASI yang diperah yang kemudian diberikan melalui bantu oleh perawat. Demi mendukung si kecil mendapatkan ASI eksklusif, Ayah bisa membantu Bunda yang sedang dalam proses pemulihan pasca melahirkan untuk mengantarkan ASIP. Bawa ASIP dalam cooler bag agar terjaga nutrisinya.

Tetap Lakukan Bonding

Meski si kecil dirawat dalam inkubator, Ayah tetap bisa memulai menjalin bonding. Mintalah waktu sebentar untuk berada di sisinya. Ayah juga bisa menawarkan diri untuk mengganti popok si kecil. Saat berada di sisi inkubator, selalu ajak adik bayi bicara. Nyanyikan lagu pengantar tidur pun boleh.

Beri Penjelasan kepada Si Kakak

Pengalaman ini bukan hanya berat dan membingungkan bagi Ayah dan Bunda, tetapi juga bagi si kakak. Jika si kecil memiliki kakak, pastikan kakak mengerti mengapa adiknya belum bisa pulang ke rumah dan perlu dirawat di rumah sakit. Pun, jangan lupa untuk tetap meluangkan waktu untuknya dan memperhatikan kebutuhannya. 

Perawatan bayi baru lahir di NICU mungkin akan sangat menguras waktu dan tenaga Ayah dan Bunda, tetapi tetap jangan biarkan si kakak merasa ditinggalkan. Jika Ayah dan Bunda belum bisa meluangkan banyak waktu karena fokus mengurus perawatan bayi di NICU, katakanlah permohonan maaf secara langsung kepada si kakak dan jelaskan alasannya. Minta pula kepada anggota keluarga lain, entah itu kakek atau nenek, untuk sementara waktu memberi perhatian ekstra kepada si kakak.

Perhatikan Diri Sendiri

Di masa seperti ini, Ayah mungkin adalah orang yang diharapkan paling kuat dan tegar. Namun, Ayah juga manusia. Ayah pun pasti merasakan kesedihan dan kebingungan ketika bayi dirawat di NICU. Jika Ayah merasakan hal ini, jangan ragu untuk membaginya bersama Bunda. Ayah juga bisa mencari support group yang beranggotakan orang tua dengan pengalaman yang sama. Dari support group biasanya akan ada banyak hal untuk dipelajari. Oh ya, jangan pula lupakan kebutuhan mendasar Ayah, seperti makan dan tidur. 

Continue Reading

Kesehatan

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

mm

Published

on

ruang nicu
Ruang NICU untuk merawat bayi prematur.

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua tidak dapat menghindari hal ini. Di Amerika Serikat, 1 dari 10 bayi dilahirkan terlalu dini atau kurang dari 37 minggu. 

Sementara di Indonesia, dari RISKESDAS 2018 diketahui terdapat 675.700 kelahiran prematur di Indonesia setiap tahun. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kelahiran prematur ke-5 tertinggi di dunia. 

Bayi prematur ini akan dirawat di ruang NICU atau Neonatal Intensive Care Unit hingga organ-organ tubuhnya dapat berfungsi dengan baik untuk dapat hidup secara mandiri. Mengenai apa dan bagaimana ruang NICU, yuk simak beberapa hal ini. 

Ruang NICU adalah

Ruang NICU adalah ruang perawatan bayi baru lahir maupun bayi yang memerlukan perawatan medis khusus. Ruangan ini dilengkapi dengan peralatan pendukung dan staf/perawat yang terlatih.

Alasan bayi dirawat di ruang NICU 

Selama di rahim, si kecil sangat tergantung dengan tubuh Bunda. Ia bernapas dan makan melalui plasenta Bunda. Akan tetapi setelah lahir, ia tidak bisa lagi bergantung kepada Bunda. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan baru dan menggunakan organ-organ tubuhnya sendiri untuk bertahan hidup. 

Sayangnya tidak semua bayi terlahir dalam kondisi sehat, sehingga proses adaptasi tersebut tidak serta-merta berjalan mulus. Bayi tersebut memerlukan pertolongan medis untuk bisa hidup. Beberapa alasan yang membuat bayi baru lahir harus dirawat di ruang NICU adalah bayi yang lahir prematur, bayi yang mengalami masalah kesehatan, bayi dengan berat badan rendah dan bayi dengan berat lebih dari 4000 gr (makrosomia).

Berbagai masalah kesehatan yang membuat bayi dirawat di NICU sangat beragam dan juga bergantung dari kondisi bayi pada saat itu. Di antara masalah kesehatan tersebut adalah anemia, gangguan pernapasan, pneumonia, masalah jantung, jaundice (bayi kuning), masalah pencernaan, intra uterine growth restriction (IUGR) atau bayi yang perkembangannya di dalam rahim terhambat

Berapa lama bayi dirawat di NICU?

Jangka waktu perawatan bayi di ruang NICU bisa berbeda-beda, dari hanya beberapa jam, beberapa hari, bahkan berbulan-bulan. Ada banyak faktor yang menentukannya, akan tetapi yang paling dasar adalah apakah bayi sudah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri; bisa menyusu, bernapas tanpa bantuan alat, dan menunjukkan tren pertumbuhan yang positif.

Siapa saja yang bertugas di ruang NICU? 

Bertugas menjaga perawatan bayi dengan kebutuhan medis khusus, tentu saja ruang NICU dijaga oleh banyak staf terlatih yang tidak sembarangan. Sebagai pemimpin tim, biasanya ditunjuk seorang neonatologist (dokter anak dengan sub spesialis perawatan bayi prematur), perawat bayi baru lahir, dan suster. Selain itu, fasilitas ini juga didukung oleh tenaga ahli lain yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan keluarga. Misalnya konselor laktasi, dokter gizi, dokter jantung bahkan psikolog. 

Apakah biaya perawatan NICU ditanggung BPJS?

BPJS Kesehatan yang Bunda miliki hanya dapat digunakan untuk menutupi biaya pemeriksaan kehamilan, biaya melahirkan dan pemeriksaan bayi baru lahir. Jika ternyata si kecil memerlukan perawatan tambahan di rumah sakit, BPJS Bunda tidak dapat menanggungnya. 

Yang perlu Bunda lakukan adalah membuat BPJS untuk si kecil. Akan tetapi perlu dipastikan bahwa Bunda tercatat sebagai peserta BPJS Kesehatan dan aktif membayar iuran. Si kecil harus segera didaftarkan untuk mendapatkan fasilitas jaminan kesehatan dari BPJS Kesehatan.

Berapa biaya perawatan di ruang NICU?

Mengingat perawatan intensif dengan alat-alat kesehatan dan tenaga kesehatan terlatih, biaya perawatan ruang NICU tentu saja lebih tinggi dari kamar perawatan biasa. Dilansir dari kitabisa.com biaya perawatan bayi di ruang ini bisa mencapai 2 juta rupiah per hari. Biaya ini juga tergantung dari kondisi medis bayi dan perawatan yang ia terima di ruang NICU.

Continue Reading

Parenting

Cara Membangun Kemampuan Sosial Anak di Tengah Pandemi

mm

Published

on

kemampuan sosial anak
Kemampuan sosial anak bisa dilatih di rumah.

Pandemi sudah berjalan kurang lebih selama setahun. Bersamanya, seruan untuk di rumah saja demi memutus mata rantai Covid-19 terus didengungkan. Diam di rumah saja tentu bagus demi kepentingan bersama. Namun, ada efek samping dari mengisolasi diri yang mungkin luput dari perhatian kita, yakni hilangnya kesempatan anak untuk meningkatkan kemampuan dalam bersosialisasi.

Tahukah, Bun? Anak-anak usia sekolah sedang berada dalam tahap perkembangan penting perihal kemampuan bersosialisasi. Penting bagi mereka untuk belajar membangun pertemanan dan berkomunikasi dengan orang lain. Kondisi pandemi mau tidak mau mengurangi kesempatan anak akan hal ini.

Namun, Bunda tak perlu panik, ya. Ada sejumlah cara alternatif yang bisa Bunda coba di rumah untuk membantu anak membangun kemampuan sosialnya, meski ia tak rutin bertemu teman sebaya.

Ajak Anak Memahami Emosinya

Jangankan anak-anak, kita yang dewasa saja kadang sulit menyampaikan emosi yang kita rasa. Maka dari itu, kita perlu mengajak anak untuk mulai memahami emosinya sedari dini. Dilansir dari Parents.com, salah satu cara supaya anak mau dan mampu untuk menyampaikan emosinya dimulai dari keaktifan orang tua

Di pengujung hari, Bunda atau Ayah bisa menanyakan perasaan si kecil selama seharian. Misalnya dengan pertanyaan, “Apa sih yang kamu rasakan seharian ini?”. Supaya lebih mudah bagi si kecil untuk menyampaikannya, gunakanlah chart yang berisi berbagai emoji dengan ekspresi berbeda-beda. Minta si kecil menunjuk emoji yang paling sesuai dengan perasaannya di hari itu.

Biarkan Ia Mandiri

Sebagai orang tua, kita mungkin akan tergelitik untuk selalu membantu buah hati. Namun, Bun, cobalah sedikit menahan diri. Bila si kecil sedang mengerjakan pekerjaan rumah, menyapu atau memakai baju misalnya, jangan terburu-buru “terjun” untuk menyelesaikan pekerjaannya. Biarkan ia bereksplorasi dan menemukan caranya sendiri. Bunda mungkin gemas melihatnya, tapi bersabarlah. Dengan membiarkan ia mandiri, Bunda dan Ayah sedang membangun kepercayaan dirinya yang akan sangat berguna di kehidupan sosialnya nanti.

Buat Kontak Mata

Pernah dengar nasihat untuk duduk bersimpuh kala berbicara dengan si kecil? Nasihat ini benar loh, Bun. Kuncinya sebenarnya bukan pada duduknya, tapi pada kontak matanya. Ketika duduk bersimpuh di hadapan si kecil, level mata Bunda akan sejajar dengan matanya sehingga kontak mata terjadi.

Saat berbicara dengan anak, jagalah kontak mata ini. Niscaya, mereka akan lebih mendengarkan perkataan Bunda. Tak hanya itu, dengan kebiasaan ini, anak akan sadar bahwa kontak mata adalah kunci terpenting dalam komunikasi. Saat nanti bergaul dengan orang lain, ia akan meniru kebiasaan ini.

Lakukan Permainan yang Melibatkan Keluarga

Saat Bunda dan Ayah telah tuntas menyelesaikan pekerjaan serta si kecil sudah selesai menyelesaikan tugas sekolahnya, luangkanlah waktu untuk family game night. Bunda dan Ayah bisa mengajak si kecil untuk melakukan permainan sederhana, tapi bermakna, misalnya ular tangga, halma, atau ludo. Dengan bermain game, si kecil akan belajar mengikuti peraturan, menghargai orang lain, bahkan belajar bekerja sama.

Beberapa cara itulah yang bisa dilakukan di rumah untuk membantu mengembangkan kemampuan sosial anak. Selamat mencoba ya, Bunda dan Ayah!

Continue Reading

Trending